Pagi ini, suasana di rumah begitu canggung antara orang tua dan anak. Azkia yang tengah menyantap sarapan bersama keluarganya hanya bisa diam. Hawa yang tidak mengenakan datang dari Aleo dan Kayla yang masih terus berperang dingin.
Aleo tampaknya tak peduli dengan kecanggungan ini, ia terus menyantap roti yang telah disiapkan oleh Azkia. Selama ini, Azkia yang selalu membantu Aleo, dan Kayla sebagai ibu hanya menatap anak sulungnya datar setiap kali Aleo meminta bantuan pada Azkia.
Dani, sebagai kepala keluarga, hanya bisa merenung dalam keheningan, melihat kecanggungan yang merajai keluarganya. Dia merasa sangat bersalah atas tahun-tahun yang telah dihabiskan jauh dari Aleo, sibuk dengan urusan di luar negeri, meninggalkan anaknya di sini.
Penyesalan terbesarnya adalah bahwa Aleo, anaknya yang buta, selalu bersikap dingin padanya. Pemisahan yang lama telah menciptakan jurang emosional yang sulit diatasi. Dani juga merasa penyesalan yang mendalam karena dia tidak bisa memberikan dukungan yang Aleo butuhkan, terutama mengingat kondisi kesehatannya.
Dani selalu memperhatikan keadaan rumah tangganya, dan dia telah mencoba untuk memahami betapa sulitnya mendekati Aleo. Baginya, Azkia adalah berkah yang membawa keceriaan dan cinta dalam kehidupan putranya. Ini memberinya sedikit kelegaan dan kebahagiaan karena Aleo sangat menyayangi Azkia.
"Ayah hari ini Kia izin les, ya?" Gadis kecil itu kini menatap permohonan pada Dani, membuat Dani mengalihkan perhatiannya dari Aleo.
"Kenapa Kia mau izin?" tanyanya.
"Kia mau ikut bang Leo belajar, biar Kia bisa baca tulisan abang," jawab Azkia dengan antusias.
Aleo yang mendengar itu tersenyum sekilas lalu mengusap kepala Azkia, "Gak usah, ya? Kia belajar untuk diri sendiri, abang belajar untuk diri abang," ujarnya, mencoba memberikan pengertian kepada sang adik.
"Tapi Kia juga ingin belajar huruf itu, biar Kia bisa mengikuti tulisan abang."
"Kia, kamu harus pergi les," tekan Kayla, membuat suasana menjadi sedikit tegang.
"Izin sehari aja, Bu. Kia mau ikutan belajar sama abang." Azkia terlihat memohon kepada Kayla, tetapi wanita itu tetap menggelengkan kepalanya.
"Gak bisa! Kamu harus les Kia, dengar gak?"
"Bu sudah, biarkan saja Kia izin sehari menemani Aleo belajar." Dani mencoba melerai perdebatan mereka, pria itu tidak mau keluarganya semakin renggang.
Sementara itu, Kayla semakin marah dan membanting sendok makan membuat suasana di meja makan semakin tegang. "Gak bisa, Yah! Kia harus tetap masuk, dia kemarin sudah membolos." Azkia yang mendengar itu hanya menunduk, takut melihat tatap sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEONA [ TERBIT ]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP! BELUM DIREVISI Follow dulu jangan lupa. *** "Saya hanyalah manusia tangguh yang tak sempurna, tapi bersamamu ketidaksempurnaan itu menjadi berwarna." Aleo Kertagama, seorang remaja lelaki yang memiliki banyak kekurangan, salah s...