Di pagi hari yang cerah setelah satu Minggu semenjak kejadian itu, kini Aluna mulai menjalani hari-harinya dengan penuh semangat. Apalagi setelah Dzaka dan Laura kini resmi menjadi suami istri. Setiap pagi, Laura selalu membangunkannya dengan penuh kelembutan. Suara burung bernyanyi di luar jendela, dan sinar matahari menyinari kamar Aluna dengan hangat.
Aluna bangun dengan senyuman di wajahnya, merasa beruntung memiliki keluarga yang begitu peduli padanya. Dia mencium aroma kopi yang berasal dari dapur, menciptakan sensasi hangat yang mengalir melalui seluruh tubuhnya. Aluna bergegas mengenakan seragam sekolahnya dan turun ke bawah.
Di dapur, Laura sibuk menyeduh kopi sambil bernyanyi pelan. "Selamat pagi, sayang," sapanya dengan senyum hangat begitu melihat Aluna. "Bagaimana tidurmu semalam?"
Aluna tersenyum dan segera memeluk erat Laura. "Aku tidur cukup baik, bunda. Makasih bunda, udah selalu ada buat Luna." Laura merasa gemas hanya bisa mencubit pipi Aluna. Tidak lama kemudian Dzaka datang menyusul sambil membawa dasi yang berada ditangannya.
Dzaka dengan senang hati menerima bantuan Laura saat memakai dasi. Mereka terlihat seperti keluarga yang kompak dan bahagia. Aluna hanya menatap mereka dengan tatapan senang, tetapi mendadak senyum yang akan ia tampilkan menghilang.
Wajahnya berubah masam begitu Dzaka meledekinya, rasanya Aluna ingin melemparkan panci milik Laura begitu melihat ayahnya yang sangat jahil.
"Gitu amat mukanya, iri, ya? Kasian masih sekolah," ledek Dzaka, Laura hanya tertawa kecil sudah menjadi hal baru baginya semenjak menikah dengan Dzaka.
"Dih, ayah sok asik!"
Dzaka terkekeh lalu menghampir Aluna dan mengusap kepala gadis itu, bisa bahaya jika Aluna sampai ngambek nanti ia tidak bisa bermanja dengan istrinya.
Laura akhirnya menyuruh mereka duduk di meja makan, menikmati sarapan bersama sambil bercerita tentang rencana untuk hari ini. Itu adalah pagi yang penuh cinta dan harapan, tempat Aluna merasa benar-benar di rumah.
☁️☁️☁️
Sementara itu, Kairav, Ares dan Rano sudah duduk manis di kantin dengan sepiring gorengan dan teh hangat. Masih pagi, jadi mereka memutuskan untuk memesan minuman hangat.
Mereka bertiga duduk memisahkan diri dari anak D'Voguex yang lain, Kairav memperhatikan bagaimana Kevin, Elang yang begitu semangat menyuruh Wira selama satu Minggu ini.
Ares tak memperdulikan pemandangan itu, remaja itu fokus mencari kandidat terbaru menggantikan dirinya. Sedangkan Rano, dia lebih memilih untuk bermain game bersama Betara dan Jem dari pada harus melihat drama dari Kevin dan juga Elang.
Wira merasa semakin terpuruk di kantin sekolah, di tengah pandangan kasihan dari beberapa murid lain. Namun, dia mencoba untuk tidak menunjukkan rasa sakit dan malunya. Wira mulai berpikir tentang bagaimana dia bisa mengatasi situasi ini dan mencari dukungan dari teman-teman yang bisa diandalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEONA [ TERBIT ]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP! BELUM DIREVISI Follow dulu jangan lupa. *** "Saya hanyalah manusia tangguh yang tak sempurna, tapi bersamamu ketidaksempurnaan itu menjadi berwarna." Aleo Kertagama, seorang remaja lelaki yang memiliki banyak kekurangan, salah s...