Nora tersenyum hangat pada semua muridnya yang pamit pulang, begitupun pada Alula yang dijemput oleh supir. Melambaikan tangan pada keponakannya itu. Tatapan Nora tertuju pada Rizal yang turun dari mobil dan mendekat ke arahnya.
Pria itu berdiri di hadapannya dan melempar senyum.
"Milana sedang buang air besar. Katanya tunggu sebentar," ujar Nora yang diangguki Rizal. Nora kembali fokus ke semua muridnya yang jemputannya telah ada. Sekali lagi melambaikan tangan. "Hati-hati ya!" serunya lembut.
Rizal mengusap tengkuknya, menatap canggung Nora. "Oh ... em gimana liburan kamu waktu di Paris?"
Nora beralih menatap Rizal, kemudian tersenyum. "Menyenangkan."
Rizal mengangguk pelan. "Laki-laki yang ..."
"Nora." Perkataan Rizal berhenti, ia menoleh menatap sosok pria yang mengenakan baju kemeja juga celana panjang mendekat.
"Mas." Lalu kembali menatap Nora yang memancarkan senyum cerah menatap pria itu. Rizal pun bungkam. Bertemu pandang dengan pria yang Nora panggil, 'Mas' itu. Keduanya melempar anggukan kepala pelan sebagai sapaan.
Kedatangan Milana membuat kecanggungan Rizal sedikit mereda. Dengan ceria Milana pamit pada Nora. Lalu Rizal pun meraih tangan Milana dan mengajak keponakannya itu ke mobilnya. Tapi, Rizal menghentikan langkah saat Milana melepas genggaman tangan lalu merogoh tas ranselnya.
"Mila hampir lupa ngasih Miss Nora cokelat, Om." Kemudian Milana kembali mendekat ke arah Nora dan memberikan cokelat tersebut pada Nora.
"Makasih, ya?" ujar Nora lembut.
"Sama-sama Miss." Kemudian dengan jahil Milana melirik omnya lalu menyuruh Nora menunduk agar ia bisa berbisik pada wanita tersebut. "Sebenarnya cokelat itu dari Om Ijal."
"Mila!" tegur Rizal karena suara Milana bukanlah orang yang berbisik. Milana tertawa jahil dan segera berlari ke arah mobil. Kepala Rizal kaku dan tak lagi menoleh ke arah Nora yang mengerjap pelan lalu menunduk menatap cokelat di tangannya.
Jadi, selama ini cokelat yang Milana berikan padanya dari Rizal?
Nora tersentak saat cokelat tersebut di rampas Kalandra. Bisa melihat rahang pria itu mengetat. "Mas, jangan dibuang ..." Perkataan Nora berhenti saat Kalandra mendelik tajam padanya. "Mubazir," sambung Nora mencicit.
"Mau kumakan kok." Kalandra membuka bungkus cokelat tersebut dan memakannya. Nora pun tersenyum dan mengajak Kalandra masuk.
Membereskan kelasnya. Dibantu Kalandra untuk merapikan bangku-bangku serta bingkai-bingkai kanvas.
"Hari ini Mas Kala mau masakin aku?" tanya Nora saat mereka berjalan menaiki tangga.
"Kamu mau makan apa?" tanya Kalandra. Ia menerima segelas air saat Nora memberikan padanya. Rasanya eneg karena makan cokelat. Ia termasuk orang yang tak terlalu suka makanan manis.
Nora berpikir sejenak. "Kita makan sate aja yuk, Mas. Mas Kala gak usah masak."
"Terserah kamu." Kalandra pun memilih duduk di sofa, menyalakan TV. Sementara Nora pamit untuk membersihkan dirinya.
Setelah mengenakan pakaian, Nora keluar dari kamar. Ia melihat Kalandra yang duduk bersandar seraya memejamkan mata. Pria itu terlihat lelah. Kemeja pria itu tak lagi melekat di tubuhnya. Sudah biasa melihat Kalandra bertelanjang dada.
"Mas, tidur di kamar aja," ujar Nora lembut seraya mengelus lengan Kalandra membuat pria itu membuka mata.
"Aku gak butuh tidur."
"Tapi Mas kelihatan capek."
"Cuma butuh peluk, boleh?" tangan kanan Kalandra yang berada di depan perutnya, ia rentangkan ke samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE MEN
Literatura Feminina|OHMYSERIES-5| Apa yang membuatnya membenci sosok pria? Alasannya karena yang terjadi masa lalu. Membuatnya selama bertahun-tahun terus menerus bermimpi buruk. Membuatnya ketakutan setengah mati hingga menimbulkan perasaan takut terhadap lawan jeni...