50 | OLD LOVE

13.8K 796 206
                                        

Garden party di tepi pantai. Kenapa tidak?

Menyatukan dua alam berbeda dalam satu konsep. Suasana indah taman dengan banyak daun bunga berwarna putih. Semuanya serba putih sehingga terlihat begitu simple, tapi elegan. Suara deburan ombak pun juga menambah suasana bahagia yang tengah di rasakan kedua mempelai pengantin yang baru saja melakukan ijab kabul pukul empat tadi. Lalu dilanjutkan acara resepsi pernikahan.

Tak banyak yang datang, hanya keluarga terdekat maupun teman-teman.

Seperti biasa, ada beberapa rangkaian acara dalam resepsi pernikahan. Salah satunya yang di tunggu para wanita single. Yaitu, pelemparan buket bunga oleh mempelai pengantin wanita.

Mauri yang paling heboh langsung beranjak dari tempatnya. "Kak Citra! Lemparnya ke aku aja!" serunya.

"Jangan Cit, biarin aja dia jadi perawan tua!" Sudah pasti itu kakak laknatnya, tapi Mauri tak peduli, tetap fokus menangkap buket bunga tersebut.

Citra, si mempelai pengantin wanita tertawa. Ia pun bersiap melempar buket bunga yang ada di tangannya. Membelakangi posisi para jomblowati tersebut. Pada hitungan ketiga, ia pun melempar bunga itu hingga melayang ke udara.

Mauri yang sudah mengambil ancang-ancang, bahkan telah melepas high heels-nya. Melompat lebih tinggi dan mendapatkan buket bunga tersebut. Tak peduli ia jatuh terduduk. Tangannya mengacung, matanya langsung mencari seseorang yang langsung tersedak.

"Yuhuuuu Bang Saga!! Bulan depan kita kawin!!" seru Mauri ceria seraya melambaikan bunga tersebut. Sagara langsung berlari, tentu Mauri mengejar dan hal tersebut menjadi pertunjukan menarik bagi para tamu. Mereka tertawa.

Tak terkecuali Nora. Seraya menggeleng pelan melihat kelakuan Mauri yang tentunya hanya menggoda Sagara.

"Tadi pas lempar bunga kenapa gak ngumpul di sana?" Nora menoleh dan menemukan Orion berdiri di sebelahnya. Ia tersenyum tipis seraya menggeleng pelan.

"Itu kan cuma mitos." Nyatanya Nora pernah mendapatkan buket bunga saat pernikahan Kalea dan Zian, tapi sampai sekarang ia belum menikah.

Atau tidak akan pernah....

Nora menghela nafas pelan. Ia meneguk minumannya untuk menghilangkan rasa hausnya.

"Kapan Abang pulang?" tanyanya. Mereka saat ini berada di Bali untuk menghadiri acara pernikahan Rafan dan Citra. Tentu mereka hadir karena Rafan merupakan sepupunya dan Citra adalah sahabat Aurora dan Megumi.

"Hari Kamis. Megumi mau tinggal liburan dulu." Orion tersenyum tipis. "Kamu gak mau ikut?"

"Gak. Kan Bang Rion dan Kak Gumi mau honeymoon."

Orion hanya mendengus geli.  "Kapan  balik ke Tegallalang?" tanyanya pada sang adik.

"Besok siang."

"Abang anterin, ya?"

"Enggak usah Bang. Kan Papi udah nyiapin supir buat aku." Nora kembali mengukir senyum tipis.

Memang beberapa bulan ini, Nora memutuskan untuk tinggal di desa Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Desa yang dulunya menjadi tempat tinggalnya saat ia menjalani pengobatan pasca kejadian buruk yang menimpanya. Rumah yang sudah Papi renovasi karena keinginannya untuk kembali tinggal di rumah yang berada di pedasaan tersebut.

Nora tak tinggal sendirian, di sana ada dua ART. Bahkan kerap kali, Papi dan Mami datang mengunjunginya.

Kenginan Nora untuk tinggal di sana, tentunya untuk memulihkan dirinya. Untuk mencari sedikit kedamaian dalam hidupnya. Meski kerap kali jika di malam hari, ia akan menangis sendirian.

I HATE MENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang