27 ALEONA.

494 34 2
                                    

Kairav dan Ares tengah berada di ruang OSIS, Kairav membaringkan dirinya di atas sofa. Sedangkan Ares kini mendekati meja rapat mencari sebuah proposal yang kemarin anak-anak bicarakan.

"Res," panggil Kairav. Ares hanya berdeham, dia tengah fokus mengobrak-abrik segala yang ada di atas meja. Kairav menatap langit-langit ruangan tersebut.

"Lo tau, kalau Altan sebenernya lagi sakit?" Pergerakan Ares terhenti mendengar itu, ditatapnya Kairav yang sedang bersantai itu.

"Lah emang iyakan? Dia punya asma, sama imun tubuh yang lemah." Kairav bangkit dari aksi rebahannya itu. Remaja itu menatap Ares yang kini tengah membaca sebuah proposal ditangannya, Kairav hanya diam mendengar jawaban itu.

"Bukan itu Res, Altan sebenernya sakit parah."

"Emang sakit apa? Gua liat dia biasa aja." Ares melanjutkan membaca tanpa menatap ke arah Kairav, membuat remaja itu berdecak kesal.

"Altan kena gagal ginjal."

Ares yang hendak membalikkan lembaran kertas mendadak berhenti, dia segera mengalihkan pandangannya kepada Kairav bermaksud untuk menanyai kebenaran itu.

"Tau dari mana lo?" Ares melempar proposal itu, entah mengapa tiba-tiba dia menjadi kesal saat mendengar perkataan dari Kairav.

"Dokter rumah sakit, lo inget yang waktu itu kita pas-pasan sama Aluna, Ale?" Ares mencoba mengingat kembali kejadian itu, setelahnya dia mengangguk kecil. "Nah itu, waktu itu gua mau tanya Aluna, tapi keburu dipanggil sama lo, Res. Yaudah pas gua jalan enggak sengaja ada dokter lagi ngobrol sama asistennya, lo tau apa yang dokter itu bahas?" tutur Kairav.

"Apa emang?"

"Altan abis cuci darah hari itu juga, terus dokter bilang kemungkinan akan terjadi kerusakan organ tubuhnya kalau dia mogok cuci darah, gua engga ngerti banyak hal. Intinya kalau Altan malas berobat, dampak penyakitnya lebih gede."

Ares yang mendengar itu seketika terduduk diam di kursinya, ia memang ikut merasakan setiap kejanggalan yang terjadi. Akan tetapi dia cukup dibuat terkejut dengan berita ini.

"Anak-anak yang lain tau hal ini?" Kairav menggelengkan kepalanya. Ares yang mendengar itu semakin dibuat keheranan.

"Astaga Altan ...." ucapnya pelan.

"Altan ngerahasiain ini, gua enggak paham kenapa enggak Altan, enggak Aluna milih nutupin ini. Padahal kalau apa-apa mereka selalu bilang untuk berbagi, tapi mereka sendiri malah kaya gini," ujar Kairav dengan kesal.

"Mereka punya alasan sendiri mungkin? Entahlah Kai, gua masih kaget denger ini. Altan gagal ginjal? Sumpah gua rasanya pengen marah aja." Keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing, sampai akhirnya Kairav bangkit dari tempat duduknya membuat Ares menatap sahabatnya dengan bingung.

"Mau ke mana lo?" Kairav yang hendak membuka pintu berbalik badan menatap Ares yang masih duduk di bangkunya.

"Balik kelas, mau ngomong sama Altan. Lo di sini aja, jangan bilang ini ke anak lain. Tunggu waktunya sampe Altan yang cerita sendiri."

"Kalau dia gamau cerita?" tanya Ares dengan cepat.

Kairav tersenyum miring, "Pasti cerita, udahlah lo ngurusin aja itu kerjaan lo. Gua keluar, Res." Setelahnya Kairav meninggalkan Ares sendirian, remaja itu kini berjalan kembali menuju kelasnya.

Sesampainya di sana, dapat Kairav lihat teman-temannya sedang sibuk mengerjakan tugas dengan serius. Saking seriusnya saat dia masuk ke dalam pun tidak ada yang menyadari.

Kairav mencari keberadaan Altan, tetapi remaja itu rupanya tidak ada di kelas. Ke mana dia? Dengan cepat ia berdiri di depan papan tulis, memukul beberapa kali hingga menimbulkan suara yang lumayan kencang.

ALEONA [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang