Chapter 16

2.6K 283 14
                                    

~~~

Ting!

Ting!

Ting!

Flo yang sedang mengerjakan tugas fisikanya, mendadak terdiam saat mendengar bel apartemennya berbunyi. Jujur saja, akhir-akhir ini Flo memang sedikit parno semenjak menerima kotak berisi ancaman dari orang yang masih tanda tanya itu.

Tak sampai lima menit, Flo sudah berdiri celingukan didepan pintu.

Siapa?

Jika itu ke-empat sahabatnya, sudah pasti akan langsung masuk, bukan?

Yang ia dapati dilantai hanya lah sebuah kotak, persis seperti kotak yang ia terima waktu lalu. Meski ragu, tangan Flo terulur untuk mengambilnya. Sepertinya dia memang harus lebih waspada, karena seseorang yang mengirimkan kotak ini sudah mengetahui apartemennya.


'Hai, sayang. Rupanya kamu semakin dekat sama Denzel. Kamu mau bernasib sama seperti Ravi?'


Deg!


Orang ini, adalah orang yang sama atas dalang dari penyebab kecelakaan Om Ravi?

Sebenarnya siapa? Dan, ada masalah apa dia dengan Om Denzel? Harus kah, Flo memberitahukan ini semua? Tapi masalahnya, sekarang pun bukan waktu yang tepat. Mengingat Denzel sedang fokus pada kasus Ravi. Rasanya Flo juga tidak ingin membebani lelaki itu lebih jauh lagi. Ya, untuk saat ini sebisa mungkin Flo harus bisa menjaga dirinya sendiri.

Flo buru-buru menyembunyikan kotak tersebut dengan asal, saat mendengar seseorang menekan password apartemennya.

"Lagi ngapain disitu?" Tanya Ethan menaikkan sebelah alisnya bingung.

Flo menarik napasnya sesaat, memperlihatkan senyum tipisnya agar tidak membuat mereka curiga. "Emm, gapapa."

Naresh, Gavin, dan Laskar, hanya memandangi Flo dalam diam. Merasa bersalah juga, setelah komunikasi terakhir mereka di sekolah beberapa hari lalu yang berakhir saling mendiami. Masih ingat? Iya, perihal mereka yang menyuruh Flo agar menjaga jarak dengan Denzel.

"Kemarin sore kita kesini, tapi lo ga ada. Pergi ke mana?" Tanya Ethan lagi.

"Kalian kesini?"

"Pergi sama Denzel?"

Ethan sengaja tidak menyebut Denzel dengan embel-embel bang, karena tidak ingin membuat Flo bertanya-tanya.

"Jawab aja jujur, gue ga bakal marah." Lanjut Ethan lebih lembut.

Pada akhirnya, Flo pun mengangguk. Namun, dia tidak memberitahukan perihal Ravi yang kecelakaan. Fokusnya sekarang tidak mengarah kesana, tetapi pada ketiga sahabatnya yang masih diam menatapnya tanpa membuka suara.

Flo benar-benar merasa tidak nyaman, karena Flo memang tidak terbiasa dalam situasi seperti ini jika sedang bersama mereka.

"Maaf, gue mau minta maaf." Ucap Gavin yang semakin lekat menatap sahabat perempuannya itu. "Gue tau, kemarin gue udah keterlaluan karena terlalu ikut campur sama urusan lo. Gue juga minta maaf, karena ga seharusnya ngomong gitu sama lo. Selama ini, lo ga pernah deket sama siapa pun, selain kita. Gue cuma khawatir."

"Sorry, gue juga ga seharusnya bersikap kekanakkan kaya kemarin." Ucap Naresh yang tampak merasa sangat bersalah, mengingat responnya yang memang langsung melongos pergi begitu saja. "Gue tau, gue bahkan ga punya hak buat bilang kaya gitu sama lo."

Princess of My Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang