Sore itu, langit terbakar dengan warna oranye saat matahari terbenam di ufuk. Pantai menjadi tempat yang sempurna untuk menghabiskan waktu. Seorang gadis berjalan perlahan di sepanjang tepi pantai, langkahnya lembut seperti serangga di atas pasir. Angin sepoi-sepoi menyapu rambutnya yang berkibar-kibar.
Sesekali, ombak bergerombol dan berbisik dengan lembut, menciptakan melodi alami yang menenangkan. Gadis itu menikmati sentuhan air yang lembut di kakinya saat ia menjelajahi pantai tanpa memakai alas kaki. Langit senja dan ombak yang bermain-main menciptakan suasana damai yang meresapi setiap serat dirinya.
Aluna, gadis yang telah menghilang selama hampir lima hari, kini tengah menikmati waktu dalam persembunyiannya yang tenang. Dia telah menemukan tempat aman di apartemen Dzaka, menyadari bahwa berada di sana akan menjaga dirinya dari pencarian gencar yang dilakukan Sandra.
Selama Aluna berada di bawah asuhan Dzaka, gadis itu dapat sepenuhnya bersantai dan menikmati segala fasilitas yang telah tersedia. Aluna bahkan tidak memperdulikan masalah sekolah, karena yang ia tahu Dzaka telah mengurus semuanya. Aluna bahkan diperlakukan dengan penuh perhatian, luka-luka yang diderita sebelumnya sudah sembuh.
Tanpa sadar, Aluna menatap sekelilingnya, memperhatikan pantai yang ia kunjungi. Tempat ini tidak begitu sepi, tetapi tetap memungkinkannya untuk benar-benar menikmati momen ini. Suara ombak yang berirama dan angin sepoi-sepoi menyapu pantai menambahkan sentuhan tenang pada atmosfer.
Namun, tiba-tiba, tanpa sengaja, matanya memicing ketika ia melihat siluet seseorang yang tampak dikenalnya. Siluet itu, seolah muncul dari kejauhan, memancing perasaan campur aduk dalam dirinya.
Aluna berhenti sejenak, memandangi siluet yang tampaknya memiliki tinggi badan seperti Kairav. Pertanyaan pun menggelayut dalam pikirannya. Apakah ini mungkin Kairav? Apakah dia harus memutar balik atau justru mendekati mereka? Namun, saat ia lebih memperhatikan, ia menyadari bahwa Kairav tidak sendirian. Dia bersama dengan Aleo dan Azkia.
Selama masa persembunyian, Aluna mematikan ponselnya, memutuskan semua koneksi sesuai perintah dari Dzaka. Di dalam hatinya, ada rasa rindu yang mendalam terhadap momen-momen berkumpul dengan teman-temannya, rindu akan rasa mie ayam buatan Bude yang lezat, dan kerinduan akan suasana kelasnya yang akrab.
Dzaka awalnya hanya memberitahu Altan bahwa dia berniat menjauhkan Aluna selama tiga hari, tetapi kenyataannya, ia memiliki rencana untuk menjauhkannya selama seminggu. Dan sekarang, saat hari kelima baru berlalu, Aluna menyadari bahwa dia hanya tinggal dua hari lagi sebelum dibebaskan. Rasa harapannya semakin kuat seiring berjalannya waktu.
Aluna yang menyadari keberadaan mereka segera berbalik arah, dengan niat untuk menjauh dan tetap tak terlihat oleh mereka. Namun, usahanya tampaknya gagal saat Azkia tiba-tiba memanggilnya dengan suara riang, "Kak Una!" Suara panggilan itu menghentikan langkahnya dan membuatnya berpikir apakah dia harus mempertemukan dirinya dengan mereka atau tetap bersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEONA [ TERBIT ]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP! BELUM DIREVISI Follow dulu jangan lupa. *** "Saya hanyalah manusia tangguh yang tak sempurna, tapi bersamamu ketidaksempurnaan itu menjadi berwarna." Aleo Kertagama, seorang remaja lelaki yang memiliki banyak kekurangan, salah s...