Chapter 32: Sergio Life

2.7K 173 32
                                    

“Bagaimana pergerakannya, apakah ada yang mencurigakan?”

“Tidak ada nyonya, dia sepertinya sudah melupakan kejadian itu.”

“Meskipun begitu tetap pantau dia, kemanapun ia pergi. Kerja dimana dia sekarang?”

“Dia berada di Jinx SR, tapi sepertinya dia punya hubungan dengan Sergio. Saya pernah melihat mereka berciuman.”

“Wow begitu ya, menarik juga. Apa karena sudah bosan sama perempuan dia beralih ke laki-laki,” cibir wanita yang umurnya lebih dari setengah abad.

“Ya sudah kau boleh pergi.” Setelahnya bawahannya itu pergi dari sana usai menyampaikan informasi yang ia dapat.

Di lain tempat ada Sergio yang frustasi sendiri karena Crist menutup panggilannya secara sepihak. Sedangkan ia sangat membutuhkan Crist disisinya untuk meredakana amarahnya yang sedang melambung tinggi. Akibat berdebat dengan Syeril yang tak mau putus dengannya.

Tapi keputusan Sergio sudah bulat tak ingin bersama dengan Syeril lagi. Disamping dirinya sudah bosan dengan perempuan itu yang suka seenaknya sendiri, ia juga lebih suka berhubungan dengan Crist yang lebih sempit dan dapat menjepitnya dengan kuat.

“Sial! Aku harus membereskannya sendiri sekarang,” geram Sergio melihat kearah bawahnya yang sedang menggembung.

“Awas saja, Crist

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Awas saja, Crist. Aku akan menghukummu nanti,” gerutu Sergio sambil menyelesaikan urusannya dengan tangannya sendiri.

Rasanya berbeda lebih enak dijepit hangat lubang Crist dari pada dengan tangannya sendiri. “Ah, aku butuh Crist!” teriaknya diujung pelepasannya.

Bel-nya berbunyi membuat Sergio membersihkan spermanya, dan memakai kembali celananya yang sempat ia lepas. Sebelum membuka pintunya ia melihat terlebih dahulu siapa yang datang di malam hari seperti ini. Sebenarnya ia malas membukakan pintu, namun yang datang ternyata adiknya dan mamanya. Mau tak mau ia harus membukakan pintunya.

“Kenapa lama sekali?” tanya Lusi pada putranya.

“Tadi sedang buang air,” alibi Sergio dan mempersilahkan mama dan adiknya masuk ke dalam.

“Ada apa ke sini?” tanya Sergio yang langsung to the point.

“Aku mau minta sama kamu buat masukin pacarku ke perusahaan ya, Kak.” Tanpa basa-basi sekali Tatyana, adik Sergio. Langsung memberitahukan maksud kedatangannya.

“Nggak ada posisi yang kosong,” ucap Sergio menolaknya.

“Adain dong nak. Kasian pacar adikmu lagi dirumahkan bulan lalu, masa perusahaan sebesar ini nggak ada posisi yang bisa ditempatinya sih.”

“Ada sih sebenarnya, tapi posisi office boy. Mau?” tanya Sergio.

Seketika emosi Lusi dan Tatyana memuncak begitu saja. “Yang bener aja, kamu kira pacarku apaan kamu tempatin di office boy.”

“Jadi sekretaris atau apa gitu loh, masa office boy. Rendah banget jabatannya,” ucap Lusi yang juga tak setuju.

“Aku sudah mendapatkan sekretaris baru. Jadi, tinggal itu posisi yang kosong. Lagian emang dia punya keahlian apa sih, setahuku dia baru keluar penjara karena kasus narkoba kan.” Tanpa sepengetahuan keluarga Sergio memang selalu melakukan background check pada keluarganya.

Wajah Tatyana memucat saat mendengar Sergio mengetahui apa yang ia rahasiakan. Dia bertanya-tanya mengapa Sergio bisa tahu, padahal mamanya saja nggak tahu akan hal tersebut. Seperti sekarang yang mana Lisa membela pacar Tatyana.

