16 | AJAKAN KONDANGAN

4.3K 644 42
                                    

"Udah siap?"

Nora menoleh menatap Kalee kemudian mengangguk pelan. Pria itu pun melajukan mobilnya menuju ke toko furniture yang menyediakan berbagai macam berbagai macam perabot rumah dan lain-lainnya.

Sebenarnya Nora ingin pergi sendirian, karena ia hanya butuh membeli perabotan kecil serta perintilan lainnya untuk dapurnya nanti.

Memang, rumah Nora telah selesai, bahkan beberapa furniture seperti ranjang, sofa lemari bahkan kitchen set telah ada di rumahnya. Bahkan keperluan untuk kelas melukisnya telah lengkap. Di lantai satu pun sudah ada sepuluh kursi kayu, penyangga kanvas, serta loker warna-warni yang diperuntukkan untuk para muridnya nanti.

Mungkin nanti jika ada benda atau barang yang menarik, ia akan membelinya untuk ditaruh di lantai bawah yang masih memiliki banyak ruang karena memang lantai satu hanya diperuntukkan menjadi kelas melukis. Itu pun Nora membatasi jumlah muridnya.

"Gimana sama pendaftaran kelas melukis lo?" tanya Kalee, melirik sekilas Nora.

"Em .... tadi pagi waktu buka website-nya udah ada beberapa. Berkat Tante Feby juga sih. Temen-temennya Kanya dan Kanaka ada yang mendaftar. Kak Rora dan Kak Gumi juga bantu promosiin kelas melukis gue."

"Lo happy banget." Kalee menangkap raut bahagia wanita itu.

Nora mengulum senyum seraya mengangguk. "Happy dong."

Mereka pun tiba di tempat tujuan. Mula-mula ke area sofa. Nora ingin melihat adakah sofa yang menarik perhatiannya. Ingin menaruhnya di lantai satu, juga untuk di kamarnya. Karena kamarnya yang cukup luas, jadi ia ingin menaruh sofa panjang di sana.

Setelah memilih sofa, ia dan Kalee yang senantiasa mengekor ke arahnya beranjak untuk melihat perlengkapan kamarnya. Mulai dari lampu tidur, troli yang terdapat tiga susun yang akan ditaruh di kamar mandi, rak kabinet dinding, nantinya akan menaruh berbagai jenis pajangan di sana serta bingkai foto.

"Capek?" tanya Kalee saat Nora duduk di kursi yang ada di sana. Nora mendongak, ia menatap troli belanja yang kini kapasitasnya lebih, sedari tadi Kalee mendorongnya.

"Enggak kok. Lo capek, ya?" Nora berdiri. Kalee menggeleng seraya tersenyum sumringah.

"Keliling sampai tengah malem, gue masih sanggup kok."

Tawa Nora yang terdengar lembut memenuhi pendengaran Kalee, membuat pria itu tersenyum.

"Bentar lagi, ya? Gue mau cari keranjang buat cucian kotor dulu." Mereka pun kembali menelusuri tempat tersebut hingga ke kasir untuk membayar semua belanjaan Nora. Barang-barang yang berukuran kecil, Nora langsung bawa pulang, sementara yang besar, akan diantar ke rumahnya.

Kalee membawa sebagian tas belanja dan memasukkannya ke dalam bagasi, mengambil alih tas lainnya dari Nora. Mereka pun masuk ke dalam mobil.

"Nah, abis ini mau ke mana?" tanya Kalee usai memakai seatbelt.

Nora mengecek ponselnya untuk melihat jam.

"Enggak tau." Nora menggeleng pelan. "Pulang aja."

Kalee berpikir sejenak, jari-jarinya mengetuk kemudi. Ia kembali menatap Nora. "Masih lama waktu malam, Ra. Gimana kalau kita jalan-jalan dulu?"

Nora pun mengangguk. Kalee segera melajukan mobilnya meninggalkan area tersebut dengan senyum sumringah.

Ponsel Kalee yang berada di dashboard berdenting beberapa kali. Pria itu pun meraihnya, mengecek. Lalu kembali menaruhnya.

"Itu Kizia, ya?" tanya Nora, sempat menangkap nama kontak yang tertera. Kalee menoleh sejenak lalu mengangguk.

"Kenapa gak dibalas? Kayaknya penting sampai nge-chat berkali-kali."

I HATE MENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang