Chapter 10: Basah

4.5K 185 10
                                    

Melihat Crist yang terdiam kikuk akibat ucapan nakal yang ia lontarkan membuat sisi lain dalam dirinya bangkit tanpa sengaja. Sekilas dia melihat kearah sofa dimana Minny masih tertidur lelap meskipun obrolannya dengan Crist mungkin cukup mengganggu.

Sergio bangkit dari kursi kebesarannya dan menghampiri Crist. “Ikuti aku!” titah Sergio seakan tak bisa ditolak membuat Crist langsung melangkahkan kakinya mengikuti langkah kaki Sergio kemana. Ternyata bosnya masuk ke dalam kamar mandi yang ada di ruangan tersebut.

Crist sontak menghentikan langkahnya kala Sergio telah masuk ke dalam. Namun, melihat Crist yang tak mengikutinya membuat alis Sergio naik ke atas sebelah. Menatap heran dan mempertanyakan apakah intrupsinya kurang jelas hingga Crist tak mengikutinya ke dalam.

“Masuk, Crist!” Terdengar jelas penekanan dalam titah Sergio ini.

Itu membuat Crist dengan takut masuk ke dalam, hingga ketika dirinya sudah masuk ke dalam. Sergio langsung menutup pintu kamar mandi itu. Dan tentu saja itu membuat Crist gelisah bukan main.

“Ngapain kita disini ya Mr.? tanya Crist dengan takut sambil sedikit menundukkan kepalanya.

“Coba nyalakan keran itu,” ucap Sergio.

Crist  menyalakannya dengan pelan dan seketika bajunya basah kuyup karena air menyemburnya dengan begitu deras. Dengan gelagapan akibat semburan air dari keran yang rusak itu Crist mencoba mematikannya. Dia membersihkan air di wajahnya dan menatap kearah bosnya.

“Anda ingin saya membereskan ini?” tanya Crist.

Bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Crist, Sergio justru salah fokus dengan penampilan basah kuyup Crist yang sangat amat menggoda di depannya. Kemeja putih yang nerawang akibat basah dari air itu melekat di tubuh Crist yang terlihat begitu ramping hingga tercetak lekukan indah terutama pinggangnya yang cukup kecil untuk ukuran laki-laki seperti dia.

Tanpa aba-aba lagi Sergio menerjang Crist dan langsung melumat dengan begitu kasar bibir Crist. Satu tangannya menahan kepala Crist agar tak mundur dan satu tangan lainnya bergerilya menyusuri lekuk badan pria yang kini ada dalam dekapannya. Rasanya begitu manis masih sama seperti kemarin malam yang ia rasakan, atau bahkan ini lebih manis dari kemarin.

Sergio dengan begitu rakus melumat bibir Crist seolah itu makanan yang akan habis ketika ia lepaskan begitu saja. Bahkan tanpa sadar tangan kekarnya sudah mulai meremat bokong Crist yang ternyata cukup sintal. Sangat pas untuk dirinya pegang dan remas sesekali.

Crist bagaimana? Tentu saja ia kaget dengan kejadian yang terulang kembali bahkan lebih parah dari kemarin. Dia merasa dilecehkan dengan sentuhan-sentuhan sensual yang dilakukan oleh bosnya pada tubuhnya. Sayangnya antara otak, hati, dan tindakannya semuanya bertolak belakang sekarang. Hingga membuat Crist bingung harus berbuat apa sekarang. Ia sangat blank mencerna kejadian ini, kenikmatan namun gerakan kasar yang dilakukan oleh bosnya membuat Crist tak bisa menolak. Hatinya merasa ini sesuatu yang baru pernah ia rasakan. Namun, otaknya terus mendorongnya untuk segera menghentikan ini karena ini adalah hal yang sangat tidak lazim untuk dirinya dan bosnya..

Sayangnya bukannya mendorong Sergio untuk menghentikan semua cumbuan yang memabukkan ini malah tangan Crist tak bisa diajak kerja sama karena badannya terasa begitu lemas mendapat serangan memabukkan dipagi hari. Apa yang harus Crist lakukan, namun entah kesadaran dari mana tangannya dengan ragu naik ingin mendorong badan bosnya. Belum sempat ia lakukan. Terdengar bunyi ketukan dan secara otomatis membuat Sergio berhenti seketika.

“Bibirmu manis,” ucap Sergio sambil mengelap bibir bengkak Crist lalu mengecupnya kembali.

“Ganti bajumu yang basah ini, di laci itu ada beberapa set baju, pakai saja.”

Setelahnya Sergio langsung keluar dari kamar mandi meninggalkan Crist yang masih mematung disana. Kembali mencoba mencerna apa yang barusan terjadi.

“Gila, ini aku bakal punya bos nafsu tinggi,” ucap Crist secara spontan. Karena ia pikir kejadian semalam terjadi mungkin karena bosnya semalam cukup mabuk akibat minum bersama klien, makanya dia memakluminya dan mungkin Sergio sudah melupakannya. Sayangnya pagi ini Crist yakin dengan kesadaran penuh bosnya melakukan itu lagi padanya. Dan parahnya lagi dengan diikuti sentuhan-sentuhan sensual di badannya.

Lalu apa yang harus ia lakukan haruskan ia mengundurkan diri dan pergi dari sini sekarang juga?  Karena kemungkinan besar tak mungkin Sergio tak akan menggunakan dirinya kalau sudah sampai ciuman berkali-kali. Tapi, sentuhan bosnya tak dapat ia lupakan. Baru sentuhan saja sudah membuat dirinya tak berkutik. Apalagi ketika mereka bermain bersama?

Omg! Crist langsung memukul kepalanya sendiri karena pikirannya ikut liar. Sekarang dia mempertanyakan juga pada dirinya sendiri apakah ia benar-benar suka perempuan atau tidak.

Mengenyahkan seluruh pikiran yang berkecamuk di benaknya, dengan segera Crist mengganti bajunya karena khawatir Jaco membutuhkan bantuannya untuk menghandle pekerjaan Sergio.

“Hai Uncle,” ucap si manis Minny yang langsung terdengar merdu di telinga Crist kala dirinya keluar dari kamar mandi.

Senyuman terbit di wajah Crist dan menghampiri Minny yang duduk manis di sana dengan baby sisternya. “Halo, kamu mau main sama ayah? Kapan sampainya?” tanya Crist yang hanya basa-basi.

“Aku tadi datang bareng ayah, tapi tadi ketiduran. Jadi, ayah angkat aku dan tidur di sofa deh,” jelas Minny.

Sontak mata Crist membola mendengar penjelasan singkat yang Minny lontarkan, dia menoleh langsung pada Sergio yang juga menatapnya dengan datar. Otaknya langsung mencerna, jadi godaan yang dilontarkan oleh Sergio padanya tadi sudah ada Minny disini. Dan mengajaknya ke kamar mandi mungkin kemungkinan besar hanyalah alibi Sergio. Wah, plot twist macam apa yang sedang terjadi sekarang.

“Apa? Kembalilah ke mejamu dan kerjakan pekerjaan yang kamu tinggalkan Crist,” ucap Sergio dengan wajah datarnya.

Crist tak habis pikir dengan perubahan sikap Sergio yang begitu drastis ini. “Baik, Mr.”

“Uncle keluar dulu ya, Minny.”

“Oke, Uncle. Nanti siang setelah aku selesai sekolah kita main bareng ya,” pinta Minny dengan puppy eyesnya memohon pada Crist.

Crist hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya setelahnya ia keluar dari sana. Baru duduk di mejanya, ia sudah dikejutkan oleh pertanyaan yang dilontarkan oleh Jaco padanya.

“Kenapa kemejamu ganti Crist? Bukannya tadi pakai warna putih ya?” Pasalnya sekarang Crist memakai kemeja berwarna biru. Jadi, wajar dipertanyakan.

“Tadi ada insiden kecil, jadi harus ganti pinjam temanku,” jawab Crist seadanya. Tak mungkin kan dia menjawab habis berciuman dengan bos mereka. Bisa-bisa rekan kerjanya menganggap dirinya murahan.

.
.
.
.
.
.

Padahal Crist sempet mikir dipecat eh sekarang malah mikir dia mau dipakai apa engga? 😀

Mana Sergio udah mulai nakal lagi 😭😭

See you next chapter
24 Mei 2024

The Seductive Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang