Chapter 19: Melebur

3.9K 186 7
                                    

Sergio sempat mendiamkannya sebentar setidaknya agar Crist terbiasa dengan penyatuan mereka yang memang tiba-tiba, tak ayal dia juga menciumi tengkuk Crist mencoba menyalurkan rasa nyaman itu. Baru kali ini Sergio memikirkan orang lain ketika bermain, biasanya dia akan bertindak semaunya yang terpenting dia mencapai kepuasannya.

Namun, entah mengapa melihat Crist menangis hingga tersedu-sedu sedikit menyentil hatinya. Hingga dia bisa bersikap agak lembut pada Crist sekarang, dia ingin bergerak. Namun, Crist masih saja menangis kesakitan.

“Rileks, tarik nafas lalu keluarkan, Honey,” kata Sergio sambil sesekali mencium rambut belakang Crist dan mengelusnya.

“Sakit Gio ... punyamu sangat besar,” ucap Crist sambil terbata-bata.

“Maaf ya kalau punyaku besar.” Sembari mengecup pipi gembul Crist. “Boleh nggak aku bergerak sekarang?” tanya Sergio.

Crist dengan pasrah menganggukkan kepalanya, toh mau ditolak juga bagaimana. Barang pusaka Sergio sudah keburu masuk ke dalam tubuhnya.

Dengan perlahan Sergio mulai menggerakan tubuhnya, rasanya sungguh begitu nikmat bendanya di cengkram dengan begitu erat. Dinding hangat itu memanjakan kepunyaannya dengan sangat nikmat.

Dari seluruh permainan yang pernah ia alami, ini adalah yang terbaik. Punya Crist memanjakannya dengan begitu hebat, dia memegang pinggang kecil Crist yang ebgitu bersih putih tanpa noda itu dan mencengkramnya. Perlahan gerakan yang awalnya pelan kini mulai menggebu-gebu dan semakin cepat hingga tubuh Crist terlonjak-lonjak seiringan genjotan yang dilakukan oleh Sergio.

“Shhh ... aaahh ... Gio ...,”  Crist yang mulai keenakan dengan pompaan Sergio yang tak beraturan.

“Yesshhh, Honey. Call me Gio, anything for youuuhh ...”

“I like it, when you call me Gio ...”

“Gioo ... lebih lagi ...”

Peresetan dengan formalitas, Crist sudah tak karuan rasanya kini. Mereka melebur menjadi satu mengesampingkan jabatan yang mengikat diantaranya. Rasanya begitu nikmat ternyata. Setiap hentakan yang dilakukan Sergio begitu terasa diperut bagian bawahnya hingga ia memeganginya.

Hal yang tak pernah terbayangkan olehnya kini benar terjadi, entah apa yang terjadi setelah ini diantara mereka. Kini status Crist benar-benar menjadi pelakor akibat permainan panas mereka malam ini.

Sergio yang tak puas hanya dengan sekali pelepasan terus menghantam hole sang submissive hinggat bagian bawah Crist terasa begitu panas sekarang. Hentakan demi hentakan yang dilakukan oleh Sergio kini sembari melihat keindahan malam.

Badan Crist menempel ke kaca, dia berharap kaca ini tidak roboh akibat permainan kasar yang dilakukan oleh Sergio. Melebur menjadi satu hingga tak ada lagi jarak diantara keduanya, Sergio malam ini begitu memuja Crist dengan segala nikmat yang sedang ia rasakan. Rasanya ia tak ingin berhenti, rasanya badannya ingin terus bergerak mencari kenikmatan ini terus menerus.

Hingga entah mereka selesai bermain jam berapa. Ketika alarm berbunyi itu tak membuat mereka berdua bangun dari tidur lelapnya. Crist dengan nyaman terlelap dalam dekapan hangat Sergio beralaskan lengan besarnya. Berhimpitan istirahat di sofa berselimutkan seutas kain untuk menutupi tubuh bagian bawah mereka.

Badan Crist sudah tak sebersih biasanya, rona keunguan menghiasi seluruh tubuhnya dari dada sampai kaki. Sergio seolah tak menyisakan sejengkalpun ia cicipi semua, hingga dia meninggalkan jejak yang mungkin lebih dari dua puluh.

Crist sempat terusik akibat dering telefon yang begitu menganggu, hingga membuat tidurnya terusik. Namun, baru menggerakkan tubuhnya sedikit saja. Rasanya begitu menyakitkan sekali. Hingga dia memilih diam seperti batu.

Ia juga sempat terkejut kala bangun dalam dekapan hangat Sergio, ia kira semalam hanyalah mimpi. Nyatanya itu semua adalah nyata, tubuhnya tak memakai sehalai baju. Badannya didekap dengan begitu erat oleh Sergio.

“Mr. Sergio, bangun ada telefon,” ucap Crist susah payah. Pasalnya suaranya hilang entah kemana kemungkinan karena semalam dia terlalu sering berteriak ketika di hadapkan kenikmatan duniawi ini.

“Tidurlah, ini masih pagi, Honey.” Sergio dengan lembut membelai rambut Crist padahal matanya masih terpejam.

“Ada telefon takutnya Anda ada meeting penting hari ini,” ucap Crist.

“Persetan dengan meeting, aku lebih ingin menidurimu lagi, Honey.” Rona kemerahan sontak menghiasi wajah  Crist. Godaan yang diutarakan oleh Sergio secara terang-terangan itu membuat Crist salah tingkah.

Apalagi ia baru sadar seperti tak ada formalitas lagi diantara mereka. Sergio yang biasanya selalu memanggil dirinya saya, entah sejak kapan kini menjadi aku. Dia terlalu lupa karena gempuran demi gempuran hebat yang Sergio hentakkan dalam tubuhnya .

Akhirnya Crist memilih ikut tidur kembali, meskipun sebelumnya ia ingin bangkit untuk membersihkan badannya yang terasa begitu lengket dengan bau sperma dimana-mana. Crist sudah tak ingat mereka main sampai jam berapa.

Sedangkan di lantai bawahnya ada Jaco yang kebingungan karena bosnya tak hadir. Padahal hari  ini ada meeting penting dengan salah satu klien yang ingin bekerja sama mereka dengan nilai yang sangat fantastis. Dan lagi Crist juga tak berangkat, dia sudah berulang kali menelfonnya namun tak sekalipun diangkat.

“Sebenarnya ke mana Mr. Sergio ini,” gumam Jaco.

“Jadi gimana? Apa kita jadi meetingnya?” tanya dari pihak klien yang sudah menunggu sejak 30 menit yang lalu.

“Sebelumnya saya minta maaf, Mr Sergio sepertinya terjebak macet yang cukup panjang. Bagaimana kalau kita jadwalkan ulang pertemuannya?” sebenarnya Jaco agak sanksi kalau kliennya mau karena mereka biasanya tidak mentolerir keterlambatan dan pembatalan janji secara sepihak ini. Tapi, Jaco harus berusaha sebisanya. Sayang kalau project miliaran ini harus hangus begitu saja.

“Baiklah, bicarakan dengan sekretaris saya ya.” Setelahnya orang tersebut pergi dari sana meninggalkan sekretarisnya bersama Jaco yang sepakat membuat janji ulang diluar kantor. Kini dia bisa bernafas lega.

Sepertinya kalau Jaco tahu apa yang terjadi antara Sergio dan Crist sekarang yang bersamaan tidak masuk kantor mungkin dia akan sangat terkejut. Entah akan berpikiran seperti apa ia nantinya kalau tahu.

.
.
.
.
.
.

WOW TRIPLE UP HARI INI AKU 😭🔥

Kayaknya kalau Jaco tahu langsung pingsan ditempat sih  wkwkkw

Gimana meleburnya? Terasa begitu pas atau justru kurang feelnya?

Aku sudah mencoba sebisaku, sampai pusing ngetiknya.

See you next chapter. 
31 mei 2024

The Seductive Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang