03 | ARSITEK

5.6K 662 38
                                    

"Siapa yang jemput?"

Nora mengangkat kepalanya, menatap Mami yang bertanya. Seraya memasang sepatu di kaki kirinya, ia menjawab, "Kalee." Kemudian beridiri, pamit pada Mami dan tak lupa mengecup pipi Mami. Beranjak keluar dari rumah. Menemukan Kalee yang sedang bicara dengan Papi di teras rumah. Papi yang berdiri bersidekap dengan tatapan datar tertuju pada Kalee.

"Anak saya punya mobil sendiri dan bisa nyetir. Ngapain kamu repot-repot jemput dia?" tanya Papi dingin.

Kalee mengusap tengkuknya sekilas dan tersenyum kikuk. "Nora yang minta untuk ditemenin ketemu arsitek kenalan saya, Om."

Sebelum Papi membuat Kalee semakin kikuk, Nora pun menghampir dua pria beda generasi tersebut. Nora menyalami Papi dan mengecup pipinya. "Aku pergi dulu, Pi."

Kemudian Kalee menyalami tangan Papi. "Gak usah modus kamu, ya?" ujar Papi dingin dengan suara pelan menatap lurus Kalee yang mengangguk patuh.

"Cuma anterin kok, Om."

"Pi!" tegur Nora. Papi pun membiarkan putri bungsunya pergi bersama Kalee.

"Mas berlebihan," protes Kirana membuat Iyo memutus tatapannya dari mobil berwarna hitam tersebut yang kini keluar dari pekarangan rumah.

"Gak salah dong kalau seorang ayah protektif sama temen cowok anaknya," ujar Iyo cuek kemudian berlalu masuk ke dalam rumah. Kirana hanya menggeleng melihat tingkah suaminya itu.

"Gue gak ngerepotin lo, kan?" tanya Nora  setelah mobil melaju. Mengamati Kalee yang menggunakan kemeja berwarna army yang pas di badannya dan dipadukan celana jeans warna hitam. Serta potongan rambut yang baru. Quiff undercut, memangkas rambut bagian pelipis kiri dan kanan, sedangkan rambut bagian atas di sisirkan ke belakang yang terlihat rapi.

"Gak kok. Santai aja." Kalee menoleh sekilas untuk menatap Nora.

"Nice cut." Nora memuji potongan rambut terbaru Kalee membuat pria itu kembali menoleh dan melemparkan senyuman manis.

"Thank's. Lo juga cantik." Kalee kelepasan. Apa sudah benar membalas pujiaan Nora? Ataukah ia juga harus memuji rambut panjang Nora yang diikat menjadi satu dengan pita berwarna putih di kepalanya? "Em ... itu pita lo cantik," ujar Kalee gugup, ia melirik Nora yang tersenyum tipis dan mengucapkan terima kasih.

Beberapa saat kemudian mereka tiba di K-Aesthetic Architect. Seperti namanya, gedung kantornya juga terlihat estetis. Setiap dindingnya dilapisi kaca, sehingga taman yang mengitari gedung tersebut dapat langsung memanjakan mata.

Masuk ke dalam, mereka di sambut resepsionis.

"Siang Mas Kalee, mau ketemu Pak Kalandra?"

"Oh bukan. Gue mau ketemu Daniela." Kalee telah memberitahu Kalandra jika ia butuh arsitek perempuan dan Kalandra mengatakan jika Daniela sedang free, tak ada pekerjaan yang dipegang.

"Lho Mbak Daniela sedang keluar. Ada proyek baru yang ditangani di daerah Tangerang."

"Lho kok?" Kalee mengernyit heran, ia melirik Nora yang duduk di sofa yang tak jauh dari meja resepsionis. Wanita itu mengamati di sekitar sana. Lalu kembali menatap si resepsionis. "Mas Kala ada, gak?"

"Ada Mas. Tunggu sebentar ya Mas, saya telepon Ivanka dulu, siapa tau Mas Kala ada kerjaan."

Kalee mengangguk, menunggu sejenak. Dan si resepsionis membaritahunya jika Kalandra tak sibuk. Kalee pun menghampiri Nora.

"Ra, arsitek yang gue bilang semalem lagi ada kerjaan. Gue mau ngomong sama Mas Kala dulu, nyari tau apa ada karyawannya yang lain lagi free. Lo nunggu di sini dulu, gak pa-pa kan?"

I HATE MENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang