Part 39

4K 333 78
                                    

"Akhirnya saya punya pacar!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya saya punya pacar!!!"
















Tau, kan, gimana rasanya jatuh cinta?

Rasanya seperti seluruh dunia ini hanya ada bahagia, rasanya di setiap detik yang terlewat adalah masa-masa paling istimewa, rasanya Saddam tidak ingin ini cepat berlalu.

Ada penelitian yang mengungkapkan orang yang sedang jatuh cinta bisa menghabiskan waktunya 85 persen untuk memikirkan orang yang disukai tersebut. Hm … tidak percaya?

Coba lihat laki-laki ini.

Pagi-pagi sekali sudah merenung dengan senyum bahagia. Apa yang direnungkan tentu saja tidak jauh mengenai seorang Irene Revalina.

Tadinya, begitu melewati kamar tamu yang pintunya masih terkunci rapat, Saddam sudah memikirkan sambutan apa yang harus diberikan pada Irene atas pengalaman pertama menginap—sebagai pacar—di rumahnya tadi malam.

Setelah cukup berpikir, ia tau apa yang harus dilakukan. Mengandalkan ponsel menyala mempertontonkan tutorial memasak, Saddam pun mulai berkutat dengan berbagai alat dan bahan makanan di dapur.

Sembari mencuci sayuran, ia tersenyum-senyum sendiri, mengingat kejadian semalam yang terus saja berputar di pikirannya.

"Ngapain?"

Saddam menoleh.

Ada Irene dengan wajah segar—sepertinya baru cuci muka—mendekati dengan tubuh yang hanya berbalut kaos kebesaran dan celana training. Bisa ditebak lah itu pakaian siapa, karena jelas tadi malam Irene tidak mungkin tidur menggunakan midi dress.

Dengan senyuman manis, Saddam menyapa, "Pagi sayangku!"

Irene heran setengah mampus. Geli sendiri mendengar ucapan pria ini.

"Lihat aku masak, deh!" Laki-laki itu sok-sokan fokus dengan kegiatannya. Berbagai posisi berdiri diperlihatkan sembari mengiris wortel, seolah ingin Irene tahu bahwa ia kalau sedang memasak memang se-keren itu.

Irene geleng-geleng kepala melihat tingkahnya, lalu berjalan mendekati kitchen counter di mana ada rice cooker juga di sana. Sengaja ia membuka alat canggih itu karena melihat lampu yang menyala sudah menandakan bahwa nasi telah matang, begitu melihat isinya, Irene mengernyit keheranan.

"Dam?"

Saddam yang masih sibuk sok cool dengan pisau potong yang dipegang, menyahut lembut selembut beludru;

"Iya, Sayang?"

"Kamu bikin bubur?"

"HAH?! KOK JADI BUBUR, SIH?" Saddam panik. Irene memperlihatkan centong berisi nasi yang sangat lembek.

"Rice cooker aku ajaib banget emang, aku masak nasi langsung dibuatin bubur sama dia."

Irene menatap lurus yang lantas membuat pria ini tertawa kecil. "Aku gak tau cara masak nasi," ungkapnya kemudian, yang berhasil membuat Irene tertawa renyah.

[✓] Selfie Dulu, Pak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang