Nora tak mengalihkan tatapannya dari Kalandra, tapi jika pria itu balik menatapnya, ia akan membuang pandangan. Kalandra pun tak mencoba mengajaknya bicara. Alhasil mereka hanya saling diam. Hanya suara Alula dan Agas yang mendominasi di antara mereka. Hingga malam menjelang dan dua keponakannya mulai lelah, ia pun mengajak mereka untuk kembali ke hotel.
Karena Agas tertidur, Kalandra pun ikut menggendong bocah itu. Kebetulan Aurora dan Ardan telah kembali ke hotel juga.
"Duh anaknya Bunda pasti capek banget, ya?" ujar Aurora. Agas segera berpindah ke gendongan Ardan. Tak lupa Ardan berterima kasih pada Kalandra.
Melihat gelagat kakak dan kakak iparnya yang tak terkejut sama sekali melihat kehadiran Kalandra membuat kening Nora mengkerut. Menatap mereka secara bergantian.
Ia menangkap senyum kecil dari Aurora. Kemudian pasangan suami istri itu masuk ke kamarnya. Alula sendiri sedari tadi masuk ke kamarnya. Meninggalkan Nora dan Kalandra.
Nora menatap Kalandra yang juga menatapnya. Berdiri kikuk di samping pria itu. "Em ... kalau gitu. Aku masuk ke kamar ..."
"Temenin gue makan," sela Kalandra membuat mata Nora membulat.
"Bukannya tadi Mas Kala bilang masih kenyang?" Sebelum mereka kembali ke hotel, mereka singgah di restoran, tapi Kalandra tidak makan sama sekali.
"Itu tadi. Sekarang gue laper." Kalandra masih dengan wajah tanpa ekspresinya.
"Aku udah makan tadi," ujar Nora.
"Gue kan cuma ngajak lo temenin gue makan," balas Kalandra. "Tapi, kalau lo gak mau. Ya udah." Kalandra pun pamit pergi.
Nora menatap punggung pria itu yang semakin menjauh. Saat hendak melangkah menghampiri Kalandra, langkah pria itu berhenti membuatnya mengurungkan niat untuk melangkah, kemudian Kalandra menoleh menatapnya. "Beneran gak mau nemenin gue makan?" Suara Kalandra cukup keras membuat Nora mampu mendengarnya.
Nora mengulum bibir agar senyumnya tak nampak. Ia pun melangkah mendekati Kalandra. Mereka pun pergi bersama. Nora hanya ikut. Mereka menggunakan kereta bawah tanah, Mètro.
Beberapa saat kemudian mereka tiba di tujuan. Place de Italie. Tempat tersebut banyak ditemukan beragam restoran makanan Asia. Mulai dari makanan Indonesia, Jepang, Vietnam, Laos, dan Thailand.
Saat Kalandra mengatakan ingin makan nasi goreng, Nora segera menyahut. "Jauh-jauh dateng ke Paris cuma mau makan nasi goreng?"
Kalandra balas menatap Nora. Mengerjap pelan. "Nasi goreng di sini beda. Namanya Luc Lac, nasi goreng yang ada telur mata sapi dan daging sapi tumis."
"Oh ... ya udah. Terserah Mas Kala aja." Nora pun kembali bungkam. Tapi, Kalandra pun mengurungkan niatnya makan nasi goreng. Lebih memilih masuk ke restoran khas negara Vietnam. Memesan Pho Bo, yaitu mie beras yang disajikan dengan daging sapi, sayuran dan kuah.
"Lo gak mau pesan yang lain?" tanya Kalandra pada Nora karena Nora hanya memesan minuman.
Nora menggeleng pelan. "Aku kenyang." Kalandra pun menutup buku menu dan bicara pada pelayan. Mereka pun menunggu pesanan dalam keheninga.
Sesekali Nora melirik Kalandra yang diam menatapnya membuatnya salah tingkah. Jadinya, ia memilih menggulir pandangan ke arah lain. Hingga pria itu pun makan setelah hidangan di sajikan di meja mereka. Nora juga meneguk minumannya sesekali. Diam mengamati Kalandra yang makan. Mereka pun tak lagi bicara. Meski Nora punya banyak pertanyaan.
Ponsel Nora yang berada di atas meja beberapa kali berdenting. Nora meraih ponselnya sebentar lalu kembali meletakkannya di atas meja. Menyesal membuka kunci akun Instagram-nya karena banyak pesan dari orang yang ia kenal masuk. Apalagi Rizal. Tidak ingin membalas, tapi Nora merasa sungkan karena mereka saling kenal. Tak ingin dicap sombong.

KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE MEN
ChickLit|OHMYSERIES-5| Apa yang membuatnya membenci sosok pria? Alasannya karena yang terjadi masa lalu. Membuatnya selama bertahun-tahun terus menerus bermimpi buruk. Membuatnya ketakutan setengah mati hingga menimbulkan perasaan takut terhadap lawan jeni...