Tak ingin mendengar ocehan Patra, segera Kalandra kembali memberi bogeman pada pria itu. Tentu Patra kali ini tak tinggal diam, berhasil mendorong Kalandra. Tapi, karena Kalandra memiliki kemampuan beladiri membuat Patra kembali dijatuhkan. Patra mengerang sakit saat perutnya berhasil ditendang Kalandra. Ia bersimpuh seraya memegang perutnya.
Kalandra yang hendak melayangkan tendangan lagi mendadak berhenti saat mendengar teriakan Nora.
Ketiganya kini kehujanan. Kalandra menyugar rambutnya ke atas untuk menyeka air hujan. Ekspresinya tetap datar, tapi kilatan matanya menunjukkan kecemasan.
Nora kembali menjerit saat Patra meninju rahang Kalandra.
"Berhenti!! Please!!" seru Nora saat keduanya kini saling mencengkeram kerah baju dan bersiap melayangkan bogeman. Keduanya menatap Nora. Hujan semakin mengguyur deras.
Kalandra melepaskan cengkeramannya dari kerah kemeja Patra, ia melangkah mendekat ke arah Nora.
Tatapan Nora bertemu dengan Patra yang menyeka bibirnya yang terluka. Patra menatapnya tajam, menyiratkan penuh ancaman.
Nora pun berjalan mundur membuat langkah Kalandra berhenti. "Nora ...," panggil Kalandra lemah.
Nora menggeleng lemah. Mulai menangis meski kini air matanya menyatu dengan air hujan.
"Jadi semua ini karena dia. Dia apain kamu?" Kalandra kembali mendekat ke arah Nora dan memegang pundaknya. Menatap penuh kecemasan Nora.
"A-aku ...." Kembali lagi Nora bertemu pandang dengan Patra. Melihat pria itu mengeluarkan sebuah pisau setelah membuka pintu mobil. Seluruh tubuh Nora bergetar, ia segera mendorong Kalandra hingga mereka kembali berjarak. "Please Mas. Berhenti gangguin hidupku!" jerit Nora tertahan. "Aku gak mau sama kamu lagi!"
"Nora ..." Kalandra menatap lemah Nora. Entah kenapa tubuhnya terasa begitu lemas. Tatapannya berubah sendu.
Nora menggeleng lemah. Meski hatinya sangat pedih, menjerit tak rela. Tapi, demi keselamatan pria itu. Nora tak ingin Kalandra terluka, atau nyawanya terancam.
Kedua tangan Kalandra terkepal kuat. "Dia ngancem kamu?!" desisnya tajam. Nora hanya diam, berusaha keras menahan isakannya. "Nora jawab aku!"
"Eng-gak," ujar Nora bergetar. Antara takut dan kedinginan.
"Lihat aku Nora," pinta Kalandra karena Nora menunduk, kembali mendekat dan menangkup lembut wajah wanita itu. "Nora, kamu gak usah takut. Aku ada di sini. Seperti yang kamu minta. Aku gak akan ke mana-mana." Suara Kalandra bergetar, matanya memerah. Berusaha memfokuskan pandangannya yang buram akibat air mata yang tergenang ditambah air hujan yang mengguyur.
"A-aku ... maaf Mas, tolong jangan ganggu hidup aku lagi."
Kedua tangan Kalandra terkulai lemas, melepaskan tangkupannya dari wajah Nora. Nora mendorongnya pelan. Kembali lagi Nora melirik Patra yang telah menyembunyikan pisau tersebut ke belakang punggungnya.
•••
Kalandra hanya diam meski Kalea mengomel terus menerus. Ingin menyuruh agar Kalea berhenti ribut, tapi ia tak mampu. Seluruh tubuhnya lemas, suhu tubuhnya pun sangat panas serta kepalanya berdenyut, merasa pusing. Kalea menghubungi dokter. Memeriksa keadaan Kalandra. Pria itu demam karena terlalu lama terkena hujan, apalagi sedang mengalami flu. Juga lebam di pipinya pun di kompres.
"Lo abis dari mana sih, Mas?" Kini Kalea duduk di tepi ranjang, menatap kakaknya itu cemas. Kalau saja ia tak ke sini dengan maksud meminjam mobil, mungkin Kalandra ditemukan tewas.
Bahkan pria itu tak sempat menutup pintu rumahnya yang ia duga terbuka sejak semalam.
Kalandra tergeletak di lantai ruang tamu. Semua pakaiannya basah kuyub membuat kulitnya mengkerut serta wajahnya pucat pasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE MEN
ChickLit|OHMYSERIES-5| Apa yang membuatnya membenci sosok pria? Alasannya karena yang terjadi masa lalu. Membuatnya selama bertahun-tahun terus menerus bermimpi buruk. Membuatnya ketakutan setengah mati hingga menimbulkan perasaan takut terhadap lawan jeni...