Boss 2
P
P
AiIrene Revalina
Kenapa, Pak?Boss 2
Sehat?***
Irene memandang malas pada laki-laki di seberang sana, meja mereka berhadapan dan jaraknya juga tidak begitu jauh, bisa-bisanya bos malah mengirimi pesan melalui WhatsApp alih-alih memanggil secara langsung.
"Terakhir cek, sih, masih sehat wal afiat, Pak. Nggak tau nanti, soalnya ada riwayat darah tinggi."
"Ai!" Bos terlihat panik. "Kamu jangan mati di kantor, ya. Saya takut kantor kita angker."
Niat di hati ingin sekali melempar kepala si bos dengan batu, namun Irene yang mengaku kalem dan tidak suka cari masalah, memilih untuk tetap sabar.
Hampir dua tahun Irene dihadapkan dengan suasana seperti ini. Ia sudah sangat terbiasa. Bekerja untuk bos yang agak tengil tentunya cocok untuk penderita darah rendah. Artinya apa? Bisa dibuat hipertensi dalam sekejap oleh beliau.
Irene adalah bukti nyata. Sejak berada di SF Grup, kalau tidak sakit pinggang dan sakit kaki mengimbangi si bos, ya naik tensi.
Ah, pokoknya ruwet!
"Ai, kerja! Jangan ngelamun. Nanti kesambet, lho, ya."
Irene mendengus.
Sedikit iri pada bos yang punya banyak camilan di meja, berbanding terbalik dengan meja sendiri; jangankan camilan, air putih saja sudah tandas dari wadah.
"Pulangnya kapan ini, Pak?"
"Jam dua-belas teng."
"Ya kali, Pak. Sekarang aja udah jam delapan. Masa pulangnya tengah malam?"
Nah, siapa yang masih di kantor di waktu-waktu 'ber-setan' seperti ini?
Ya, Irene.
"Terus kenapa?" Bos
maha benarnya ini terlihat santai mengunyah basreng. "Emangnya nanti pakaian kamu berubah lusuh? mobil kamu jadi Labu? Airin, kamu itu bukan Cinderella, jadi gausah panik, ya?"Nah, siapa yang menyebabkan Irene wajib menambah stok sabar?
Ya, Saddam.
"Karepmu, Pak." Irene bergumam, tapi bos maha benar sepertinya punya telinga teramat tajam yang mampu menangkap ucapan barusan.
"Hei! Mulutmu itu lho, saya ini bos, ya."
"Emang yang bilang bapak itu satpam siapa?"
"Gak tau, coba tanya sama rumput yang bergoyang."
Irene langsung pura-pura tertawa. "Ih... lucunya." Detik berikutnya kembali memasang ekspresi datar.
Saddam mendengus.
"Pulangnya jam dua-belas, pokoknya. Kalau perlu kita ngga usah pulang. Nginap aja di kantor."
Sontak saja Irene terperanjat.
Demi kasur yang telah lama menunggu di rumah, sabda apakah yang baru saja terucap dari bibir Raja SF?!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Selfie Dulu, Pak!
HumorSebenarnya, Saddam dan Irene tidak cocok untuk dikatakan sebagai bos dan karyawan. Keduanya gemar menjahili satu sama lain. Bahkan kejahilannya bisa sampai tingkat 'hehehe' alias tidak terdeteksi lagi levelnya. Barangkali, Saddam terlalu sering mend...