Nora membuka pintu pagar dan tersenyum menyambut Kalandra yang wajahnya nampak sangat lelah, tapi pria itu tetap tersenyum padanya. Merangkul pinggang Kalandra menggunakan sebelah tangannya, mereka pun berjalan beriringan masuk ke rumah Nora.
Pria itu baru saja mendarat dari Surabaya. Karena sudah seminggu tak bertemu membuat Kalandra langsung ke rumahnya, bahkan Nora memilih tak pulang ke rumah orang tuanya padahal saat ini sedang akhir pekan. Ia sempat kelabakan membuat alasan saat Papi mencercanya dengan banyak pertanyaan kenapa ia tak menginap. Untung saja Mami angkat bicara membuatnya bisa lepas.
"Mas tidur di kamar aja." Nora mengantar Kalandra masuk ke kamarnya. Pria itu menarik kerah belakang bajunya untuk melepas dari tubuhnya sehingga hanya menggunakan celana jeans. Lalu membuang dirinya di atas ranjang dengan posisi tengkurap.
Nora tersenyum geli, ia membungkuk untuk mengusap kepala Kalandra, lalu mengecup pipinya. Kemudian pamit untuk keluar membeli bubur ayam.
Saat kembali dari membeli bubur ayam, Nora menyadari jika pintu kaca rumahnya tak tertutup, padahal saat pergi tadi ia menutupnya.
Salahnya juga karena tak mengunci pintu pagar.
Dengan tergesa-gesa ia naik ke lantai dua, menelusuri lorong pendek menuju kamarnya dan menemukan seseorang yang berdiri di depan pintu kamarnya yang tak tertutup rapat.
"Rafan?" Pria itu menoleh. Rafan merupakan sepupunya, anak dari Uncle Harsa, kakak dari Mami. "Kok gak bilang mau dateng?" Tentu Nora terkejut karena Rafan tak memberitahunya jika ingin berkunjung. Apalagi tadi sempat berpikir jika yang masuk ke rumah merupakan orang jahat. Cemas jika terjadi sesuatu pada Kalandra yang tengah tertidur pulas.
"Surprise," ujar pria itu dengan senyum lebar. Lalu matanya melirik ke dalam kamar. Nora yang menyadari hal tersebut segera menarik pintu kamar hingga tertutup rapat. Lalu mengajak Rafan ke area meja makan.
"Itu siapa?" Sudah pasti pria itu tak akan diam begitu saja dan menangkap gelagat Nora yang tak ingin membahas tentang Kalandra pada sepupunya itu. Tau kelakuan Rafan yang ember bocor.
"Temen," ujarnya berusaha untuk cuek dan mengeluarkan wadah makanan dari kantong kresek. Ia melirik Rafan, "Aku gak tau kamu mau dateng, jadi beli bubur ayamnya cuma dua."
Pria itu hanya menyuruhnya membuat kopi.
Seperti dugaan Nora. Rafan benar-benar tak akan diam.
"Udah gak benci sama laki-laki?" tanya pria itu dengan senyum geli. Karena tak ingin membuat Rafan semakin cerewet bertanya tentang Kalandra, maka Nora hanya mengendikkan bahu tak acuh kemudian menuang kopi yang sudah jadi ke cangkir lalu menyuguhkannya untuk Rafan.
Lalu menarik kursi, tepat di hadapan Rafan dan bersiap untuk memakan bubur ayamnya.
"Jadi kapan kamu nikah?" Sudah Nora duga Rafan akan menggodanya habis-habisan.
"Astaga Raf," Nora menggeram kesal membuat pria itu tergelak. "Dia cuma temenku!" sambung Nora penuh penekanan.
"Temen? Tapi upload fotonya di instastory-mu. Kalian juga liburan bareng, kan?"
Nora mendesah lelah. Ia pun menjelaskan, "Aku upload foto dia, biar laki-laki berhenti ngirimin aku DM gak jelas. Dan aku jelasin, aku gak liburan sama dia. Kebetulan aja waktu itu dia ada di Paris, aku juga. Lagian juga ada Kak Rora dan keluarganya."
"By the way, kamu ngapain disini?" sekali lagi Nora mencoba mengalihkan pertanyaan dan cukup bersyukur karena Rafan tak lagi menggodanya malah berakhir curhat. Dan cukup tercengang karena ternyata sosok wanita yang Rafan lamar adalah Citra.

KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE MEN
ChickLit|OHMYSERIES-5| Apa yang membuatnya membenci sosok pria? Alasannya karena yang terjadi masa lalu. Membuatnya selama bertahun-tahun terus menerus bermimpi buruk. Membuatnya ketakutan setengah mati hingga menimbulkan perasaan takut terhadap lawan jeni...