“Mana ada seperti itu, kemarin waktu dia berkunjung ke rumah anaknya sangat ramah dan baik, kamu kalau bicara jangan asal bicara Sergio.”

“Terserah mama mau percaya atau nggak. Tapi, disini yang pasti nggak ada posisi yang kosong. Jadi, kalian bisa mencarinya di tempat lain.”

Dengan geram dan kesal yang melambung tinggi Lusi dan Tatyana keluar dari sana. Meninggalkan Sergio yang puas karena bisa membuat mama dan adiknya mati kutu tak berkutik. Dia sebenarnya heran mengapa sedari kecil kasih sayang mamanya selalu timpang sebelah. Dia merasa mamanya tak menyayangi dirinya karena sedari kecil selalu Tatyana yang dibangga-banggakan dan dituruti segala keinginannya.

Berbeda dengan dirinya yang harus merengek minta diperhatikan. Tapi semakin besar Sergio tak ambil pusing dengan sikap mamanya yang beda kasih, yang penting masih ada papanya yang selalu mensupport segala kebutuhan dan keinginannya. Makanya dia lebih dekat dengan papanya ketimbang mamanya yang seperti itu.

Seperginya mereka dari sana, Sergio membersihkan dirinya yang kotor karena seharian bekerja. Ia menepati perintah Crist yang menyuruhnya menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk itu hingga malam menyingsing. Bahkan ia sampai melupakan makan siang dan makan malamnya.

Sergio mempunyai kebiasaan kalau sudah telat dari jendela makannya ia tak akan makan dan akan makan setelah waktu makannya kembali datang. Bukan tanpa alasan tentunya, Ia mengatur jadwal makannya dengan ketat seperti ini. Dikarenakan dulu ia sempat kelebihan berat badan dan jelek sekali.

Kala kesadarannya akan kesehatan muncul ia sedikit demi sedikit memperbaiki dirinya sendiri dengan diet sehat dan melakukan olahraga. Jika ia tak melakukan itu mungkin tak ada Sergio Raivath yang setampan dan segagah ini badannya. Namun, efek sampingnya sejak ia diet nafsunya justru semakin tinggi. Untuk itulah Sergio rutin gym dan menjaga badannya agar tetap bugar biar ia bisa melampiaskannya tanpa lelah.

Meskipun masa lalunya cukup buruk, hingga pernah ia depresi hingga mengkonsumsi beberapa butir obat selama beberapa bulan.  Dan tak banyak yang tahu tentang itu, hanya ia dan papanya serta dokter yang menanganinya. Rahasia itu tersimpan dengan rapat. Namun kini semuanya sudah membaik, ia bisa menikmati hasil jerih payahnya.

Ketika Sergio bersiap untuk tidur, ponselnya berbunyi yang menandakan ada pesan masuk. Yang mana itu dari Minny yang berisi. ‘Ayah jangan lupa istirahat, Minny sayang sama ayah’ dengan emotikon love diakhir.

Sergio tersenyum melihatnya, bukan hanya hari ini saja setiap hari Minny mengiriminya semangat entah pagi atau malam. Itu membuat Sergio semangat dalam bekerja, terkadang ia tak tega meninggalkan Minny bersama orang tuanya. Namun, tak mungkin juga hidup dengan dirinya yang masih berantakan dan suka main sana sini. Apalagi seharian juga pasti ia sibuk di kantor, dan kalau dirinya harus pulang ke rumah orang tuanya itu terlalu menguras tenaga karena jaraknya yang lumayan jauh. Itulah mengapa Sergio menjadikan lantai paling atas kantornya menjadi tempatnya tinggal.

.
.
.
.
.
.

Apa yang kalian pikirkan tentang orang tua Sergio?


UP LAGI NGGAK NIH??????

Jangan lupa buat selalu ninggalin jejak ya baik vote ataupun komen ya

See you next chapter

The Seductive Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang