06 | DIET

4.8K 632 31
                                    

Nora mengurungkan niatnya untuk menyuap salad sayur masuk ke dalam mulutnya karena menyadari tatapan Kalee yang tak lepas darinya. Mereka memang janjian makan siang bersama di salah satu restoran yang juga menyajikan menu salad yang sehat, salah satunya yang Nora pesan saat ini, tanpa memesan menu lain. Tidak seperti Kalee yang memesan makanan yang cukup berat dan porsi banyak.

"Lo kenapa ngelihatin gue?"

"Emang lo kenyang cuma makan itu doang?" Kalee mengendikkan dagu ke arah piringnya. Nora tersenyum tipis.

"Gue mau diet. Tadi pagi gue nimbang berat badan gue dan udah berat banget," keluh Nora.

"Enggak kok. Lo gak gemuk sama sekali." Kalee menggeleng pelan setelah kembali mengamati Nora.

Nora mendesah pelan. "Gak usah ngehibur gue."

"Tapi dietnya jalaninnya tetap sehat ya, Ra," ujar Kalee lembut.

Nora mengangguk pelan. "Gue mau konsultasi ke dokter juga. Tapi ..." Kalee kembali memusatkan pandangannya pada Nora yang kini menatap makanannya. "Kayaknya gue gak bisa deh."

Kalee tertawa pelan, apalagi saat Nora mengangkat tangannya hingga pelayan mendekat dan wanita itu memesan makanan yang berat.

"Gak usah ngetawain. Gue mulai dietnya besok aja," ujar Nora datar, tapi tak membuat Kalee takut sama sekali. Kini Kalee tersenyum geli. Rasanya ingin menarik pipi gembil wanita itu, tapi ia menahan diri.

Berat badan Nora memang sangat mengalami perubahan yang cukup drastis. Nora yang dulunya tinggi semampai. Selama bertahun-tahun mengkonsumsi obat yang diberikan oleh doktet psikiaternya membuat berat badan Nora naik drastis.

"Lo masih konsumsi obat?"

"Udah enggak. Sejauh ini gue udah baik-baik aja kok."

Kalee pun mengambil topik lain setelah pesanan makanan Nora tiba. Menanyakan tentang desain rumah Nora nantinya.

"Mas Kala udah ngirim desainnya kok. Bagus banget, sesuai dengan apa yang gue mau. Dia juga yang bantu nyari tukang bangunan buat renovasi rumah gue."

Kalee mengangguk pelan. "Lo gak pa-pa kan waktu diskusi sama Mas Kala?" tanya Kalee hati-hati. Ia tau meski Nora telah lama mengenal Kalandra, tapi keduanya tidak akrab karena sikap Kalandra yang begitu pendiam dan dingin.

"Em ... fine-fine aja. Waktu tinjau lokasi, Mas Kala ngajak sekretarisnya ikut."

Kalee tersenyum tipis. Untunglah Kalandra tau apa yang pernah menimpa Nora di masa lalu hingga kakaknya itu tetap membuat Nora merasa nyaman. Dan juga ia tidak perlu terlalu cemas membiarkan Nora berinteraksi dengan Kalandra. Nora tentunya aman bersama Kalandra.

"Bang Kalee." Sapaan tersebut menghentikan langkah Kalee maupun Nora yang hendak keluar dari restoran tersebut. Sosok wanita yang tinggi semampai, ditunjang oleh heels yang digunakannya menghampiri Kalee dengan senyum ceria kemudian melakukan cipika cipiki pada pria itu. "Where have you been?"

"Seharusnya itu pertanyaan gue, kan?" tanya Kalee geli pada sosok wanita bernama Kizia tersebut.

Kizia tertawa kalem hingga tatapannya bertemu dengan wanita yang berdiri di dekat Kalee.

Kalee yang mendapat tatapan Kizia tertuju pada Nora pun mengenalkan dua wanita itu. "Ra kenalin, ini Kizia, junior gue pas di Manchester." Kalee menatap Nora yang langsung mengulurkan tangan dan dibalas Kizia.

"Gue Kizia ... Mbak." Tatapan Kizia mengamati Nora, lalu melepas tautan tangannya.

Nora hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

I HATE MENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang