Pagi yang cukup indah dengan awan-awan lembut mengambang di langit biru. Matahari baru mulai naik, memberikan cahaya hangatnya yang memancar ke seluruh penjuru. Langit biru cerah menjadi latar belakang yang sempurna untuk awan-awan putih yang membentuk berbagai pola menawan.
Suasana ini memberikan kesan kedamaian dan keindahan alam yang memukau, membuat siapa pun yang menyaksikannya merasa begitu tenang dan terhubung dengan alam. Begitu pula dengan Aleo yang kini sedang duduk menikmati langit biru sambil menatap foto-foto di dalam ponselnya.
Aleo tersenyum bahagia saat melihat senyum Aluna melalui layar ponsel. Walaupun mereka terpisah jarak, tetapi raut wajah bahagia Aluna memberikan kehangatan dan kebahagiaan padanya. Ia merasa beruntung bisa melihat wajah cantik Aluna, bahkan dari jauh. Senyum Aluna adalah sumber kebahagiaan baginya, dan dia tak sabar untuk segera bertemu langsung dengan gadis itu setelah semua berakhir.
"Aku merindukanmu, sayang."
Aleo tersenyum dan merasa semakin rindu saat mendengar rekaman suara Aluna. Dia mengusap layar ponselnya, merindukan kehadiran fisik Aluna. Aleo sangat ingin bertemu dengannya hari ini.
Pada akhirnya Aleo memilih mencari kontak Kairav dan menghubungi remaja itu, Aleo mendapatkan omelan kecil karena mengganggu permainan Kairav. Namun, Aleo tak bisa ditahan lagi oleh rasa kerinduannya dan ingin segera melihat Aluna.
"Kirim alamat rumah sakit Aluna, saya akan ke sana."
"Gua anterin aja, ya?"
"Tidak usah, cepatlah berikan saya akan menemuinya sendiri."
"Lo yakin, Ale?"
"Sangat yakin," kata Aleo dengan mantap.
Aleo segera mencatat alamat rumah sakit yang diberikan oleh Kairav. Ia tidak ingin menunggu lebih lama lagi untuk melihat Aluna. Tanpa ragu, Aleo mencari ibunya untuk meminta kunci motor. Meskipun sang ibu merasa khawatir karena Aleo masih dalam pemulihan pasca operasi matanya, Aleo dengan tekad yang kuat ingin segera bertemu dengan Aluna. Akhirnya, dengan berat hati, sang ibu memberikan kunci motor tersebut kepada Aleo, meskipun dengan perasaan cemas.
Setelah mendapatkan kunci tersebut ia bergegas menuju garasi dan mengeluarkan motor miliknya, Kayla yang melihat benar-benar khawatir pada Aleo. Namun, pemuda itu lagi-lagi menyakinkan bahwa ia akan baik-baik saja. Setelahnya Aleo perlahan mengendarai motor miliknya meninggalkan perkarangan rumah untuk menuju ke tempat Aluna.
Aluna, yang masih merasakan beban dari peristiwa semalam, dibawa oleh seorang perawat untuk bersantai di taman rumah sakit. Perawat itu membawakan sebuah buku novel dan duduk di sebelah Aluna di kursi taman. Gadis itu duduk dengan tatapan kosong, terlihat bahwa perlakuan Sandra semalam hampir menghancurkan mentalnya. Meskipun begitu, Aluna masih dengan gigih mempertahankan dirinya.
Perawat itu mulai membacakan cerita dengan penuh kesabaran untuk Aluna. Dia sadar bahwa gadis ini suka membaca dan mendengar cerita. Meskipun Aluna tidak memberikan banyak respons, gadis itu hanya melirik sesekali dan kemudian kembali menatap taman dengan tatapan kosong. Perawat berharap bahwa cerita yang dibacakannya dapat membawa sedikit keceriaan dan kenyamanan bagi Aluna dalam situasi yang sulit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEONA [ TERBIT ]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP! BELUM DIREVISI Follow dulu jangan lupa. *** "Saya hanyalah manusia tangguh yang tak sempurna, tapi bersamamu ketidaksempurnaan itu menjadi berwarna." Aleo Kertagama, seorang remaja lelaki yang memiliki banyak kekurangan, salah s...