13 ALEONA.

780 80 13
                                    

"Lo harus janji," kata Kairav, ekspresinya tegas, "setiap hari pukul empat sore, lo harus hadir di sini, baik besok maupun lusa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo harus janji," kata Kairav, ekspresinya tegas, "setiap hari pukul empat sore, lo harus hadir di sini, baik besok maupun lusa."

Aluna mendengarkan permintaan Kairav dengan wajah lelah. Ini bukan kali pertama dia mendengar permintaan yang sama dari Kairav. Setelah memberikan waktu pada Aluna untuk berbicara dengan Aleo, Kairav segera menariknya dan mulai mengajukan banyak pertanyaan.

Aleo yang bergantian menjaga Azkia hanya bisa tersenyum geli mendengar obrolan mereka. Meskipun dia tidak bisa melihat dengan jelas, dia dengan samar melihat beberapa kali Kairav menjitak kepala Aluna sebagai reaksi terhadap ejekan dan sindiran-sindiran kecil dari gadis itu.

Aluna sendiri seringkali menjulid, mencibir, bahkan tak jarang membalas perbuatan Kairav dengan cara yang sama. Namun, suasana tetap tetap cair dan penuh tawa di antara mereka berempat.

Kairav memandang Aluna dengan ekspresi agak kesal. "Gua ngomong, dengar enggak?"

Aluna mengangguk dengan malas sambil menatap Kairav. "Dengar banget, kuping gua gak budek," ucapnya.

"Kali aja lo beneran budek, ga ngerti bahasa gua," goda Kairav.

Mendengar itu, Aluna semakin kesal. "Ya, kalau gak ngerti, kenapa gua bisa ngobrol sama lo, kampret!" desisnya.

"Iya juga," jawab Kairav.

Aluna yang keburu meradang itu akhirnya dengan gemas melempar botol kosong itu.

Tak!

"Sakit anjir!"

"Mampus hahaha!"

Kairav berpura-pura terduduk dengan tangan yang memegangi kepala, akibat dihantam oleh botol plastik. Gerakannya yang dramatis berhasil menarik perhatian Azkia, yang sebelumnya tenggelam dalam permainannya.

"Kak Kai, kenapa?" tanya Azkia dengan tatapan bingung.

Kairav melihat adanya kesempatan untuk membalas dan segera tersenyum menyeringai. "Aduh, aduh, kepala kak Kai sakit," keluh Kairav dengan ekspresi khawatir. Aluna segera melototkan matanya, alarm bahaya berdering di otaknya.

"Kak Kai kenapa? Mana yang sakit?" tanyanya dengan cemas.

"Ini ..." Kairav menunjuk kepalanya, lalu melirik sekilas Aluna yang ketakutan di belakang Aleo, "... kepala kak Kai dilempar pake botol sama dia tuh, tuh," tunjuk Kairav ke arah Aluna.

Mendengar itu, Azkia berbalik badan dengan tegas, menatap garang Aluna yang bersembunyi di balik punggung Aleo.

"Ale, tolongin gua," bisik gadis kecil itu sambil mencengkeram erat bahu Aleo. Meskipun Azkia hanya seorang anak-anak, jangan meremehkan cubitan keras gadis itu.

ALEONA [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang