Chapter 4: Kontrak Kerja

4.4K 278 9
                                    

Crist berdiri di depan sebuah pintu mewah dengan Janewiit yang berada di sampingnya. Dalam hatinya terasa jantungnya berdetak kencang, dalam benaknya bagaimana rupa bosnya.

"Kau sudah siap, Crist?" pertanyaan yang dilontarkan oleh Jaco sukses membuyarkan lamunan Crist.

Dia langsung menoleh ke samping di mana Jaco sedang menatapnya saat ini, dia langsung menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis. Menandakan dirinya siap bertemu dengan orang nomor satu yang ada di Jinx SR.

Mereka masuk ke dalam setelah Jaco mengetuk pintu dan mendapat jawaban dari dalam. Crist menundukkan kepalanya sembari berjalan masuk, terlalu takut untuk melihat secara langsung orang yang menjadi bosnya. Apalagi ini adalah pekerjaan pertama bagi Crist, bukankah wajar seseorang merasa takut.

"Mr. ini Crist yang akan menjadi sekretaris Anda menggantikan yang lama."

"Bisa kau tinggalkan kami berdua, Jane," pinta Sergio melihat Crist yang awalnya menunduk langsung mengangkat kepalanya, sehingga tatapan mereka kini bertemu satu sama lain.

Crist merasa terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang. Dia tidak menyangka kalau bosnya setampan ini ketika melihat langsung, tadi pagi tentunya Crist sudah mencari di internet terlebih dahulu seperti apa pemilik Jinx SR. Dan kini Cristian bisa melihat kalau bosnya bukan hanya tampan, namun bisa dikatakan keturunan dewa.

"Crist?"

Crist yang dipanggil masih bungkam karena sibuk mengagumi maha karya tuhan yang kemungkinan diciptakan ketika sedang bahagia. Uuuuhh dia sedikit iri melihatnya, rasanya dia juga ingin memiliki tubuh gagah dengan dada bidang seperti bosnya. Namun, apalah dayanya jika kebanyakan dirinya justru disebut mirip wanita gara-gara wajahnya yang katanya imut.

"Cristian!"

"Eh, iya Mr?" tanya Crist tergagap baru sadar dari lamunannya. Apalagi bosnya sampai memanggil nama lengkapnya.

"Aku tinggal dulu, kau bicaralah sama Mr Sergio ya," ucap Jaco setelah berhasil menarik Crist dari khayalannya.

Crist menganggukkan kepalanya dan Jaco langsung pergi dari sana, menyisakan Sergio yang sedang fokus dengan laptopnya dan Crist yang berdiri di depan meja kerjanya. Crist juga bingung harus bicara apa sekarang karena jujur dia tidak tahu. Apalagi bosnya bungkam sekarang.

"Duduk," ucap Sergio tanpa mengalihkan pandangannya.

"Baik, Mr." Crist langsung duduk dan menundukkan kepalanya. Tanpa Sergio ketahui sekarang saat ini banyak hal yang berkecamuk dalam benak Crist memikirkan apa yang sebenarnya ingin Sergio lakukan padanya. Tugas pertama apa yang akan dirinya terima diawal kerja ini.

"Kau punya pacar?"

Crist yang mendengar itu sontak mengangkat wajahnya dengan mata yang melotot lebar, dia terlalu terkejut dengan pertanyaan yang diajukan oleh Sergio. "Emm, tidak punya, Mr," jawab Crist.

Tak ada jawaban lagi dari Sergio, dan itu membuat Crist heran mengapa bosnya menanyakan hal pribadi. Tidak mungkinkan kalau bosnya suka pada dirinya pada pandangan pertama. Sejanak Crist mengumpat pada pikirannya sendiri, bisa-bisanya berpikiran seperti itu karena itu suatu hal yang sangat-sangat tidak mungkin.

"Ambil yang baru ku print barusan di sana," ucap Sergio menunjuk printer yang bunyi di pojok ruangan.

Crist dengan patuh bangkit dari duduknya untuk melaksanakan perintah dari bosnya. Dan kembali duduk di hadapan Sergio setelahnya.

"Baca itu sampai habis."

Crist membacanya dengan seksama yang ternyata kontrak kerja dirinya selama bekerja disini. Ada beberapa point dalam kontrak kerja sama ini yang membuat Crist bingung sekaligus terkejut setelah membacanya.

The Seductive Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang