Pagi ini Crist berangkat sendiri tidak bersama dengan Gian karena dia sedang cuti karena berlibur dengan pacarnya. Ia menggunakan transportasi umum, namun sebelum ia berangkat ke kantor. Crist mampir terlebih dahulu ke makam untuk mengunjungi orang tua dan adiknya, ia sengaja berangkat lebih pagi dari biasanya. Agar ia tak telat ke kantor. Sebelum ke sana ia juga mampir untuk membeli bunga.
“Halo Pa, Ma, Adek. Gimana kalian di surga apakah sangat nyaman disana? Aku harap kalian berbahagia ya disana. Crist minta maaf kalau selama dua bulan lebih ini nggak mampir ke sini karena aku sudah mendapatkan kerjaan. Dan itu sangat menyita waktu ternyata sampai aku tak sempat mengunjungi kalian. Maaf ya, soal kerjaan Crist sebenarnya enak sih. Yang nggak enak bosnya. Dan soal ini Crist juga mintaa maaf, dulu kalian selalu menekankan untuk menjaga diri dan jangan merusak gadis ...” Crist sempat menjeda ucapannya.
“Tapi, ternyata aku yang rusak, Ma. Bosku sangat hyperaktif dan selalu bernafsu denganku, aku berusaha kok menolaknya. Tapi, sulit karena tenaganya tak sebanding denganku. Apalagi dengan kekuasaan yang selalu ia agungkan. Itu membuat aku tak bisa berkutik, jadi maaf ya Ma kalau kalian mempunyai anak yang rusak sepertiku.” Sedari awal menceritakan kisahnya dengan bosnya yang hyperaktif Crist terus meneteskan matanya. Merasa sangat bersalah karena sudah rusak. Meskipun sebenarnya itu diluar kendalinya, tapi tetap saja Crist malu karena tak bisa jaga diri. Padahal dirinya adalah seorang pria.
Usai puas bercerita dengan mereka Crist berangkat kerja menggunakan taxi karena jamnya sudah mepet. Takutnya kalau ia naik bus nggak keburu dan berakhir telat, sebenarnya sayang uangnya karena biaya taxi agak mahal. Tapi tak apalah, toh hari ini gajian.
Sampai di kantor dia hanya seorang diri di mejanya, tempat Jaco masih kosong entah kemana dia. Karena tak mungkin dia terlambat, Jaco adalah orang yang paling disiplin yang pernah ia kenal. Datang paling pagi dan kadang pulang terlambat untuk menyelesaikan kerjaannya.
Sergio keluar dari ruangannya dan menghampiri Crist di mejanya. Tanpa kata ia langsung melabuhkan kecupan di bibir manis Crist. “Morning, Honey.” Sapa Sergio padanya.
Crist langsung melihat ke sekeliling dan untungnya tak ada siapapun disini selain mereka berdua. “Jangan panggil gitu, takutnya ada yang dengar ih,” gerutu Crist yang sudah membuat paginya yang ceria langsung menjadi kesal.
Sergio terkekeh, “Nggak ada orang, Jaco sedang cuti hari ini karena menemani istrinya lahiran. Jadi, tenang saja kamu bebas hari ini.”
Mata Crist berbinar mendengarnya. Dia langsung mengambil tasnya lagi dan berdiri. Itu mebuat Sergio menaikkan sebelah alisnya. “Mau kemana kamu?” tanya Sergio heran.
“Pulang dong, katamu aku bebas hari ini. Jadi lebih baik aku pulang dan istirahat dirumah.” Ucap Crist tanpa beban dan tersenyum manis.
“Hei, ya nggak gitu juga dong. Kamu kerja diruanganku hari ini.” Tanpa pesetujuan Crist, Sergio langsung menarik tangannya dan mengajaknya masuk ke dalam.
“Loh, ini mah aku masuk sarang buaya kalau di ruanganmu. Aku disini aja gak apa-apa,” ucap Crist menarik tangannya lagi dan tersenyum tipis.
“Nggak, yang ada malah kamu pulang nanti.”
“Nanti kalau ada yang butuh aku gimana? Kasian dong, aku disini aja deh.”
“Crist ...”
Dengan lesu Crist menganggukkan kepalanya dan berjalan sendiri masuk ke dalam ruangan Sergio. Namun, baru masuk sudah terdengar pintunya dikunci oleh Sergio. Crist langsung menoleh ke belakang dan disambut dengan Sergio yang melahap bibirnya begitu saja.
Crist ingin menolak, namun usapan lembut di tengkuknya membuat dirinya luluh. Dan memilih menikmati sapuan lembut dibibirnya. Perlahan namun pasti tanpa menuntut itulah mengapa Crist juga tak menolaknya. Jarang-jarang juga Sergio seperti ini karena biasanya pria itu selalu brutal dan menggebu-gebu menyesapnya dengan begitu kuat. Hingga membuat sering kali bibirnya terluka akan hal itu.
Crist menyentuh dada Sergio yang besar itu hasil dari gym-nya yang rutin. Dan tangan Sergio sudah berkelana entah kemana dibawah sana. Jika biasanya mereka akan main dengan tergesa-gesa dan penuh paksaan. Berbeda dengan kali ini yang mana mereka melakukannya dengan perlahan. Sergio juga tak menuntut seperti biasanya, dia mengikuti Crist yang mengijinkanya dirinya.
Itu membuat Crist luluh karena bukan hanya kepuasan yang dicari. Namun, kenyamanan satu sama lain dalam melakukannya juga diikut setakan ke dalamnya.
Kini Crist bisa lebih menikmati penyatuan mereka tanpa berat hati seperti biasanya. Ia sudah mulai menerima kalau takdirnya memang bersama pria, bosnya. Meskipun sebagai bentuk tanggung jawabnya karena sudah menanda tangani kontrak sialan.
Perutnya terasa begitu banyak kupu-kupu yang bertebaran disana. Sergio benar-benar melakukannya dengan begitu baik. Bahkan memikirkan dirinya yang juga butuh pelepasan, dan ini kali pertama Sergio menjilati kepunyaannya. Biasanya dirinya yang dipaksa menelan punya Sergio tentunya dengan paksaan.
Crist sampai melemparkan kepalanya ke belakang, badannya melengkung dan membusungkan dadanya. Kala Sergio dengan perlahan memasukkan bendanya ke dalam mulutnya, dimanjakan dengan lidah Sergio yang bergerak secara erotis di dalam sana mengelilingi kepunyanya. Ah, rasanya Crist ingin keluar sekarang juga.
Sergio bahkan menelannya tanpa rasa jijik, itu membuat Crist menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. “Padahal nggak enak loh, kenapa ditelan sih,” ucap Crist yang tak habis pikir.
“Punyamu manis, Honey,” jawabnya sambil mengecup manja bibir Crist yang sudah membengkak.
Permainan diantara mereka tentu saja belum selesai. Pagi ini Crist diminta on top sama Sergio, awalnya ia tentu tak mau. Bayangan bergerak dan diliat dari bawah oleh Sergio membuatnya malu. Tapi, karena Sergio meyakinkannya kalau Crist berada diatas adalah sesuatu yang indah. Pasalnya kala itu Crist melakukannya saat mabuk di Roma. Mana dia ingat akan hal itu. Pada akhirnya Crist menyanggupi permintaannya, ia bergerak dengan perlahan.
“Tuh kan, kamu cantik banget disini. Pinggulmu yang ramping terlihat sangat sexy, Honey. I like it when you riding me.”
Crist menggila rasanya, mendengar pujian yang dilayangkan Sergio padanya membuat Crist semakin mempercepat gerakannya. Rasanya kepunyaan Sergio masuk lebih dalam dari biasanya saat ia yang memimpin kendali. Apalagi dengan usapan lembut tangan Sergio yang menjelajahi tubuhnya dan memainkan nipple-nya. Ah, rasanya kewarasan Crist sudah hilang sepenuhnya.
.
.
.
.
.
.Ada gila-gilanya nulis ginian mulu, maafkan aku 😭😭😭😭
Jangan lupa selalu tinggalin jejak ya baik vote ataupun komen
See you next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seductive Boss
FantasyAda hal yang seharusnya tak mereka lakukan, jarak yang memang harus ada diantara keduanya. akibat sebuah malam yang penuh gairah membuat semuanya menjadi begitu kacau. Kehidupan yang awalnya penuh dengan kebahagiaan serta keceriaan dan seharusnya b...