09 | KALANDRA TYPE II

4.7K 633 54
                                    

Tidur Kalandra terusik karena pintu kamarnya digedor. Ia mengerang pelan merasa sangat terganggu karena baru tidur pada jam tiga pagi setelah menyelasaikan pekerjaannya.

Semakin ia tidak menggubris orang yang menggedor pintu kamarnya, semakin pintu kamar itu digeor kencang.

Di rumahnya ini ia hanya tinggal bersama tiga orang ART yang tentunya tidak berani melakukan hal tersebut. Biasanya yang datang dua adiknya. Yang sudah pasti bukan Kalee karena adiknya itu tak sebarbar Kalea.

Berdecak pelan, ia beringsut bangun dengan wajah bantal yang sangat kentara, matanya menyipit karena terasa berat untuk dibuka sepenuhnya.

Karena hanya mengenakan celana dalam tanpa atasan---kebiasaannya jika tidur, maka Kalandra meraih celana pendek lalu membuka pintu.

"Om Kala!!" seruan tersebut membuat mata Kalandra sepenuhnya terbuka. Sosok gadis remaja berusia sembilan belas tahun menganga dengan mata berbinar melihat otot perutnya. "Oemji! Om Kala gak pake baju ih!" jeritnya seraya menutup matanya menggunakan telapak tangan, tapi ruas-ruas jarinya tak dirapatkan sehingga ia bisa melihat tubuh atletis pria itu secara langsung.

Kalandra mengusap wajahnya kasar menatap anak temannya itu. "Ngapain kamu di rumah Om?" tanya Kalandra, tak menutupi ekspresi jengkelnya.

Nayla menyengir. Hendak bicara, tapi teriakan dari bawah mendahuluinya. "Nayla! Om Kalanya udah bangun, gak?"

"Udah!" Sebelum pergi, Nayla kembali mengamati tubuh seksi pria yang seumur ayahnya tersebut dan saat Kalandra hendak menjitaknya, ia segera berlari dan terpingkal. Berteriak, mengumumkan jika melihat Kalandra tanpa memakai baju.

Kalandra masuk ke kamar, ia menyibak horden yang menutupi dinding kaca yang mengarah ke area samping rumahnya, letak kolam renang.

Kolam renang yang ia gunakan hanya sebulan sekali itu kini dipenuhi para bocah dan bapaknya. Apakah teman-temannya itu tak punya uang untuk pergi ke tempat permandian?

Berdecak kesal. Kemudian turun usai mencuci mukanya.

Berkacak pinggang, melihat keadaan rumahnya yang sehari-harinya sunyi dan mencekam kini diiringi tawa riang anak-anak dan bapaknya.

"Om Kala!" seru Nayla lagi, kini bocah itu sudah bergabung bersama lainnya di kolam renang.

"Lo semua pada gak punya duit buat bawa anak-anak ke tempat permandian apa?!" seru Kalandra dingin yang membuat kedua temannya serempak menatapnya. Para bocah tentu tidak terpengaruh karena mereka sudah biasa menghadapi teman ayah mereka itu yang dikenal pendiam dan galak. Karena meski Kalandra terlihat menyeramkan di mata anak-anak karena wajahnya selalu datar, tapi selalu mentraktir anak-anak itu.

"Lo gak usah galak-gakal amat, Kal. Beneran jadi bujang lapuk, tau rasa lo!" Kalandra menoleh ke belakang melihat dua wanita yang membawa nampan lebar. Dua wanita itu merupakan teman sekolahnya dulu yang kini menjadi istri dua temannya, Nadim dan Azhar.

Nadine yang tadi mengejeknya, kini tertawa pelan. Ia hanya menatap lurus wanita, ibu empat anak itu. Sangat dupilkat Nayla.

"Daripada lo marah-marah, mending lo gabung berenang deh," sahut Atika seraya mengikuti Nadine meletakkan nampan yang di atasnya ada berbagai macam jus serta smoothie. Sementara di atas nampan yang dibawa Nadine terdapat tiga piring besar kentang goreng dan juga nugget ayam yang berbentuk karakter hewan serta huruf.

"Yang gue butuhin cuma tidur," Kalandra menggerutu. "Lo semua ngapain sih di sini?" Tak bisa menutupi rasa kesalnya.

Nadim yang naik ke permukaan dengan kondisi basah menghampiri, meraih gelas jus jeruk yang diberikan istrinya.

I HATE MENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang