Chapter 16: Sepupu Gian

2.9K 160 11
                                    

Untungnya hari ini pertemuan antara Lorenzee Group dengan Jinx SR dibatalkan dan diganti satu minggu lagi. Itu dikarenakan petinggi dari Lorenzee Group tiba-tiba berhalangan untuk hadi disebabkan ada sebuah insiden keluarga. Crist bisa bernafas sedikit lega karena tak harus berduaan dengan bosnya saja untuk hari ini.

Hari ini saja Sergio sudah terang-terangan berani menciumnya di depan Jaco. Mungkin kalau ditinggalkan berdua bisa saja dia harus memberikan nipplenya seperti kemarin. Ini saja dadanya sebenarnya rasanya masih terasa begitu ngilu karena memang kemarin Sergio meremasnya dengan cukup keras, dan lagi niplenya sebelah kiri lecet akibat Sergio menggigit dan menariknya begitu kencang.

Mungkin kemarin Crist memang diam, itu karena dia menahan rasa sakut yang mendera tubuhnya. Sungguh dia menggigit bibirnya hingga luka karena menahan rasa sakitnya. Karena takutnya kalau ia berteriak bisa saja Jaco mendengarnya diluar ruangan bosnya. Makanya dia menahan itu sebaik mungkin.

Bahkan bekas-bekas cupang yang pria itu tinggalkan belum pudar sepenuhnya. Dia tak bisa membayangkan kalau tubuhnya harus ditimpa cupang yang baru, bisa-bisa tubuhnya ungu lebam seperti habis ditonjokin orang.

Dari siang sampai jam pulang kerja terlihat Sergio sama sekali tak keluar dari ruangannya, itu membuat Crist bertanya-tanya apa yang dilakukan oleh bosnya. Apakah pacarnya datang lagi? Ia tak tahu, jadi demi menjawab pertanyaan yang bersarang dalam benaknya. Dia memilih bertanya pada Jaco.

“Mr. Sergio memang nggak keluar?” tanya Crist.

“Nggak, dia ada diruangannya kok. Sebelum kamu balik ke sini habis makan siang tadi aku sempat mengantar dokumen ke dalam. Dia sedang memeriksa dokumen dan menyeleksi ulang design-design yang habis dipresentasikan oleh anak-anak tadi.”

Bibir Crist membulat paham dengan ucapan Jaco. “Kau kalau ingin pulang duluan saja nggak apa-apa, toh pekerjaanmu sudah selesai kan tadi.”

“Nanti kalau Mr. Sergio mencari gimana?”

“Tidak, dia kalau sudah jam pulang kerja jarang mencari sekretaris karena tahu jam kerja sudah berakhir. Dan biasanya Mr. Sergio kalau membutuhkan sesuatu akan menanyakan besok ketika jam kerja sudah mulai lagi. Beliau cukup menghargai setiap karyawan yang bekerja dibawah naungannya kok meskipun memang pekerjaan kita harus perfect dimatanya sih.”

“Oh, begitu. Kamu sendiri nggak pulang?”

“Aku akan pulang sebentar lagi, aku ingin menyusun ini sebentar.”

“Baiklah, kalau begitu aku pulang duluan ya.”

Jaco hanya menganggukkan kepalanya, dan setelahnya Crist bangkit dari meja kerjanya dan melenggang menuju lift yang terletak tak jauh dari meja mereka. Crist pulang dengan gembira karena dirinya tak harus pulang larut seperti kemarin. Sungguh berada di kantor seharian itu membuat badan begitu lelah. Dia ingin segera pulang dan mandi air hangat agar tubuhnya agak segar dan nanti bisa tidur dengan nyenyak.

Sebelum pulang ia mampir ke super market membeli beberapa sayuran dan ayam untuk ia masak. Teringat adik sepupu Gian yang sedang berkunjung, agar mereka bisa makan malam bersama nanti. Sungkan juga Crist kalau menumpang tanpa memberikan apapun.

Waktu gajian kemarin Crist sempat memberikan sebagian gajinya pada Gian untuk membayar sewa apartemen, namun dikembalikan karena Gian tak mau menerimanya. Jadilah dia membeli perlengkapan rumah dan bahan masakan untuk mereka saja. Setidaknya ia ingin sedikit meringankan beban Gian dan karena sudah mau menampung dirinya yang sebatang kara ini.

Begitu masuk ke dalam apartemen, Crist menemukan seorang yang duduk di ruang tengah dengan laptop di pangkuannya.

“Hai, kamu pasti Kak Crist ya, tadi Kak Gian sudah berbicara sedikit tentangmu yang tinggal bersama dengannya.”  Baru saja Crist masuk dirinya sudah disapa dengan begitu ramah, akhirnya Crist tersenyum lebar mendapat sapaan hangat dari sepupu Gian itu.

The Seductive Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang