01 ALEONA.

5.4K 256 813
                                    

"Impian yang hancur adalah langkah pertama menuju penciptaan impian baru yang lebih kuat dan indah."
ー ALEONA

Seorang remaja laki-laki tengah terdiam di bangku taman yang terletak persis di bawah pohon rindang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang remaja laki-laki tengah terdiam di bangku taman yang terletak persis di bawah pohon rindang. Dengan perlahan, dia merebahkan tubuhnya ke belakang dan memutuskan untuk memejamkan mata.

Laki-laki itu adalah Aleo Kertagama, seorang pemuda yang sering menghabiskan waktunya dengan merenung dalam-dalam di taman seperti ini. Sudah tiga tahun berlalu sejak Aleo mulai menjalani ritual diamnya ini, sendirian, sambil terus dihantui oleh bayangan masa lalu yang kelam.

Lelaki itu masih enggan menerima kenyataan bahwa hidupnya terlah berubah dengan drastis. Banyak kenangan pahit yang terpendam dan perasaan kesedihan mendalam terus menghantuinya, menjadikan Aleo semakin tenggelam dalam depresi.

Aleo memiliki impian untuk menjadi seorang pelukis dan penulis. Dia selalu menikmati pergi ke perpustakaan umum dan museum di kota. Namun, sejak kejadian itu, impian dan aktivitas yang disukainya sudah tak lagi bisa dia lakukan.

Kini, remaja itu semakin tenggelam dalam pikirannya, seperti biasa. Dia merindukan masa-masa sekolahnya, mengenang saat-saat belajar dan melakukan segala aktivitas di sekolah. Rasa frustrasinya semakin dalam karena merasa bahwa segala yang pernah dipegangnya harus terlepas begitu saja, seolah-olah semesta telah merampasnya secara paksa.

Perasaan sesak terus mengisi hati, saat ia semakin meresapi alam bawah sadar. Di sana, kenangan semua kejadian tragis yang menghancurkan kembali menghantuinya.

Kala itu, tepatnya tiga tahun lalu dalam perjalanan pulang menuju suatu alamat, ada dua anak lelaki yang sedang menaiki sepeda motor. Salah satu dari mereka terus menggerutu dengan kesal di belakang pengendara.

"Kenapa sih motor gua yang harus jadi korban? Sekarang gua harus balik dibonceng sama lo!"

"Besok, kalau gua ketemu anaknya, gua sambit palanya pake sepatu!"

Sang pengendara motor itu hanya bisa terkekeh mendengar semua keluhan dari remaja di belakangnya. Sepanjang perjalanan, hingga setibanya mereka di rumah, remaja itu tidak berhenti menggerutu.

"Mau sampai kapan kamu akan terus menggerutu? Turun!"

Dengan perasaan kesal, remaja itu turun lalu menghela napasnya sejenak. Ia menatap pemuda yang usianya lebih tua darinya, lalu entah mengapa perasaannya menjadi tidak enak.

"Aleo, lo habis ini mau ke mana lagi?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja, sebab terlihat pemuda itu akan pergi.

"Mau nugas, nanti saya pulangnya jam 7 malam. Kenapa memangnya?" Remaja itu menggelengkan kepalanya.

"Nanti pulangnya hati-hati, gua tunggu lo di rumah!" ucap remaja itu dengan tegas.

Aleo mengangguk lalu mulai meninggalkan remaja yang kini menatapnya sendu, seolah mengkhawatirkan dirinya.

ALEONA [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang