~~~
"Good morning, Mom, Dad." Sapa Flo ceria.
"Morning too, princess."
"Morning too, sayang."
Keduanya membalas dengan dibarengi sebuah senyuman. Flo yang mengamati ekspresi juga momen kebersamaan mereka dipagi ini, tidak bisa menutupi rasa senangnya. Meskipun semenjak tinggal di apartemen, bisa dikatakan Flo lebih mandiri dari biasanya, namun hal itu tidak merubah image nya saat sedang bersama kedua orang tuanya.
Kelebihannya, Flo ini selalu tampil apa adanya. Meskipun sesekali sering terdengar ada orang yang mencemoohnya;
"Seharusnya jadi anak tunggal itu bisa diandelin, bukannya malah manja-manjaan kaya ga punya masa depan."
Ya, percayalah bahwa kata-kata diatas lah yang paling sering Flo dengar. Namun Flo sendiri jarang ambil pusing mengenai hal itu. Karena pada dasarnya, setiap perkembangan yang ada didalam diri kita itu ada masanya. Dan, Flo rasa sekarang ini waktunya dia untuk menikmati masa-masa sekolahnya. Tidak peduli dengan ucapan orang-orang diluar sana yang suka menyinggungnya sebagai putri semata wayang dari Rio Arhadi, karena intinya masa-masa sekarang memang perlu dinikmati sebaik mungkin.
Toh, selama ini pun kedua orang tuanya tidak pernah membebaninya dengan embel-embel putri tunggal, yang mengharuskan dirinya melakukan ini-itu, agar dapat diandalkan dimasa depan.
"Thank you, Mom." Flo berujar sembari mengecup singkat pipi Widya yang baru saja menghidangkan nasi goreng dipiringnya.
"Ini kan hari libur, sayang? Tumben udah bangun?" Singgung Rio yang sejak tadi memang memperhatikan pergerakan putrinya.
"Sekarang aku udah biasa bangun jam segini, Dad!"
"Oh ya?" Kekehnya gemas.
"Sejak kapan Daddy ngeraguin aku?" Cetus Flo.
Rio lantas tersenyum hangat. Dia tentu tidak bisa menutupi kekagumannya, karena dia sendiri tahu persis bagaimana perubahan Flo saat sebelum dan sesudah tinggal di apartemen. Jika sudah begini, Rio juga tidak bisa menyangkal lagi bahwa putrinya memang sudah akan beranjak dewasa.
"Oke, jadi mau minta hadiah apa?"
Flo yang sedang meniupi nasi gorengnya, sontak melirik ke arah Rio. "Huh? Maksudnya?"
"Kamu mau minta hadiah apa dari Daddy, princess?"
Widya yang mengamati hal itu pun sontak memberi isyarat kepada Flo, agar meminta sesuatu yang mahal. Dan, Flo mendadak ikut tersenyum, setelah menyadari kode tersebut.
"Nanti deh, aku pikir-pikir dulu. Tapi, apapun itu harus Daddy turutin, ya?"
"Daddy jadi curiga kalo mau mau mikir-mikir dulu,"
"Ihh ga bakal aneh-aneh kok Dad, aku cuma mau minta hadiah yang pas dan sesuai aja sama apa yang aku butuhin." Jelas Flo tersenyum lebar.
Lihat, kan? Perubahan itu nyatanya benar-benar ada. Karena biasanya, jika Flo mendapatkan tawaran menggiurkan dari Rio, maka gadis itu tidak akan segan untuk menyebutkan semua list keinginannya.
"Jangan kelamaan mikirnya, nanti hadiahnya hangus loh!"
"Mana bisa begitu?"
Rio kembali tersenyum, menatap hangat Flo.
"Udah banyak berubah ya, princess nya Daddy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of My Heart [Completed]
FanfictionBerawal dari sebuah pertemuan yang tidak disengaja, hingga tanpa sadar membawa keduanya terjebak dalam perasaan yang sama. "Sekali lagi, terima kasih?" Mengerti tatapannya, Flo langsung menyerukan namanya. "Flo, Florenza Qiandra." "Yaa, terima kasih...