47 ALEONA.

399 23 0
                                    

Suasana malam yang tenang dan indah terhampar di depan mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana malam yang tenang dan indah terhampar di depan mata. Langit dibanjiri oleh ribuan bintang yang berkilauan seperti berlian, membentuk pola-pola yang memikat. Bulan mengambang dengan cahayanya yang lembut, menerangi pemandangan ini dengan sentuhan keperakan. Di sekitar, heningnya malam hanya dipecah oleh desiran angin yang sepoi-sepoi, menciptakan kesan kedamaian yang sempurna.

Malam ini, Aluna sangat menantikan waktu bersama Aleo setelah hari yang panjang bersama Altan di rumah sakit. Setelah pulang dari rumah sakit, ponselnya berdering, dan dia melihat panggilan dari Aleo. Dengan senang hati, dia menjawab.

"Maaf, Aluna, tadi aku tidak bisa menjawab panggilanmu," kata Aleo, nada penyesalan terdengar dalam suaranya. "Aku ingin memberi kabar padamu." Aluna yang mendengar suara Aleo merasa tergelitik, Aleo mengubah panggilannya dari 'saya' manjadi 'aku' cukup membuatnya merasa gemas.

Aluna tersenyum, "Tidak apa-apa, Ale. Aku tahu kamu sibuk." Setelah mengatakan itu Aluna tertawa kecil, menyadari dirinya ikut merubah gaya bicaranya menyesuaikan Aleo.

"Kenapa kamu tertawa? Apa ada yang lucu?"

"Ada, kamu yang lucu, Ale."

"Aku? Bagaimana bisa aku sekeren ini lucu di matamu?" Aluna terbahak mendengar ucapan Aleo, rupanya Aleo bisa melawak? Hal yang baru Aluna ketahui selama mengenal pemuda itu.

"Ale, kamu ternyata sangat lucu, ya?"

"Aku anggap itu sebagai pujian, terima kasih, Aluna. Aku berusaha menjadi lucu di depanmu."

Tawa mereka pun bergema di udara malam yang tenang. Aleo merasa hangat bisa mendengar langsung tawa Aluna, hatinya berdesir ingin bertemu langsung dengan gadisnya. Aleo merindukan Aluna, rasanya ia ingin sekali memeluk kekasihnya.

"Aluna, aku merindukanmu."

Aluna menggigit bibir bawahnya dengan lembut, mencoba menahan rasa gugup. "Aku juga merindukanmu, Aleo."

"Ayo, malam ini, bagaimana kalau kita pergi keluar? Kita bisa menghabiskan waktu bersama," usul Aleo dengan penuh antusias.

Aluna menyetujui usulan tersebut, ia mempunyai satu tempat yang akan ia kunjungi sekarang. Gadis itu bahkan semangat akan menjemput Aleo pada pukul 7 malam, sementara itu Aleo pun merasa senang karena akan pergi bersama kekasihnya.

Itulah percakapan singkat yang terjadi diantara mereka, dan sekarang Aluna menunggu dengan hati berdebar-debar di depan gerbang rumah Aleo. Matanya terpaku pada sosok Aleo yang keluar dari rumah, diantar oleh seorang wanita cantik yang memiliki senyuman hangat. Ini adalah pertama kalinya Aluna melihat orang tua Aleo.

Aleo, dengan senyuman yang sama seperti yang selalu dia tunjukkan kepadanya, perlahan menghampirinya. "Aluna, ini ibuku, Kayla," ujarnya sambil mengenalkan wanita yang mendampinginya.

Kayla tersenyum lembut kepada Aluna. "Salam kenal, Aluna. Aleo sudah banyak bercerita tentangmu," katanya dengan nada ramah.

Aluna tersenyum gugup, "Salam kenal, tante. Senang bisa bertemu Anda."

ALEONA [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang