~~~
Flo sedikit mengeluarkan air matanya karena terlalu puas tertawa, mendengarkan cerita yang keluar dari mulut Laskar, perihal kencan butanya semalam. Katanya, kencannya berakhir zonk. Perempuan montok nan seksinya sama sekali tidak sesuai dengan harapan Laskar. Setidaknya, meskipun memiliki postur rata, berpenampilan lah dengan baik dan rapih.
Jika kalian melihat ondel-ondel, sepertinya akan hampir sebelas-dua belas dengan perempuan yang dia temui semalam.
Gavin bahkan sampai meledeknya dengan terang-terangan. "Mulung di mana lo, badut jalanan kaya gitu?"
Ah sudahlah, membayangkannya saja sudah membuat Laskar bergidik ngeri lagi. Demi apapun, dia kapok menggunakan aplikasi kencan buta yang justru berakhir penipuan itu.
"Makanya kalo mau kencan itu liat dulu spesifikasi cewenya kek gimana, bego!" Saran Ethan yang sebenarnya jengkel juga, memiliki sahabat macam Laskar.
Khususnya untuk Laskar, tidak punya teman kencan, sama dengan tidak punya uang jajan untuk besok. Kelimpungannya minta ampun.
"Sosoan, mau cewe yang body nya bagus. Lo aja barang bekas, alias rongsok!" Seru Gavin kembali menghadirkan tawa mereka. Termasuk Flo yang sudah memegangi perutnya.
"Si anjing," Dengus Laskar meminum jus nya dengan kesal.
"Tobat lo, dapetnya janda bodong baru tau rasa!"
Laskar melirik Gavin dengan sinis. "Julid amat yaa epribadih."
"Btw Yang, nanti kalo gue ngirimin foto cewe, lo nilai ya?" Laskar memandang Flo yang sedang memakan keripik kentang milik Naresh. Flo hanya terkikik geli, lalu mengangguk, mengacungkan jempolnya. "Gue takut zonk lagi. Mental gue aja kemarin sempet break dance." Lanjutnya kemudian.
"Goblok, kirain mau insaf!" Komentar Naresh ikut jengah.
Sementara itu, Flo mendadak tersedak saat matanya melihat keberadaan seseorang yang sedang berjalan ke arahnya.
Wait a minute, ini matanya sedang tidak nge-blur kan? Jika iya, sungguh keterlaluan! Bagaimana bisa matanya tiba-tiba melihat Denzel ada di sini, dan sekarang tepat di depannya?!
"Om Denzel?"
"Saya ga telat, kan?" Tanya Denzel sembari melirik jam tangan yang melekat ditangan kirinya.
Flo terdiam. Begitu pula dengan ke-empat sahabat Flo.
"Zayn ada urusan mendadak yang ga bisa ditinggalin. Dia nyuruh saya buat gantiin jadi wali kamu."
Ekspresi Flo sekarang sudah menjelaskan semuanya. Dia jelas terkejut. Bisa-bisanya, Zayn meminta tolong pada Denzel? Bukannya apa-apa, tentunya Flo tidak enak hati karena dengan kedatangan Denzel kemari saja, berarti secara tidak langsung dia menghambat pekerjaannya, bukan?
Tolong catat, Denzel bukan sekedar pengusaha biasa. Tetapi dia pengusaha kelas atas.
Flo benar-benar tidak habis pikir dengan abang sepupunya itu. Tahu begini, mungkin kemarin Flo akan mengiyakan tawaran dari Naresh atau pun Ethan.
Tanpa pikir panjang, Flo pun menarik lengan Denzel agar mengikuti langkahnya. Meninggalkan ke-empat sahabat Flo yang tengah menatapnya dengan penuh tuntutan penjelasan. Jangankan mereka, dia sendiri saja tidak tahu apa-apa sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of My Heart [Completed]
FanficBerawal dari sebuah pertemuan yang tidak disengaja, hingga tanpa sadar membawa keduanya terjebak dalam perasaan yang sama. "Sekali lagi, terima kasih?" Mengerti tatapannya, Flo langsung menyerukan namanya. "Flo, Florenza Qiandra." "Yaa, terima kasih...