Chapter 35: Hectic

2.2K 158 111
                                    

Suasana begitu hectic semuanya sibuk dengan tugasnya masing-masing. Hari ini adalah pergelaran Italian Fashion Week yang sudah ditunggu-tunggu. Banyak dari berbagai brand tekenal berkumpul jadi satu disini untuk memperkenalkan anak-anak mereka. Begitu pula Jinx SR yang menjadi salah satu bagian dari IFW.

Team Sergio dengan begitu tanggap dalam melaksanakan tugas masing-masing. Saling membagi tugas dan membantu sama lain kalau tugas mereka sudah selesai atau ada yang kepayahan dan butuh bantuan. Kerja sama team sangat spektakuler, Jaco dan Crist bahkan sampai turun tangan membantu mereka agar kerjaan segera usai.

Crist yang lumayan mahir dalam hal rambut karena terkadang ia membantu adiknya untuk menatanya. Dan siapa sangka ilmu itu terpakai hari ini membantu hair styles yang kewalahan karena ada salah satunya yang tak bisa berangkat karena mendadak sakit.

Sedangkan Jaco sibuk mengarahkan model-model yang sudah selesai di dandani untuk agar tak jauh dari panggung. Agar kala bagian mereka di panggil, mereka sudah standby. Sedangkan Sergio sebagai pemilik brand sudah duduk manis di jajaran orang-orang penting di IFW.

Acarnya begitu megah banyak orang yang berdatangan dan itu dari berbagai kalangan. Dari artis, pejabat, pengusaha, dan masih banyak lagi. Pasalnya pergelaran acara ini memang yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya.

“Crist kamu sudah selesai?” tanya Jaco menghampiri Crist yang duduk sambil meminum red velvet-nya.

“Sudah kok, kenapa?”

“Kamu ke depan aja buat nemenin Mr. Sergio. Biar dia kalau butuh sesuatu bisa langsung bilang padamu. Dan nanti kamu laporan denganku. Aku yang akan standby disini ya, gimana?”

Crist menganggukkan kepalanya. “Baiklah, aku akan ke depan. Nanti aku akan menghubungimu kalau ada sesuatu ya.”

Crist menghampiri ke kursi Sergio. Bosnya tak terlihat sendirian karena ada Minny yang ada disana  sambil dipangku pria baya yang duduk disamping Sergio. Berhubung kursi yang kosong tinggal disampingnya. Ia langsung duduk disana.

“Bagaimana belakang, aman?” tanya Sergio saat sadar ada Crist duduk disampingnya.

“Aman kok, persiapannya udah siap. Tinggal nunggu tampil aja,” jawab Crist.

“Anyway, you looks beautiful today,” bisik Sergio dengan sangat pelan namun Crist dapat mendengarnya dengan begitu jelas hingga membuat pipinya memerah padam. Bahkan ia langsung melempar pandangannya kearah lain untuk mengalihkan salah tingkahnya.

“And I need your lips, terlihat sangat enak,” bisik Sergio kembali. Namun langsung mendapatkan pelototan mata dari Crist akibat Sergio yang begitu terang-terangan menggodanya.

Baru akan sedikit mengomel dengan Sergio, iaa harus mengurungkannya karena Crist disapa sama Minny.

“Uncle Crist, apa kabar? Kita lama nggak bertemu, ayo kita jalan-jalan lagi seperti saat itu,” ucap Minny yang entah kapan kini sedang berdiri di depannya dan menatapnya dengan penuh harap.

“Uncle, baik-baik saja. Iya, gimana kalau nanti setelah dari sini kita jajan, mau?”

Minny mengangguk dengan begitu semangat dan tersenyum lebar mendengar usulan Crist. Meskipun terdengar sederhana, namun itu berarti bagi Minny yang tak mempunyai teman bermain saat dirumah grand pa dan grandma-nya. Di sekolah juga ia tak terlalu banyak mempunyai teman.

Minny meminta duduk sambil dipangku Crist yang langsung diturutin olehnya. Sergio yang melihat interaksi keduanya begitu menggemaskan. Ini adalah kali pertama Minny datang ke acaranya. Biasanya ia tak diijinkan karena terlalu banyak media yang pastinya akan menyorotnya. Namun, mau sampai kapan juga menyembunyikannya.

Setiap design yang tampil disini begitu menakjubkan, Crist yang melihatnya saja begitu takjub dengan karya indah mereka. Ini pengalaman yang tak pernah ia sangka sebelumnya dalam hidup. Dulu hidupnya terkesan flat yang mana ia hanya menjalaninya saja tanpa tahu bagaimana masa depannya bagaimana. Jadi, siapa sangka kerjaanya begitu menguji adrenalin.

Acaranya sukses besar, bahkan karya milik Jinx SR mendapatkan begitu tepuk tangan yang begitu meriah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acaranya sukses besar, bahkan karya milik Jinx SR mendapatkan begitu tepuk tangan yang begitu meriah. Dan itu membuat tawa Sergio sedari tak luntur dari wajahnya.

‘Padahal kalau senyum lebar dia makin ganteng, tapi kalau udah fokus kerja juga makin ganteng sih,” gumam Crist yang tak konsisten yang mana awalnya mau mencibir malah beralih memuji.

Usai acara Crist sempat berkenalan dengan orang tua Sergio meskipun Cuma sebentar karena mereka akan segera pulang akibat sudah larut malam. Papanya terlihat begitu ramah saat menyapa Crist, namun berbeda dengan mamanya yang lebih banyak diam dan hanya tersenyum tipis.
Kini  menepati janjinya untuk mengajak Minny jalan-jalan sesuai keinginannya. Tentu saja ia tak seorang disini. Ada Sergio yang sedari tadi mengikutinya dari belakang dengan Crist dan Minny yang jalan terlebih dahulu sambil berpegangan tangan.

“Mungkin kalau Tatyana sayang pada Minny, akan terlihat seperti ini,” gumam Sergio yang melihat kedekatan mereka berdua.

Minny yang dengan mudah dekat dengan Crist, bahkan tak canggung saat meminta sesuatu. Dan Crist yang memang suka dengan anak kecil juga merasa Minny anak manis yang mudah ia dekati.

Awalnya Crist ingin menolak saat Minny meminta mainan mahal. Gajinya satu bulan saja mungkin hanya bisa mendapat mainan di took ini. Tapi, Sergio menyuruhnya untuk mengiyakan semua keinginannya karena hitung-hitung menyenangkan Minny yang jarang sekali bersama dengan dia.

“Ayah! Aku ingin beli pesawat itu deh. Tapi sama Uncle Crist nggak boleh karena nggak ada tempat parkirnya,” adu Minny.

Sergio terkekeh mendengarnya. “Bukan nggak boleh sayang, tapi kalau membeli itu juga gak bisa dimainin. Badanmu juga nggak muat kalau masuk ke dalamnya. Itu terlalu besar yang lain saja nggak apa-apa.”

“Baiklah kalau begitu aku ingin kita makan aja, Minny lapar ayah.”

“Loh memangnya tadi siang nggak diambilkan sama Grandma?”

Minny menggelengkan kepalanya. “Nggak, sus juga lagi pulang karena harus mengambil cuti dadakan.

“Ya udah ayo makan sekarang, perutmu itu nggak boleh kosong saat pertumbuhan gini.”

“Iya, ayah.”

Berhubung suster yang menjaga Minny sedang cuti, jadi malam ini Minny akan menginap ditempat Sergio. Awalnya Sergio meminta mereka tidur bertiga, namun tentu saja Crist menolaknya. Ia tak ingin mengganggu waktu ayah dan anak itu yang belum mesti terjadi seminggu sekali untuk menemani Minny tidur.

Hingga disinilah Crist berada, rebahan di sofa panjang sambil memandangi cahaya temaram yang masuk dari kaca yang membentang luas. Disini banyak kamar yang bisa ia tiduri, namun Crist sedang ingin tidur disini saja.

.
.
.
.
.
.

mendekatkan diri sama calon ceritanya ya crist 🤭🤭

AYO SPAM 100 KOMEN LANGSUNG TRIPLE UP DEH 😂

see you next chapter

The Seductive Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang