"Kayak anak kecil aja beli kue ulang tahun." Perkataan mencemooh itu Patra ucapkan saat mobil melaju. Nora hanya diam, menunduk. Meremas tangannya satu sama lain yang berada di pangkuannya.
Dadanya terasa sesak, bahkan ingin terus menangis agar rasa sakitnya hilang.
Tapi, itu tak mungkin terjadi. Meski ia menangis terus menerus, rasa sakitnya tak akan hilang. Perasaan yang dulu ia rasakan saat berhadapan dengan Patra kembali. Takut dan cemas.
Namun kini ditambah dengan rasa sakit karena Kalandra.
Rasanya Nora ingin memeluk pria itu, menumpahkan tangisnya.
Bohong jika Nora melupakan jika hari ini merupakan hari ulang tahun Kalandra.
Melihat pria itu membawa kue dan tatapan sendu serta terluka saat ia menolak membuat dadanya terasa sangat sakit.
Pasti pria itu sangat kecewa padanya...
Setitik air mata Nora jatuh, tapi ia dengan cepat menyeka air matanya dan membuang pandangannya ke arah jendela. Menatap rintik hujan serta bangunan-bangunan yang dilalui. Entah kemana Patra akan membawanya.
Sejujurnya Nora ingin melarikan diri. Lari dari pria itu. Tapi, ia memikirkan orang-orang yang ia sayang.
Apalagi jika ia berkata jujur.
Nora tak sanggup.
Pikirannya kembali kacau. Ia kembali dirundung gelisah membuat hidupnya kembali dihantui ketakutan demi ketakutan.
Tak ingin membuat orang tua, kakak-kakaknya serta orang tuanya merasa sedih.
Nora pernah melihat betapa hancurnya keluarganya. Hal itu pun membuatnya merasa sakit.
Apalagi jika untuk kedua kalinya ia melihat keluarganya hancur karena dirinya. Entah Nora harus melakukan apa.
Biarlah Nora merasakan sakitnya sendiri...
•••
Nora menatap dalam diam Jihan yang mengeluarkan peralatan make up serta produk perawatan wajah dan badan dari paper bag. Wanita itu juga mengeluarkan gaun baru serta high heels. Semuanya baru dan semua itu untuknya.
Biasanya jika mereka bertemu, mereka akan bicara. Benar-benar layaknya dua teman yang menyenangkan. Tapi sekarang tidak sama sekali.
Mungkin dari awal hanya Nora yang menganggap Jihan teman.
"Kamu harus cepet-cepet. Jangan bikin Patra nunggu," ujar wanita itu tanpa menatapnya. "Kalau kamu sudah mandi, kamu panggil aku. Biar aku yang merias mukamu."
Nora hanya diam, sama sekali tak merespon Jihan.
Jihan yang tak mendengar pergerakan dari Nora menatap wanita itu yang duduk di tepi ranjang dengan pandangan kosong.
Jihan menghela nafas pelan. Lalu melangkah menuju pintu kamar.
"Aku pikir kamu temen yang baik ..." Suara Nora mengalun, nadanya sarat akan kekecewaan. Langkah Jihan berhenti tepat di depan pintu. "Apa kejadian tentang pelecehan yang menimpa kamu juga hanyalah bohong?"
Jihan tak bergeming.
"Ah kalau itu pernah terjadi padamu, pastinya kamu tau apa yang aku rasakan sekarang, Han." Nada suara Nora berubah putus asa lalu tertawa pilu.
"Jangan sampai terlambat. Patra bakal marah." Setelah mengatakan itu Jihan keluar dari kamar tersebut meninggalkan Nora dalam kesendirian.
Ternyata Patra menginginkan makan malam dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE MEN
ChickLit|OHMYSERIES-5| Apa yang membuatnya membenci sosok pria? Alasannya karena yang terjadi masa lalu. Membuatnya selama bertahun-tahun terus menerus bermimpi buruk. Membuatnya ketakutan setengah mati hingga menimbulkan perasaan takut terhadap lawan jeni...