44 ALEONA.

361 20 0
                                    

Wira berjalan masuk ke dalam kelas dengan tas anak-anak D'Voguex yang tampak begitu mencolok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wira berjalan masuk ke dalam kelas dengan tas anak-anak D'Voguex yang tampak begitu mencolok. Matanya terpaku pada kursi kosong di tengah ruangan yang telah disiapkan untuknya. Dia tidak bisa menghindari perasaan kesal ketika melihat Kevin dan Elang, dua anak populer di sekolah itu, berdiri di tengah kelas dengan senyum sinis di wajah mereka.

For your information anak-anak circle sepakat merubah nama dari Dangerous Desire menjadi Damian Voguex, ini semua atas kesepakatan bersama dan yang jelas nama mereka resmi menjadi D'Voguex saat merayakan keberhasilan waktu itu.

Wira melangkah dengan mantap menuju kursinya, berusaha mengabaikan pandangan sinis Kevin dan Elang. Dia tahu bahwa hari ini akan menjadi hari yang sulit, tetapi dia telah mempersiapkan diri dengan baik.

"Tolong sekalian simpan di meja kita, awas jangan dibanting. Gua patahin nanti leher lo!" ancam Kevin.

Wira merasa napasnya terengah-engah, tetapi dia tetap tenang. Dia tahu bahwa merespons ancaman Kevin dengan marah hanya akan membuat situasi semakin buruk. Sebagai gantinya, Wira menjawab dengan tenang, "Gua tau, Kevin."

Wira menaruh tas-tas anak D'Voguex di meja mereka dengan hati yang berat, merasa bahwa tugasnya sudah selesai. Namun, Keenan dan Deyon memanggilnya dengan nada sombong.

"Hey, Wira! Kita belum makan, tolong beliin kita makanan di kantin," kata Keenan dengan nada yang merendahkan.

Deyon juga menambahkan, "Cepetan! Jangan lama-lama."

Wira merasa kesal, tetapi dia tahu bahwa tidak ada gunanya bertengkar. Dia mengangguk dan menjawab dengan tenang, "Iya sabar, gua pergi dulu."

Tapi tidak hanya itu, Jem juga mendekati Wira dengan senyum manis. "Wira, bisa enggak pesenin makanan buat gua? Pake duit lo dulu, nanti gua ganti," kata Jem dengan suara lembut.

Wira merasa semakin tertekan, tetapi dia mengalah. Dia pergi ke kantin dengan hati yang berat untuk memesan makanan sesuai permintaan teman-temannya. Meskipun dia harus bersabar dan mengalah, dia tetap berharap bahwa suatu hari mereka akan menghargai usahanya.

Wira meninggalkan kelas dengan perasaan yang campur aduk, dan segera setelah dia pergi, Kairav masuk. Dia merasa bingung ketika melihat tatapan aneh dari teman-temannya. Tidak butuh waktu lama bagi Kairav untuk menyadari bahwa sesuatu yang aneh sedang terjadi.

Tatapan sinis dan perilaku teman-teman sekelasnya yang terlihat telah membuat Kairav marah. Dia berdiri tegak di depan mereka dengan wajah yang penuh kemarahan. "Kenapa tatapan lo pada kayak gitu?" tanya Kairav dengan suara yang menggelegar.

Teman-teman sekelas yang tadinya bersikap sinis menjadi terdiam oleh kemarahan Kairav. Mereka merasa cemas dan terkejut oleh reaksi Kairav yang tegas.

Salah seorang siswa berani menjawab, "Kita cuma ngerasa kasian sama Wira yang jadi babu buat kalian."

ALEONA [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang