16 ALEONA.

763 91 326
                                    


Panas terik matahari tidak membuat dua gerombolan pelajar itu membubarkan diri. Sebaliknya, dua sekutu itu saling mengangkat senjata. Entah itu benda-benda tumpul seperti batu atau bahkan benda tajam seperti tongkat, mereka semua mengangkatnya ke udara dengan tekad yang sama. Terjadi pengejaran dan aksi kelahi yang tak dapat dihindarkan di tengah teriknya hari.

"Serang anjing! Jangan kasih kabur!"

"Woi, beraninya lo, bangsat!"

"Lo udah ngerusak markas kita, anjing!"

Teriakan dan makian terdengar lantang di gang yang sepi itu, bahkan kini mereka sudah berlari keluar menuju jalanan. Suasana menjadi semakin riuh, dan pelajar-pelajar itu terlibat dalam aksi kejar-kejaran yang penuh emosi.

Aksi tawuran bersenjata itu membuat beberapa masyarakat histeris, dan banyak warga yang berusaha menghentikan aksi itu sebelum memakan korban lebih banyak. Namun, nasib kurang beruntung menimpa Keenan dan Deyon yang saat itu tengah berdiri di pinggir jalan. Sambil membawa bahan-bahan tugas kelompok mereka, kedua remaja itu secara tidak sengaja menjadi korban dari keganasan dua kelompok yang sedang berperang.

Ketika adegan berlangsung, Keenan dan Deyon merasa terjebak dalam situasi yang mengerikan. Mereka mencoba untuk melindungi diri mereka sendiri sambil mencari perlindungan dari kerusuhan yang tengah berlangsung. Suasana menjadi kacau dan penuh dengan ketegangan di sekitar mereka, dan kedua remaja itu harus berusaha sekuat tenaga untuk menjaga diri mereka tetap aman di tengah kekacauan tersebut.

Sayangnya Keenan dan Deyon saat itu memakai sweater dan hoodie yang membuat seragam mereka tertutup, mereka tidak terlihat memakai almamater atau rompi seperti kelompok-kelompok yang terlibat dalam tawuran. Mereka hanya terlihat mengenakan celana abu-abu, membuat salah seorang dari kelompok tawuran tersebut merasa curiga.

Tanpa peringatan, salah seorang dari kelompok itu menendang Deyon dengan keras, sehingga remaja itu terjatuh dengan keras. Dalam sekejap, situasi semakin memanas dan berbahaya bagi Keenan dan Deyon.

"Woi, bangsat maksud lo apa?!"

Keenan, yang tak terima melihat sahabatnya ditendang begitu saja, akhirnya memutuskan untuk melawan balik dalam keadaan panik dan marah. Tindakan tersebut membuat suasana di tempat tersebut semakin ricuh. Dalam kekacauan itu, salah satu dari dua sekutu lawan mereka akhirnya membacok lengan Keenan dengan sebuah benda tajam dan kemudian melarikan diri dengan cepat, menarik rekannya yang ikut bersamanya. Sebelum pergi, ia bahkan tidak segan menendang wajah Deyon dengan keras, sehingga remaja itu mengalami luka yang lebih serius, bahkan sampai berdarah.

Insiden tersebut meninggalkan Keenan dan Deyon dalam keadaan terluka dan terguncang, sementara suasana di sekitar mereka masih penuh dengan ketegangan dan kekacauan. Pemilik toko yang menyaksikan kejadian tersebut segera meluangkan waktu untuk menolong Keenan dan Deyon,  tidak lupa memanggil ambulans. Sementara itu, polisi juga segera dipanggil untuk mengejar para remaja yang terlibat dalam tawuran itu. Aksi brutal mereka telah menyebabkan banyak korban berjatuhan, dan situasi semakin memburuk.

Bahkan ada seorang anak yang bahunya tertancap oleh sebilah parang, yang membuat teman-temannya begitu panik. Kedatangan polisi diharapkan bisa menghentikan kekerasan dan memastikan bahwa para pelaku mendapat hukuman yang pantas atas tindakan mereka.

Keenan, yang masih sadar dan sangat khawatir, mendekati Deyon dengan perasaan panik yang mendalam. "Yon, woi, lo sadarkan? Tolong jangan tidur, su!" kata Keenan dengan nada panik karena melihat tatapan sayu di mata Deyon.

Deyon merintih dan mencoba menggerakkan tangan, menunjukkan telunjuk jarinya ke Keenan. "Luka lo lebih parah, gua aman aja, shh ...," ucapnya sambil mencoba menadahkan darah yang keluar dari hidungnya. Meskipun dalam keadaan terluka, Deyon mencoba memberikan Keenan sedikit kenyamanan dengan memastikan bahwa dirinya baik-baik saja, sementara Keenan tampak sangat cemas.

ALEONA [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang