Suasana di ruang rawat Altan terasa sunyi, meskipun tetesan air infus menjadi satu-satunya suara yang terdengar di ruangan itu. Namun, ketenangan itu seketika pecah saat seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi serius.
Altan yang mengenali orang tersebut hanya menatapnya dalam diam, dirinya baru saja selesai meminum obat. Itulah alasan mengapa dia hanya terdiam, sedangkan sosok itu tampaknya berjalan angkuh menuju brankar Altan. Ditatapnya ruangan yang tidak ada siapapun di sini, ke mana orang-orang? Pikirnya.
"Ke mana orang tuamu?" tanyanya begitu duduk di kursi samping tempat tidur Altan, remaja itu hanya menatap sosok tersebut dalam diam.
"Aluna, dia di mana?"
Bukannya menjawab pertanyaan, Altan justru mengeluarkan pertanyaan balik membuat sosok tersebut menyeringai dalam hati. Dia ke sini karena ada sesuatu, biarkan saja ia mengeluarkan rasa kekesalannya melalu hal ini.
"Aluna, kamu tahu kalau Aluna sekarang ada bersama Sandra? Mungkin, kali ini Aluna tidak akan selamat, Al. Saya ke sini karena ingin memberitahu padamu kabar tentang ini, karena saya sudah kalah telak untuk membawa Aluna pergi."
Kata-kata itu terdengar seperti hantaman keras bagi Altan. Matanya membulat dan wajahnya terlihat pucat. Kejadian itu seperti membangkitkan bayang-bayang masa lalu yang kelam, saat Altan melihat sendiri bagaimana Sandra dengan tega menyiksa Aluna akibat dirinya yang tidak sengaja terpeleset dan masuk ke dalam kolam renang dan perlahan semua kilasan tentang Aluna yang menderita mulai terputar dalam pikirannya.
"Kamu tahu sendiri, Altan, saya di sini bukan siapa-siapa, saya tidak berhak terlalu ikut campur dalam masalah ini. Lagi pula perkataan Rajes benar, Aluna bukan siapa-siapa di kehidupan saya."
Altan merasakan hentakan keras di dadanya. Rasa bersalah yang dalam mulai menyusup masuk, seperti tumpukan batu berat yang menekan hatinya. Dia merasa seolah-olah semua ini adalah kesalahannya, bahwa dia gagal melindungi Aluna dari penderitaan yang tak berujung.
"Ini semua salah, Al ...," gumamnya yang didengar jelas sosok tersebut, dalam hati dia puas melihat Altan yang mulai menyalahkan dirinya sendiri.
"Kirana bilang, Aluna itu hanya orang asing dalam hidup saya. Jadi, saya tidak berhak untuk ikut campur masalah ini, setelah itu Sandra datang dan membawa Aluna pergi."
Altan menatap sosok tersebut dengan ekspresi penyesalan, "Om kenapa biarin Aluna dibawa mereka?" tanyanya dengan nada yang lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEONA [ TERBIT ]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP! BELUM DIREVISI Follow dulu jangan lupa. *** "Saya hanyalah manusia tangguh yang tak sempurna, tapi bersamamu ketidaksempurnaan itu menjadi berwarna." Aleo Kertagama, seorang remaja lelaki yang memiliki banyak kekurangan, salah s...