Kini, mereka semua telah tiba di kediaman Kairav, kecuali Betara dan Jem yang masih menikmati waktu mereka di tempat ayam geprek.
Mereka turun dari kendaraan masing-masing, dan satu per satu duduk di teras rumah Kairav. Suasana pun menjadi akrab dan santai.
"Panas banget, ya!" celetuk Kevin sembari bersandar di dinding rumah Kairav.
"Kai, cepetan buka pintunya dong!" protes Altan saat melihat Kairav masih asyik dengan ponselnya.
Mendengar keluhan teman-temannya, Kairav terkekeh, "Iya, iya, sabar ya. Tadi gua lagi ngabari Ale," kata Kairav sambil membuka pintu dan mengundang teman-temannya untuk masuk.
"Gua baru pertama kali masuk ke sini," kata Aluna begitu melangkah masuk ke dalam, matanya sedikit terpana dengan interior rumah Kairav.
Beberapa dari mereka mengangguk setuju, karena selama ini pertemuan mereka lebih sering di warung Bude daripada di rumah seperti ini.
Kairav membawa teman-temannya menuju ruang santai yang memiliki karpet berbulu, dan mereka tanpa sadar langsung merebahkan diri.
"Asli enak banget," ucap Keenan begitu ia tengkurap di atas karpet itu.
Situasi itu memberikan kesempatan bagi yang lain untuk menjadikan tubuh Keenan sebagai bantal tidur, membuatnya merasa ditindih oleh banyak kepala. Keenan seketika merasa kesal.
"Woi, turun dong, berat banget sialan!"
Namun, Kevin hanya menjawab dengan santai, "Diem aja, gua udah nyaman begini," sambil memejamkan matanya.
Aluna, Ares, dan Rano duduk di sofa, sementara Kevin, Deyon, Lyon, Elang, Altan, dan Keenan berbaring di karpet berbulu dengan tubuh Keenan digunakan sebagai bantal mereka.
"Woi, bantuin gua!"
Teriakan Kairav terdengar dari dapur, menandakan bahwa dia sedang sibuk membuat minuman, meminta pertolongan.
"Lang, Pin, bantuin Kai sana!" perintah Ares kepada kedua temannya sambil tetap mencabuti bulu kaki Keenan, yang terus memberontak.
"Sakit anjir!"
Aluna terbahak-bahak melihat penderitaan Keenan akibat keusilan Elang dan Kevin.
"Tan, bantuin Kai sana," kata Ares, Altan mengangguk sambil bangkit dari posisinya, meninggalkan permainan ponselnya.
"Dapurnya di mana?"
"Noh, di ujung sono," tunjuk Ares sambil memberikan petunjuk kepada Altan yang patuh mengikuti.
Sisanya kini masih memperhatikan bagaimana Keenan mengamuk, lalu menendang Elang dan juga Kevin membuat suasana semakin ramai. Hingga akhirnya, fokus mereka teralihkan pada pintu utama Kairav yang terbuka.
"Kak Ares!" teriak seseorang dari pintu utama.
Terlihat anak kecil yang berlari menghampiri Ares lalu memeluknya erat, seolah mereka baru bertemu kembali. Bertepatan dengan Kairav dan juga Altan yang kembali dari dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEONA [ TERBIT ]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP! BELUM DIREVISI Follow dulu jangan lupa. *** "Saya hanyalah manusia tangguh yang tak sempurna, tapi bersamamu ketidaksempurnaan itu menjadi berwarna." Aleo Kertagama, seorang remaja lelaki yang memiliki banyak kekurangan, salah s...