Sergio merasa penat dengan kehidupan sehari-harinya yang begitu monoton. Ia menghabiskan waktunya untuk bekerja tanpa henti. Hingga ia mendapat julukan work holic, bukan tanpa alasan. Itu karena sebagai pengalihan agar tak terpuruk dengan keadaan dan kerinduan yang membumbung tinggi pada Crist.
Namun hari ini ia memutuskan untuk cuti setelah beberapa tahun ia memforsir dirinya secara terus-menerus. Ia memutuskan untuk berlibur ke Swiis, tepatnya ia menginap di Old Town sebuah distric yang begitu tenang dengan keramahan warga lokal yang membuatnya betah berada disini.
“Tidak peduli betapa aku mengalihkan perhatianku pada yang lain, aku tidak pernah benar-benar bahagia sejak saat itu,” gumam Sergio yang saat ini sedang ngopi di sebuah café.
Ia setiap hari teringat dengan Crist yang sampai sekarang masih berputar-putar dalam benaknya. Bahkan sejak kepergiaannya, Sergio tak lagi dekat dengan siapapun karena setiap ia mencobanya, yang didepannya seolah Crist terus.
Ia melihat jalanan sore yang sudah agak ramai, banyak orang berlalu lalang menikmati keindahan Old Town. Hingga matanya tiba-tiba tertuju pada seseorang yang sedang berjalan santai sambil sesekali menyapa orang-orang sekitar.
Sergio langsung bangkit dari duduknya dan berlari untuk mengejarnya. Ia ingin memastikan kalau apa yang ia lihat bukanlah ilusi semata. Seseorang yang sudah ia cari sejak lama.
Sergio menarik tangannya dan langsung membawa pria manis itu dalam dekapannya. “Crist, akhirnya aku menemukanmu. Oh my god, kemana saja kau pergi.” Crist yang mendapat perlakuan seperti ini tentu saja kaget bukan main. Siapa sangka pria yang ia hindari sejak lama justru menemukannya disini. Bahkan ia kini menjadi pusat perhatian.
Crist mendorong tubuh Sergio dengan kuat hingga akhirnya terlepas. Badannya terasa begitu lemas dan bergetar, hingga ia bertanya-tanya dalam benaknya. Mengapa ia bisa bertemu dengan Sergio disini.
Ia berjalan mundur takut harus bagaimana, namum justru Sergio berjalan maju kearahnya. “Kenapa mundur, aku sudah mencarimu kemana-mana.”“Tidak, ini pasti mimpi. Mengapa kamu disini?” tanya Crist yang masih bertanya-tanya apakah yang ada dihadapannya benar-benar Sergio.
Sergio yang tidak sabar langsung mencengkram tangan Crist dan membawanya ke café terdekat. Crist berusaha menyesuaikan langkah kaki besar Sergio, hingga ia tersandung dan hampir jatuh berulang kali. Sergio memilih duduk di pojok ruangan karena ingin mengobrol dengan Crist.
Crist tetap bungkam dihadapan Sergio. Crist sudah berkali-kali mencoba kabur namun dari tadi tangannya dipegang oleh Sergio dengan sangat kuat hingga terasa sakit. Ia bahkan mengaduh kesakitan namun Sergio tetap tak melepaskannya.
“Lepaskan!” Crist mengucapkan dengan menatap mata Sergio tajam.
Sergio yang mendengar itu lega, akhirnya setelah dari tadi Crist bungkam sekarang berbicara meskipun hanya sekata. Sergio justru tersenyum tipis membuat Crist yang melihatnya keheranan sendiri.
“Apa yang kau mau sebenarnya hm?” tanya Crist. Ia ingin segera pergi rasanya sangat menyakitkan melihat Sergio dihadapannya sekarang.
Luka lama yang selama ini Crist pendam dan lupakan sekarang seolah bagikan kereta listrik yang bergerak sangat cepat membuat Crisr teringat kejadian masa lalu yang membuat Crist mengalami semua kesulitan beberapa tahun terakhir ini.
Semua yang Crist lakukan selama ini untuk melupakan kejadian tersebut percuma karena kedatangan Sergio kembali kedalam hidupnya.
“Aku selama ini mencarimu kemanapun.” Sergio menjawabnya dengan mata teduh meskipun Crist menatapnya dengan tatapan yang sangat pajam seakan dapat digunakan untuk memotong apapun dengan mudah.
“Aku tidak menyuruhmu mencariku,” jawab Crist dengan nada ketus dan melihat kearah lain Mendengar ucapan ketus Crist membuat hati Sergio sakit tapi dirinya akan terus mencoba untuk mendapatkan hati Crist.
“Iya, tapi aku ingin mencarimu. Kemana selama ini kamu pergi?” tanyanya dengan nada lembut yang hanya akan dikeluarkannya jika bersama dengan orang-orang yang disayanginya.
“Itu bukan urusanmu, jadi kamu nggak perlu tahu.”
Crist yang merasa genggaman Sergio terasa longgar langsung menarik tangannya dan kabur dari sana. Ia berlari secepat yang ia bisa, agar tak tertangkap oleh Sergio.
Namun, Sergio tentu tak ingin kehilangan Crist, ia mengikutinya dari jauh setidaknya agar dirinya tahu dimana Crist tinggal sekarang. Hingga akhirnya Crist memasuki sebuah rumah kecil dipinggiran kota.
Sergio yang sudah tahu dimana Crist tinggal, ia langsung meminta orang untuk memantaunya dari jauh. Dia tak ingin salah langkah lagi hingga kehilangan jejaknya jika Crist tiba-tiba pindah dari sini.
Setelah memerintahkan anak buahnya untuk berjaga disana untuk mengintai apa yang dilakukan oleh Crist, Sergio segera meninggalkan tempat tersebut. Akan berbahaya jika Crist melihat keberadaannya disekitar sana. Saat ini hubungan mereka masih sangat panas, terlihat dengan jelas ketika tadi Crist berbicara dengan nada yang sangat tidak bersahabat.
Setidaknya ia tahu dimana Crist tinggal sekarang, jadi ia bisa sedikit bernafas lega. Kini hatinya juga sudah membaik karena pujaan hatinya telah ditemukan. Dulu ia selalu menepis kalau ia hanya butuh Crist untuk memuaskan nafsunya belaka.
Namun, setelah Crist pergi dari hidupnya. Kehidupannya terasa begitu kosong dan sunyi, seperti ada yang hilang darinya. Dan saat itulah ia sadar sepenuhnya bahwa ia benar-benar jatuh hati dengan Crist.
.
.
.
.
.
.Hayoloh ada yang ketemu nih 🤭
KENAPA KALIAN MENDADAK RAJIN KALAU AKU MINTA SPAM SIH 😭👊 padahal kalau aku nggak minta tapi kalian nyepam malah aku lebih seneng loh 😔 dahlah
See you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seductive Boss
FantasyAda hal yang seharusnya tak mereka lakukan, jarak yang memang harus ada diantara keduanya. akibat sebuah malam yang penuh gairah membuat semuanya menjadi begitu kacau. Kehidupan yang awalnya penuh dengan kebahagiaan serta keceriaan dan seharusnya b...