Italian Fashon week semakin dekat, dan semua orang dikantor semakin sibuk dengan kerjaannya masing-masing. Crist dan Sergio bahkan sampai memantau produksi beberapa baju yang akan dikenakan dalam pergelaran akbar itu. Sedangkan Jaco bertugas berkomunikasi dengan pihak IFW terkait bagian mereka.
Kantor benar-benar hectic bahkan banyak yang lembur karena acara tersebut tinggal tiga hari lagi. Dan setengah bajunya yang akan dikenakan untuk acara itu belum selesai, itu karena rumitnya pengerjaan dan harus detail. Acara ini bisa menaikkan pendapatan mereka lebih berlipat ganda dari biasanya.
Bahkan Sergio yang biasanya meminta jatahnya setiap hari. Kini tidak lagi karena terburu lelah setelah seharian bergelut dengan pekerjaan yang begitu padat. Mereka hanya bisa melepas rindu sambil berpelukan saat akan beristirahat. Seperti hari ini, sehari6n Crist ikut Jaco pergi memantau lokasi dan ruangan bagian mereka untuk acara IFW meninggalkan Sergio di kantor dengan segunung berkas.
“Kamu udah mulai enjoy sama kerjaan disini?” tanya Sergio sambil mengelus surai lembut Crist.
“Ya lumayan aku bisa beradaptasi dan dapat pengalaman yang cukup banyak saat disini.”
Sergio senang mendengarnya, mereka rebahan diatas beanbag besar yang ada di kamarnya dan itu menghadap ke kaca hingga bisa melihat keindahan Italy di malam hari.
“Aku mau tanya, tapi ini agak sensitif sih. Tapi aku penasaran, tapi kalau kamu nggak mau cerita juga nggak apa-apa sih.” Sebenarnya Crist ragu untuk bertanya, tapi dia sangat penasaran.
“Ibunya Minny kemana? Kenapa kamu mengurusnya sendiri?” pertanyaan itu tiba-tiba bersarang lagi di benaknya. Karena disamping mengurus kerjaan di kantor. Seharian ini Minny juga datang untuk main di ruangan ayahnya. Itu karena Sergio tak bisa meninggalkan kerjaannya padahal Minny ingin mengajak ayahnya untuk main ke taman bermain. Tapi, Minny juga tak mau pulang. Makanya ia mimilih main bersama Sergio di ruangannya.
Sergio menimbang terlebih dahulu memikirkan apakah ia harus menceritakannya pada Crist atau tidak. Namun, mereka sudah sejauh ini. Meskipun Crist berada disampingnya karena paksaan, tapi tidak dengan ia yang memilihnya sendiri.
Setelah menimbang-nimbang akhirnya Sergio menceritakannya. “Seperti yang dikatakan oleh media, aku memang benar adanya belum pernah menikah ...” Crist memotong cerita Sergio. “Jadi, Minny anak mantanmu yang kebobolan,” tuduh Crist.
“Bentar dulu, jangan di potong ceritanya. Pikirannya buruk banget sih tentang aku.”
“Kamu memang mines dimataku kalau soal sex,” ucap Crist yang terang-terangan.
“Nggak apa-apa yang penting kamu menikmatinya,” balas Sergio yang tak mau kalah.
“Mana ada, kamu dulu memaksanya tahu!”
“Ini mau lanjut debat atau aku cerita nih,” ucap Sergio mengalah dan mengalihkannya kembali ke topik awal.
“Ya, lanjut lagi lah.”
“Baiklah, mohon jangan dipotong agar nggak salah paham ya.” Crist menganggukkan kepalanya.
Dia menopang kepalanya diatas badan Sergio menatapnya dan siap menerima ceritanya. Sergio yang gemas sendiri melabuhkan kecupan di bibir mungil Crist.
Dia merapikan rambut Crist sambil bercerita. “Dan selama menjalin hubungan dengan mantan-mantanku aku selalu main dengan bersih ya. Menyuruh mereka untuk memasang kb dan aku juga memakai pengaman agar tak meninggalkan jejak. Jadi, nggak mungkin benihku bisa jadi. Minny itu sebenarnya anak adikku, Tatyana. Saat mengandung Minny, Tatyana baru berumur 16 tahun. Bayangkan bagaimana masa depannya kalau dunia tahu dia hamil. Dan kasian juga Minny kalau tahu punya ibu yang masih muda.”
“Untuk itulah orang tuaku menyuruh aku untuk mengadopsi Minny saat ia lahir. Terkadang Minny juga menanyakan dimana mamanya, namun sesuai kesepakatan keluarga. Kita merahasiakannya dan mengatakan kalau ibunya meninggal saat melahirkannya. Tatyana juga fine-fine aja saat disuruh seperti itu. Lagian, dia nggak sayang sama anaknya. Kasian juga kalau Minny harus hidup dengan Tatyana. Dalam hidupnya dia hanya main-main aja. Dia terlalu dimanjakan mama sampai bisa terjerumus kayak gitu.”
Crist terkejut mendengarnya, selama ini ia kira Minny nih anak dari salah satu mantan pacarnya. Siapa kira ternyata dia anak dari adiknya sendiri yang tak bertanggung jawab.
“Loh, terus pacar yang ngehamilin Minny kemana? Kenapa enggak dia aja yang tanggung jawab?” tanya Crist heran.
“Oh sekarang udah mantan. Masalahnya Tatyana karena terlalu bebas, pacarnya juga gak ada yang berkelas. Waktu hamil Minny nih, pacarnya yang itu peminum berat dan playboy. Jadi, dia nggak akan peduli kalau yang dipacarinya hamil. Terus yang terbaru nih asal kamu tahu ya, dia mantan narapidana yang menyelundupkan narkoba. Tuh, nggak bener emang.”
Dalam hati rasanya Crist ingin berteriak kencang di depan muka Sergio dan mengatakan, ‘Lah, kamu kira diri kamu orang bener. Gonta-ganti pacar ngelakuin sex dengan banyak orang.’ Bahkan Crist sebenarnya tak percaya penuh pada Sergio yang mengatakan kalau dia sudah tak melakukan hal itu dengan yang lain semenjak bersama Crist.
Masalahnya mulut pria nih nggak bisa dijadikan pegangan. Bisa saja saat keluar tak bersama Sergio jajan diluar. Semua nggak ada yang nggak mungkin.
“Kasian Minny ya. Terus kenapa nggak tinggal sama kamu aja disini?” tanya Crist.
“Mau dimana? Disini? Jangan dong, aku nggak sering disini karena terlalu sering ada kerjaan diluar kota kamu tahu sendiri. Apalagi kalau udah ada kerjaan menumpuk, duh tambah nggak ada waktu buat dia. Jadi, daripada dia merasa kesepian. Lebih baik dia bersama mama dan papa saja.”
“Kamu nggak pernah ngunjungin dia aku lihat. Kasian dong! Pasti dia kangen banget sama ayahnya.”
“Siapa bilang, setiap kamu nggak tidur disini aku pulang buat ketemu sama dia tahu,” jawab Sergio yang tak terima dengan tuduhan yang Crist layangkan pada dirinya.
Crist hanya nyengir. “Ya kan aku nggak tahu, kamu nggak pernah cerita.”
“Kamu nggak pernah nanya kok. Nanti habis kelar acara IFW mau nggak jalan-jalan sama Minny. Dia kemarin juga bilang kangen main sama kamu.”
Crist dengan semangat menganggukkan kepalanya. “Oke, aku mau. Tapi, kamu mau nggak kalau punya anak lagi? Kayak gimana kalau tiba-tiba mantan kamu ada yang datang bawa anak kalian, Syerli contohnya.”
Sergio menggelengkan kepalanya. “ Nggak mau, aku selalu memakai pengaman juga biar nggak punya anak. Udah cukup Minny aja deh,” Jawab Sergio.
Mendengar itu membuat Crist beranggapan mungkin bermain dengannya juga mencari aman agar tak mempunyai anak. Bahkan kini Sergio dengan bebas tak memakai pengaman lagi jika dengannya.
.
.
.
.
.
.Kalau Crist hamil kira-kira gimana ya Sergio
70 LIKE DAN 50 KOMEN LANGSUNG LANJUT CHAPTER SEOANJUTNYA. AYO SILAHKAN SPAM 🤭
Jangan lupa buat selalu ninggalin jejak ya, baik itu vote ataupun komen.
See you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seductive Boss
FantasyAda hal yang seharusnya tak mereka lakukan, jarak yang memang harus ada diantara keduanya. akibat sebuah malam yang penuh gairah membuat semuanya menjadi begitu kacau. Kehidupan yang awalnya penuh dengan kebahagiaan serta keceriaan dan seharusnya b...