~~~
"Kenapa? Are you okay?" Suara Naresh terdengar mengawali pembicaraan.
Tidak langsung menjawab. Flo justru menatap ke-empat lelaki disekitarnya dengan serius. Beberapa hari tidak bertemu, nyatanya cukup sulit juga apabila menyembunyikan sesuatu dari mereka.
Jika dibilang masih bergantung pada mereka, maka jawabannya, ya. Seperti yang kalian tahu, semasa sekolah pun, teman dekat Flo memang hanya mereka. Jadi, ya tempat pelarian dan sandaran apabila ada masalah, sudah pasti mereka pula orangnya.
"Jangan bikin gue khawatir, Flo!" Gertak Ethan ikut serius.
Sebelum benar-benar bercerita, Flo justru sempat menampilkan senyum terbaiknya. Entah kenapa, tapi ia merasa senang dengan respon mereka yang masih tetap sama. Tidak berubah.
"Flo-"
"Makasih, karena kalian udah mau dateng kesini." Potong Flo tiba-tiba.
Gavin mengernyit tak suka mendengarnya. "Apaan sih, kita kan biasa ngumpul kaya gini?!"
"Iya makasih, gue sayang kalian pokonya!"
"Beneran ada yang ga beres, kenapa coba? Cerita dulu pelan-pelan, jangan bisanya bikin khawatir aja!" Omel Laskar.
Masih setia dengan mengulum senyumnya, pada akhirnya Flo pun membuka suara. "Menurut kalian, kekurangan Om Denzel itu apa sih?"
Kening mereka mengerut bingung. Maksudnya apa? Kenapa sahabat perempuannya itu tiba-tiba bertanya demikian?
Naresh, menjadi orang pertama yang peka. Tatapannya kini mulai berubah. Bahkan, helaan napas kasarnya terdengar cukup jelas, hingga sukses membuat Flo terfokus menatapnya.
"Kenapa? Oma bilang yang aneh-aneh lagi sama lo?" Tebak Naresh, yang sudah mengira bahwa hal ini ada kaitannya dengan Ayu ; Oma Flo.
Ethan, Gavin, dan juga Laskar, masih terdiam dengan raut wajah seriusnya. Jika benar ini ada sangkut pautnya dengan Oma, maka mungkin mereka pun akan ikut menjadi tameng terdepan untuk Flo. Masalahnya, jika sudah membuat Flo insecure, dalam artian pilihannya itu salah, maka berarti seseorang yang berhasil membuatnya seperti itu memang lah sudah keterlaluan.
"Pas hari Selasa, Oma bawa laki-laki itu ke rumah." Cerita Flo terus terang.
"Gila aja!" Celetuk Laskar kaget sekaligus kesal.
"Namanya Zidan. Emang sih, kalo dari gue, buat first impression dia emang baik, dan bisa menghargai gue. Tapi, ya namanya juga perasaan. Gue bahkan jadi ngerasa ga enak, karena Oma emang nutupin status gue yang udah punya pacar ke dia."
"Kalian bisa bayangin? Zidan udah jauh-jauh datang ke rumah gue, udah luangin waktunya yang emang akhir-akhir ini sibuk sama bisnisnya. Terus, apa yang dia dapet? Cuma drama gue sama Oma. Kalian ngerti ga sih, gimana marahnya gue pas hari itu?" Lanjut Flo menggebu-gebu.
"Bang Denzel tau?" Tanya Ethan to the point.
Flo sempat menganggukkan kepalanya. "Kayanya gue emang ga bisa nyembunyiin apapun dari dia, begitu pun dari kalian."
"Terus responnya?"
"Ya gitu, sejauh ini dia emang selalu jadi penengah disaat renggangnya hubungan gue sama Oma. Kalian tau ga, pemikiran dewasanya sering bikin gue ga bisa berkata-kata lagi, selain makin kagum sama dia." Ungkap Flo jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of My Heart [Completed]
FanfictionBerawal dari sebuah pertemuan yang tidak disengaja, hingga tanpa sadar membawa keduanya terjebak dalam perasaan yang sama. "Sekali lagi, terima kasih?" Mengerti tatapannya, Flo langsung menyerukan namanya. "Flo, Florenza Qiandra." "Yaa, terima kasih...