40 | VI.XII

3.8K 603 99
                                    

Pikiran Kalandra kacau membuatnya melampiaskan pada karyawannya jika menghadap padanya. Meski hanya setitik kesalahan, maka Kalandra akan marah besar. Membuat mereka bingung sekaligus heran.

Sekalipun Kalandra adalah sosok yang tak ramah---karena tak pernah tersenyum, bukan berarti Kalandra adalah bos yang kejam. Tapi kali ini bos mereka itu benar-benar berubah layaknya bos kejam.

Ivanka yang biasanya paling cerewet dan tak segan bicara pada Kalandra kini mencicit takut. Sekretaris Kalandra itu berdiri kaku setelah menyampaikan beberapa hal.

Saat Kalandra mengangkat pandangannya, Ivanka meneguk ludahnya kasar. Ia tak siap jika harus mendengar bentakan ataupun perkataan kasar dari pria itu.

"Kalau lo marah, biasanya pacar lo ngapain biar lo berhenti marah?"

Ivanka melongo. Menatap Kalandra yang seperti biasa menatapnya datar.

"Ivanka!" tegur Kalandra membuat Ivanka tersentak.

"Ah itu ..." Ivanka mencoba mengingat hal apa yang kekasihnya lakukan jika ia marah. Lalu ia menggeleng. Ia kan jomblo. "Aku jomblo Mas." Lalu cengengesan.

"Gue gak nanya status lo. Pertanyaan gue bukan itu."

Ivanka meringis pelan. "Maaf Mas. Em ... itu ... waktu aku pacaran terus aku marah, pacarku beliin makanan kesukaanku, terus dianterin langsung. Gak pake jasa kurir. Soalnya kalau pake jasa kurir tuh kayak gak ada niat minta maaf sama sekali lho Mas." Ivanka diam sejenak, lalu melanjutkannya. "Istilah jaman sekarang, no effort lah si cowok kalau kayak gitu."

"Ya udah lo keluar." Sekali lagi Ivanka melongo. Tapi segera keluar sebelum Kalandra kembali menegurnya.

Setelah duduk di kursinya, ia bersiap bergosip di grup chat bersama para karyawan kantor tersebut. Ingin menjawab pertanyaan para karyawan yang mendapat bentakan dari Kalandra, kenapa bos mereka itu sangat sensitif hari ini.

"Kalau lo masih betah kerja di sini. Jangan pernah gosipin gue!"

Dengan pelan Ivanka mendongak, menatap Kalandra yang berdiri di depan pintu.

Ivanka menyengir kaku. "Enggak ada yang mau ngegosip kok, Mas. Cuma mau nanya ke temen-temen, mereka mau makan di mana," elaknya.

Apakah karena terlalu antusias ingin bergosip membuatnya tak menyadari jika Kalandra keluar dari ruangannya?

"Em ... Mas Kala mau makan apa? Mau aku pesenin?"

"Enggak usah. Gue mau balik."

Setelah mengatakan itu Kalandra berlalu pergi. Lagi-lagi Ivanka melongo.

Bahkan jam makan siang belum waktunya, tapi Kalandra sudah pulang.

Ivanka mendesah lelah. Bersandar di kursinya.

Namanya juga bos, suka-suka mereka. Apalagi Kalandra tak memiliki pekerjaan setelah dua hari yang lalu rampung.

Sementara itu Kalandra mengendarai mobilnya menuju ke supermarket.

Semenjak pacaran dengan Nora, Kalandra jarang berada di rumahnya karena beberapa kali menginap di rumah Nora. Hanya singgah di rumahnya untuk mengambil pakaian. Bahan-bahan makanan di dapur pun tak terpenuhi.

Setelah belanja, ia pulang ke rumah. Menghubungi ART-nya untuk datang membersihkan rumah. Sementara ia berkutat di dapur, akan membuat ayam lodho.

"Yuhuuuu! Mas Kala!" seruan tersebut menghentikan aktivitas Kalandra. Menoleh, menatap datar Leon yang menamapakkan senyum lebar.

Sejak kejadian di rumah Nadim, Kalandra tidak pernah lagi berhubungan dengan teman-temannya itu, meski Nadim pernah meminta maaf.

Kemudian Kalandra kembali pada kegiatannya, mulai mencuci beras untuk dimasak. Mengabaikan kehadiran Leon.

I HATE MENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang