32 ALEONA.

538 79 531
                                    

Semenjak kedatangan empat orang dewasa, keadaan menjadi hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak kedatangan empat orang dewasa, keadaan menjadi hening. Aluna yang melihat kedatangan mereka mengepalkan kedua tangannya dengan erat, dengan cepat ia melirik tajam pada Altan. Gadis itu sekarang benar-benar membenci suasana ini.

"Aluna pulang, Nak." Kirana ingin mendekati gadis itu, tetapi Aluna dengan cepat bangun dari duduknya dan menjauh dari sana.

Melihat Aluna yang menjauh, sontak saja teman-temannya yang lain menatap Aluna dengan kebingungan. Aluna menatap kebencian pada keempat orang dewasa itu. Aleo yang paham emosi Aluna tidak stabil perlahan mendekati gadis itu.

"Aluna," panggil Rajes dengan lembut, berharap bahwa anaknya dapat luluh. Akan tetapi Aluna hanya melengos dan menatap tajam Altan.

"Lo yang kasih tau mereka 'kan?" tuduh Aluna terhadap Altan, sedangkan remaja itu kebingungan memang sebenernya apa yang salah?

"Papa nanyain lo, Lun. Ya gua jawab lo ada sama gua di sini, papa minta alamatnya ya gua kasih."

"Seharusnya lo bilang dulu, jangan main jawab!" teriaknya lagi, membuat Rajes membentak Aluna di hadapan teman-temannya.

Aluna yang mendapatkan bentakan itu hanya bisa meremat jaket milik Aleo, hatinya teramat sangat sakit. Kenapa hal ini harus terjadi terhadapnya?

Gadis itu terus beringsut hingga kini berlindung di balik punggung Aleo, dia takut bentakan keras. Terlebih lagi itu berasal dari suara Rajes membuatnya sangat takut.

"Ayo pulang," ajak Rendra membuat Aluna menggelengkan kepalanya kencang, ia belum mau satu ruangan bersama mereka. Hatinya belum siap.

Rendra menghela napas melihat sang anak ketakutan, tetapi tiba-tiba saja Sandra mendahuluinya lalu menarik pergelangan tangan Aluna membuat gadis itu memberontak keras.

"Enggak mau! Aku enggak mau sama kalian!" jerit gadis itu membuat teman-temannya menatap gadis itu dengan kasihan.

"Pulang enggak! Kamu enggak usah kekanakan kayak gini! Malu sama yang lain." Aluna melepaskan cengkraman tangan Sandra dengan kasar, gadis itu benar-benar menatap Sandra dengan tatapan benci.

"Masih punya malu? Setelah apa yang mama lakuin ke aku dan yang lain, hah?! Aku pergi juga karena kalian! Apa lagi karena mama!"

"Aku ngerasa asing kalau deket mama, selama ini aku selalu berpikir kalau kalian enggak pernah merhatiin aku karena sibuk kerja! Tapi aku salah, kalian enggak perhatiin aku karena aku ini bukan anak kandung kalian! Jadi buat apa aku pulang kalau nanti sampai sana aku diasingkan lagi? Aku dipukulin lagi? Aku dikurung? Hanya karena Altan atau kesalahan yang bukan karena aku!" teriaknya sambil menangis, hal itu membuat teman-temannya terkejut bukan main.

"Mama sama papa sadar enggak? Tindakan kalian berdua bikin aku trauma, bikin mental aku terguncang pernah mikir ke sana enggak?" Aluna mengusap pipinya dengan kasar, gadis itu menatap mereka semua dengan tatapan tajam. "Enggak mungkin pikiran kalian sampe ke sana, yang satu sibuk ngurusin anak lain yang enggak pernah kesampaian, yang satu sibuk nanem benih sama wanita lain. Miris tau enggak!" Sandra yang mendengar itu menjadi emosi, tanpa sadar dia menampar Aluna di depan umum membuat Aluna tertawa kecil.

ALEONA [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang