"Ketika aku mencintai seseorang, aku merasakan bagai aliran sungai yang tenang, selalu mengalir menuju cinta yang dalam dan abadi."
ー Aluna Syazerra.Masih dihari yang sama, di bawah sinar matahari yang terang, Aleo dan Aluna sedang menikmati makan siang yang disiapkan oleh Aluna. Mereka dengan tenang mendengarkan suara deburan ombak sambil menikmati hidangan yang lezat. Aleo merasakan keharuman makanan dan perutnya memang minta diisi, saat ini juga dia sudah merasa tidak sabar untuk memakan masakan Aluna.
Aluna yang melihat ekspresi Aleo yang gemas, tersenyum lembut. Dengan penuh perhatian, gadis itu mulai mengisi piring milik Aleo dengan makanan lezat yang dia buat sendiri. Aleo duduk dengan senyum di wajahnya, gadis itu dengan telaten mengisi piring milik Aleo lalu menyodorkannya ke hadapan pemuda ini.
"Makan Ale, gua tau lo lagi laper berat," ucapnya dengan tertawa kecil, Aleo mengangguk dan mulai suapan pertamanya. Dirinya terdiam saat makanan itu mulai dikunyah dengan perlahan.
"Aluna, makanan buatan kamu enak sekali," ucap Aleo dengan senyuman diwajahnya.
Aluna yang mendengar itu tersenyum dengan bangga, merasa senang bahwa Aleo menyukai masakannya. "Wah serius, Ale? Gua seneng deh kalau lo suka, itu gua masaknya pake perasaan sepenuh hati." Aleo tersenyum kecil mendengarnya.
Mereka bercakap-cakap dengan riang, Aluna menjelaskan setiap makanan yang ada di piring Aleo. Aleo merasa beruntung memiliki Aluna di sisinya, disaat ia merasa dunianya hampa, semesta baik mengirimkannya satu sosok perempuan yang selalu membuat hari-harinya berwarna.
Aleo mendengarkan dengan penuh perhatian ketika Aluna menceritakan apapun yang ada dalam pikirannya, bagaimana dia menggambarkan perasaannya saat bercerita benar-benar membuat Aleo terhipnotis secara tidak langsung pada suara Aluna.
Setelah makan selesai, mereka berdua berjalan-jalan di sepanjang pantai, menyusuri garis pantai yang berkilauan. Aluna tertawa ceria ketika Aleo dengan antusias memuji setiap langkah yang mereka lakukan. "Aluna, pandangan yang kamu gambarkan tentang pantai ini begitu memukau. Saya bisa membayangkan bagaimana indahnya ombak yang memecah di bibir pantai."
Aluna merasa senang mendengar Aleo begitu antusias dan menghayati keindahan yang dia gambarkan. "Gua senang deh, lo bisa ikut ngerasain, Aleo. Meskipun lo enggak bisa melihat sepenuhnya, tapi lo bisa menghayati dunia di sekitar lo dengan cara unik."
Ketika mereka berjalan-jalan, mereka berdua tertawa dan berbicara tentang hal-hal lucu. Aleo terkadang berusaha 'menerka' apa yang ada di sekitarnya dengan bercanda. "Aluna, saya merasa di dekat saya seperti ada beberapa burung yang sedang berdiskusi tentang makanan terenak di pantai ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEONA [ TERBIT ]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP! BELUM DIREVISI Follow dulu jangan lupa. *** "Saya hanyalah manusia tangguh yang tak sempurna, tapi bersamamu ketidaksempurnaan itu menjadi berwarna." Aleo Kertagama, seorang remaja lelaki yang memiliki banyak kekurangan, salah s...