Chapter 51: Sadar

2.9K 167 51
                                    

Sergio akhirnya tak memberitahu tentang keadaan Crist pada Calvin. Bahkan untuk sementara Calvin ia titipkan ke Gian karena agar ia fokus pada Crist yang masih dalam masa pemulihan. Gian juga terkejut ketika Sergio bercerita tentang apa yang terjadi pada mereka. Ia tak masalah dititipi Calvin sementara, yang terpenting Crist pulih terlebih dahulu.
Crist sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa bukan di ICU lagi karena keadannya yang sudah berangsur membaik. Serta sudah sempat sadar kemarin.

Sergio duduk sambil memandangi wajah Crist yang begitu teduh kala memejamkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sergio duduk sambil memandangi wajah Crist yang begitu teduh kala memejamkan matanya. Meskipun terdapat beberapa bekas luka akibat kecelakaan itu tak mengurangi kadar kecantikan Crist.

“Sayangku, cintaku, pujaan hatiku bangun yuk. Calvin udah nanyain kamu terus katanya kangen loh.” Dengan begitu lembut Sergio mengucapkannya sembari merapikan poni Crist yang agak panjang karena ia sudah dirawat lebih dari seminggu.

“Cal ... vin.” Crist memanggil nama putranya dalam tidurnya dengan nada terbata-bata. Itu membuat Sergio yang sedari tadi menunggunya senang karena akhirnya Crist bangun.

“Dokter!” ia bahkan langsung memanggil dokter agar Crist bisa segera diperiksa.

Crist mengedipkan matanya dengan perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk dalam retinanya. Sorot senter yang diarahkan dokter padanya, membuat ia silau.

“Pasien sudah sadar sepenuhnya, tolong biarkan istirahat dan jangan ditanya banyak-banyak ya.” Setelahnya dokter itu pergi dari sana.

“Gio,” panggil Crist yang masih lemas. Ia tak punya tenaga untuk mengajak pria yang tak ingin ia temui untuk berantem. Ia ingin melihat putra kesayangannya sekarang.

Gio mendekat dan menggenggam erat jemari Crist. “Iya, ada apa Honey. Apa yang kamu butuhkan sayangku, bilang sama aku.”

“Cal ... vin.” Ia ingin menanyakan bagaimana Calvin apakah ia selamat, karena terakhir yang ia ingat sebelum kecelakan putra kesayangannya itu diculik oleh mobil hitam.

“Kamu mau bertemu dengan Calvin?” tanya Sergio memastikan yang diangguki oleh Crist.

“Nanti ya, dia ada dirumah dengan Gian. Nanti aku suruh mereka ke sini.” Crist lega mendengarnya kalau putranya sudah bersama Gian, itu artinya Calvin sudah selamat dari penculik.

“Gimana ada yang masih sakit? Pusing? Nyeri? Atau apa gitu? Biar aku panggilkan dokter untuk memeriksamu lagi,” ucap Sergio yang begitu khawatir.
Crist menggelengkan kepalanya. Siapa sangka orang yang pertama Crist lihat adalah Sergio yang mana orang yang paling ingin ia jauhi. Namun, lihatlah sekarang pria itu terlihat begitu khawatir dengan keadaanya. Raut wajahnya terlihat begitu jelas akan hal itu, dalam benaknya sontak berpikir. Apakah Sergio sudah berubah tak seperti dulu lagi?

“Gio, terima kasih ya.” Meskipun Crist mengucapkannya dengan begitu pelan, namun Sergio masih bisa mendengarnya dengan begitu jelas.

Tanpa sadar air mata Sergio luruh, ia mencium tangan Crist. “Aku yang terima kasih karena kamu masih mau berjuang untuk hidup. Terima kasih karena tak meninggalkanku dan Calvin, entah apa jadinya kami jika kamu pergi, Honey.”

The Seductive Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang