17 | KONDANGAN

4.3K 656 71
                                    

Rumah Nora cukup ramai saat ini karena anggota keluarganya datang. Bukan hanya datang untuk melihat rumah barunya, tapi mereka membantu untuk menyusun barang-barang dan juga merapikannya.

Para pria, Papi, Orion dan Ardan berada di lantai satu sedang merakit lemari rak. Terdengar Papi yang protes karena Orion dan Ardan salah merakit.

"Itu kayaknya harus di rak tiga, Dan."

"Ini udah bener kok, Pi. Ditaruh di rak satu atau dua, tetep aja sama. Ukurannya juga sama."

"Mending Papi duduk aja deh minum kopi. Biarin Abang dan Ardan yang ngerjain," sahut Orion seraya mengarahkan obeng mesin ke arah lubangnya.

Papi hanya berdecak dan beralih ke arah si kembar dan Agas bermain-main di area yang nantinya menjadi kelas melukis. Tiga bocah itu saling kejar-mengejar. "Jangan lari-larian! Nanti kalian jatuh!"

Sementara itu, Mami dan Megumi di bagian dapur, menyusun peralatan masak di lemari dan laci kabinet. Mereka dibantu Archer dan Alula yang memasukkan beberapa frozen food ke dalam chest freezer.

"Nora tau gak Mi gunain semua alat-alat masak ini?" tanya Megumi membuat Mami tersenyum geli.

"Udah hampir seminggu, dia antengin Mami di dapur. Nanya-nanya soal kegunaan alat-alat masak."

"Ya semoga aja gak kayak Rora, Mi. Sok-sokaan mau ala-ala chef pake teknik flambe, eh malah kebakar beneran." Kali ini Mami tertawa, mengingat kejadian satu tahun yang lalu saat annivesarry pernikahan Aurora dan Ardan. Aurora yang ingin memasak menu spesial untuk Ardan, tapi berakhir membuat dapurnya nyaris dilahap si jago merah.

Di sisi lain, tepatnya di dalam kamar, Aurora membantu Nora menyusun pakaian serta menyusun perabotan di dalam kamar tersebut.

Aurora mengeluarkan sebuah pajangan berbentuk kura-kura yang punggungnya berkilauan. "Ih ini lucu banget. Kamu beli di mana, Dek?"

Nora menoleh, menatap ke arah kakaknya yang mengacungkan pajangan kura-kura berukuran kecil 

"Jihan yang ngasih aku, Kak. Nanti aku hubungin Jihan buat nyariin Kakak pajangan yang bentuknya menggemaskan."

"Kakak tunggu lho." Aurora sumringah. Ibu dua anak itu menatap rak kabinet dinding yang sudah diisi oleh bingkai foto serta pajangan lain. Kemudian beralih ke arah lemari laci yang tepat berhadapan dengan ranjang. Ia pun menaruh pajangan kura-kura tersebut di atas sana dan mengambil pajangan lainnya.

Setelah mengatur segala barang yang ada di kamar tersebut, keduanya keluar. Menelusuri lorong pendek hingga tiba ke area ruang TV, sekaligus dapur mini dan juga meja makan.

Terdengar riuh suara anak-anak di lantai satu. Meski hanya tiga anak-anak, tapi tetap saja berisik, apalagi suara Papi yang kerap kali menegur ketiga bocah tersebut.

"Lula abis bantuin apa?" tanya Nora dengan senyum tipis menatap keponakannya itu yang sedang meneguk sekaleng minuman youghurt.

"Nyusunin fwozen foodAunty." Alula tersenyum. "Kalau libur sekolah, aku boleh nginep bareng Aunty di sini, ya?"

"Oh kalau akhir pekan Aunty Nora nginep di rumah Nenek," sahut Mami. Seperti sepakatan sebelumnya, jika Nora akan menginap di rumah orang tuanya jika di akhir pekan.

"Tapi, kalau Alula mau nginep di sini, gak pa-pa dong kalau aku gak nginep di rumah, Mi," ujar Nora, tangannya mengusap rambut Alula yang dikuncir satu tersebut.

Terdengar seruan dari bawah, suara Papi yang mengajak Kei, Ken dan Agas untuk belanja di minimarket. Sepertinya Papi sudah tidak tahan menghadapi anak-anak tersebut yang membuat ulah di lantai bawah. Mendengar sang Kakek mengajak bocah-bocah itu ke minimarket, segera Alula dan Archer berlari turun ke bawah.

I HATE MENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang