37 | PIKIRAN KACAU

4.2K 653 78
                                        

Milana mendongak menatap sosok pria dewasa yang berdiri di hadapannya. Bersidekap dan menatapnya datar. Sangat menyeramkan, mirip Pak Polisi yang pernah menilang tantenya karena tak menggunakan helm.

"Tadi kamu ngasih gurumu permen?" tanya Om itu, tak ada senyum di wajahnya.

Milana mengangguk, kemudian merogoh celana pendeknya dan mengeluarkan satu bungkus permen. "Om mau?" tawarnya polos.

Kalandra menggeleng pelan. "Siapa yang nyuruh kamu ngasih permen itu?"

Kening Milana mengernyit, tapi kemudian menyahut, "Gak ada."

"Bukan Ommu?"

Milana mengangguk.

"Bukannya Ommu itu selalu nyuruh kamu ngasih cokelat ke gurumu itu?" Kalandra menunjuk ke arah Nora yang sedang menghampirinya. Sepertinya wanita itu baru menyadari kehadirannya atau mungkin tadinya pura-pura tak melihatnya.

"Oh itu ..." Milana mengangguk. "Tapi udah enggak ada cokelat. Kayaknya Om Ijal belum gajian deh, dia gak punya uang buat beli cokelat."

"Terus kenapa ngasih permen ..."

"Mas Kala!" tegur Nora setelah berdiri di belakang Milana. Tidak menyangka jika Kalandra memasang wajah garang bicara pada Milana membuat ekspresi gadis itu cukup ketakutan.

"Miss," Milana bersembunyi di balik punggung Nora. "Om itu galak," adunya.

Kalandra hanya mendengus pelan kemudian menatap Nora. "Akhirnya kamu nyadar kalau aku ada di sini."

Kedatangan tante Milana membuat gadis kecil itu segera pamit. Meninggalkan Nora dan Kalandra.

Nora berlalu masuk ke rumah, tanpa mengajak Kalandra. Pria itu tetap mengikuti meski menangkap gelagat si tuan rumah yang tak mengharapkan keadilannya.

"Kamu kenapa?" Kalandra bersikap lembut. Sedari kemarin Nora mendiamkannya, bahkan tak menjawab panggilannya, bahkan saat tadi ia datang, Nora sama sekali tak menatapnya, ataupun meliriknya membuatnya duduk menunggu di teras rumah. "Nora!" panggilnya tegas. Nora pun menatapnya.

"Kamu marah sama aku?" tanya Kalandra. "Kenapa?" Kalandra sama sekali tak mengerti kenapa Nora mendiamkannya. Merasa ia tak pernah melakukan kesalahan.

Wanita itu tidak langsung menjawab, menghela nafas pelan kemudian bertanya, "Mas Kala kenapa suka sama aku?"

"Karena kamu tipeku ..."

Nora langsung menyambar. "Mas Kala suka yang kayak Kak Freya, ya?"

Kening Kalandra semakin mengkerut karena nama Freya dibawa-bawa.

"Kamu ngomong apa sih?"

"Iya kan Mas?!" tekan Nora. "Tipe ceweknya Mas Kala itu Kak Freya. Selama bertahun-tahun ini sebelum kita bersama, Mas Kala sendirian karena Mas Kala gak bisa move on dari Kak Freya."

"Kamu jangan sok tau, Nora!" desis Kalandra. Lalu membuang pandangannya sejenak, menghela nafas kasar lalu kembali menatap Nora. "Jadi, ini yang bikin kamu diemin aku? Karena tau aku pernah suka sama Freya? Siapa yang ngasih tau kamu? Kalea? Gumi? Atau Rora?"

"Enggak usah tau aku tau dari mana." Nora bersiap melewati Kalandra untuk naik ke lantai dua, tapi Kalandra segera menahan lengannya.

"Terus apa yang bikin kamu marah?" tanya Kalandra frustasi semakin tak mengerti dengan kemarahan Nora.

"Kamu masih suka sama Kak Freya?" Nora menggeleng pelan, meralat pertanyaannya. "Maksudku kamu masih cinta sama dia?"

"Enggak lah! Kenapa kamu berpikir seperti itu, Nora?! Kamu tau aku cintanya sama kamu! Soal aku pernah suka atau cinta sama Freya, itu semua sudah jadi masa lalu. Dan aku sudah lama matiin perasaanku ke dia, jauh sebelum kita bersama!" ujar Kalandra tegas, penuh penekanan. Tetap menjaga intonasi suaranya. Ia menangkup wajah Nora. Mengunci tatapan wanita itu. "Kamu ragu sama aku?" tanyanya sedih karena seakan Nora tak percaya pada dirinya. Tak percaya pada perasaannya yang begitu tulus.

I HATE MENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang