Kalandra menghubungi Nora. Jari telunjuknya diketuk-ketukkan di kemudi. Matanya menatap pagar rumah Nora.
Ke mana wanita itu?
Bahkan tak bisa dihubungi.
Sekarang telah pukul sepuluh malam. Sudah dua jam Kalandra menunggu, tapi Nora tak kunjung pulang. Sudah banyak panggilan yang ia tujukan pada Nora, tapi tidak ada respon.
Barulah Kalandra berhenti menghubungi Nora saat melihat mobil wanita itu.
Kalandra mendekat Nora yang tergesa-gesa membuka kunci pagarnya. "Nora, kamu dari mana?" Kalandra menyentuh pundak Nora, tapi tangannya di tepis.
"Nora," panggilnya heran. Ia mencoba menatap Nora, tapi Nora menghindarinya. Tetap memunggunginya.
"Mas Kala lebih baik pergi." Suara Nora terdengar pelan dan serak.
"Kamu abis nangis?" Kalandra memaksa agar Nora menghadap ke arahnya. Nora memberontak dan mendorong Kalandra.
Kalandra pun tak lagi memaksa Nora. Mengamati wanita itu yang terlihat kacau. "Apa yang terjadi pada kamu?" tanya Kalandra cemas.
"Mas Kala lebih baik pergi," ujar wanita itu menatapnya lurus.
"Kenapa kamu nyuruh aku pergi?"
Nora menggeleng pelan. "Lebih baik kita putus!"
"Apa?" Kalandra semakin tak mengerti menatap Nora. Kembali mendekat, tapi Nora menjerit menyuruhnya pergi.
"Pergi!!"
Kalandra diam di tempatnya menatap Nora bingung. Bukannya semuanya baik-baik saja? Kenapa Nora tiba-tiba seperti ini? Apa Jihan mempengaruhi wanita itu lagi?
Nora mendorong pagarnya, meski tubuhnya lemas dan tangannya bergetar. Setitik air mata menetes, mengalir di pipi hingga dagunya. Ia mengusap air matanya kemudian mendongak sejenak untuk menahan air matanya. Setelah membuka pagarnya, ia berjalan menuju mobilnya, melewati Kalandra begitu saja.
Kalandra pun menepi saat Nora mengendarai mobilnya masuk ke halaman rumah wanita itu. Ia maju untuk menarik pagar, menutup kembali pagar tersebut. Nora kembali mendekat dan tanpa kata menutup pintu pagar dan menguncinya tanpa menatap ke arahnya.
"Aku gak mau putus dari kamu!" ujar Kalandra tegas, berdiri di depan pintu pagar.
Nora yang kesusahan memasukkan kembali kunci ke lubang gembok, berhenti sejenak, tapi tetap menunduk, tidak menatap Kalandra sama sekali.
"Kita putus, Mas," ujarnya lirih. Meski hatinya tercabik-cabik, tapi ini untuk kebaikan pria itu juga.
Kalandra pria yang baik....
Sangat baik...
Pria yang baik cocoknya dengan wanita yang baik, bukan?
Nora bukan wanita baik...
"Apa alasan kamu mau putus?" Tak ada ekspresi di wajah Kalandra. Diam menatap dingin Kalandra.
"Aku gak pantas buat Mas." Nora masih menunduk. Kedua matanya semakin di genangi air, hingga air matanya jatuh setitik demi setitik.
"Kita sudah bahas ini Nora ..."
"Cukup Mas!" sela Nora. Nora menghela nafas panjang lalu menegakkan pandangannya, balas menatap pria itu. "Terima keputusanku!" Lalu berbalik setelah berhasil mengunci pintu pagar. Berjalan dengan langkah berat seraya menghapus air matanya.
Sementara Kalandra masih menatap lurus kepergian Nora hingga wanita itu masih masuk ke dalam rumahnya.
Kening Kalandra mengernyit. Kedua tangannya terkepal kuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE MEN
ChickLit|OHMYSERIES-5| Apa yang membuatnya membenci sosok pria? Alasannya karena yang terjadi masa lalu. Membuatnya selama bertahun-tahun terus menerus bermimpi buruk. Membuatnya ketakutan setengah mati hingga menimbulkan perasaan takut terhadap lawan jeni...