Part 10

5.4K 362 20
                                    

Waktu makan siang telah usai sementara Saddam tidak dapat dihubungi sejak tadi. Alhasil, perempuan ini jadi bolak-balik memastikan apakah Riyan sudah kembali atau tidak. Kalau Riyan kembali tanpa si bos, otomatis Irene harus menjemput Saddam saat ini juga.

Apa? Repot? Irene sudah terbiasa. Kayaknya selain berkualifikasi menjadi sekretaris, Irene ini cocok juga jadi supir cadangan Pak Bos.

Panggilan teleponnya tak kunjung terhubung. Irene gusar, bosnya harus segera dikasih info bahwa ada meeting dadakan yang akan dilaksanakan melalui Zoom. Ia baru diberitahu oleh Pak Rasyid dari kantor cabang tepat setelah keluar dari rumah makan.

"Ini budeg apa gimana ya manusia satu ini?" celetuknya, kesal.

Irene duduk pada sofa yang tersedia di lobi. Apa hubungi Bu Widya aja?

Lama perempuan ini terdiam sembari menatap ponsel. Apakah menghubungi Ibu Widya adalah jalan yang tepat? Belum sempat jarinya bergerak saat tiba-tiba seseorang berdiri di depannya.

Irene menengadah, langsung mendapati seseorang yang tidak ada reaksi apa pun setelah semua berita itu meluap.

"Mbak Audrey?"

Kedatangan Audrey Cantika ke kantor siang itu membuat ramai orang yang melihatnya, berbisik terang-terangan. Hadeuh, jadi ladang gosip lah tempat ini.

Perempuan dengan boots tinggi tanpa hak serta dress pendek yang membalut tubuh dengan pas itu berdiri dengan senyum.

Irene tidak tau bagian mana yang membuat sang supermodel menebar senyum ini. Apakah berita itu membuatnya marah dan sedang tersenyum meledek Irene? Ataukah sejenis senyuman palsu karena banyak orang yang melihat?

"Halo … Rin! Udah lama gak keliatan. Makin cantik aja, kamu."

"Hai, Mbak. Apa kabar?"

"Kabar baik. Saddam ada, Rin? Aku perlu ketemu sama dia sekarang, bisa?" Seperti yang Irene bayangkan. Semua karyawan pun sontak menatapnya penasaran.

*

Saddam yang masih di rumah orang tuanya, mengecek ponsel setelah memastikan dayanya sudah terisi.

Ia lupa mengisi daya baterainya sejak tadi malam. Biasanya akan langsung mencharge ponsel sebelum tidur dan mencabutnya saat terbangun, tapi tadi malam ia benar-benar tak ingat.

Saddam melongo saat menghidupkan ponselnya.

13 Missed called from Airinririn

4 Message from Airinririn

Pak, ada meeting dadakan sama tim finance dari cabang.

Bisa ke kantor segera?

Atau kalo chat dari saya belum dibaca sampai pukul 2 siang ini, saya mohon izin untuk minta Tika dari cabang, agar mengirimkan recorder hasil rapat aja.

Maaf mengganggu, selamat menikmati waktunya bersama orangtua.

*

Keduanya sama-sama diam sejak lima belas menit lalu.

Saat ada orang yang masuk dari pintu depan, keduanya akan sama-sama menoleh dan menghembuskan napas serentak karena ternyata yang datang bukan orang yang ditunggu.

Irene bisa melihat bagaimana resepsionis kantor sedari tadi melirik mereka diam-diam. Jangan tanyakan ke mana perginya karyawan lain, jelas Irene sudah berikan tatapan tajam yang membuat mereka ngibrit bersamaan.

Sudah Irene bilang, kan, bahwa mereka itu beraninya di belakang aja?

Lagi pula Irene bukan tanpa alasan bersikap demikian. Sekarang sudah jam kerja, mereka tidak seharusnya merasa kepo dengan urusan Irene dan Audrey.

[✓] Selfie Dulu, Pak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang