Chapter 30: Pilihan

2.8K 202 26
                                    

“Maaf, telah membuatmu rugi banyak,” cicit Crist sambil menundukkan wajahnya melihat ujung sepatunya. Dia malu pada Sergio karena dia melakukan itu demi dirinya.

Sergio bangkit dari duduknya dan berjalan mengitari meja untuk menghampiri Crist. Hingga kala ia berada di depan Crist, Sergio langsung membawa tubuh pria manis itu ke dalam rengkuhannya. 

“Nggak apa-apa, karena aku tak suka berbagi pada apa yang sudah menjadi milikku.”

“Apakah sangat banyak kerugiannya?”

“Lumayan juga, kenapa? Kamu mau menggantinya?” tanya Sergio balik.

“Mana aku mampu dan lagipula tak punya aku uang sebanyak itu.” Dalam hati Crist menggerutu kalau ia punya banyak uang tak mungkin ia bekerja dibawah pemerintahan voc seperti Sergio ini.

“Mudah, kamu bisa menggantinya. Tinggal denganku,” ucap Sergio.

Emosinya memuncak begitu saja ketika Sergio mengungkit kembali soal paksaan Sergio yang meminta dia tinggal dengannya. Namun, baru akan mengatakan tidak dia langsung menutup mulutnya lagi ketika teringat bagaimana dirinya digempur habis-habisan saat ia kabur dan menolaknya. Hingga menyebabkan ia dehidrasi dan harus dirawat di rumah sakit.

“Boleh enggak kalau tidak setiap hari. Aku akan menginap sesekali di tempatmu, lagipula aku harus beralasan apa dengan kakakku jika harus tiba-tiba pindah dari tempatnya.” Crist mencoba bernegosiasi dengan jarinya membetuk pola abstrak di dada Sergio, bersikap centil dan agak manja bukan dirinya sekali. Namun, demi diterimanya usulannya Crist mencoba melakukan ini.

“Pilih dua hari dalam seminggu selain weekend,” ucap Sergio setelah mempertimbangkan keinginan Crist.

Crist yang mendengar itu langsung mengangkat wajahnya  dan matanya bersitatap dengan Sergio mempertanyakan, “Kenapa nggak boleh weekend? Kan aku mau juga menghabiskan waktu liburku dengannya.”

“Pilih atau nggak sama sekali, Honey.” Sergio merapikan poni Crist dengan wajahnya yang terlihat kesal namun terlihat lucu di mata Sergio.

“Oke deh, nanti aku pikirin.” Pada akhirnya Crist pasrah dan menerimanya.

Setelah perdebatan singkat itu bukannya melepaskan pelukannya, Sergio justru semakin mempererat itu, dengan tangannya sesekali meremas bokong sintal Crist dibawah sana.

“Tangannya eh, ini masih di kantor nanti kalau ada orang tiba-tiba masuk gimana?” gerutu Crist tak habis pikir dengan bosnya yang kelebihan hormon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tangannya eh, ini masih di kantor nanti kalau ada orang tiba-tiba masuk gimana?” gerutu Crist tak habis pikir dengan bosnya yang kelebihan hormon.

“Memangnya kenapa? Ini kantorku tak masalah aku ingin berbuat apapun.”

Masalahnya itu akan jadi boomerang buat Crist sendiri bukan bosnya, jika ada karyawan yang melihat keadaan mereka seintim ini. Dengan Sergio yang mengirup leher Crist dan sesekali mengecupnya, pasti mereka akan memikirkan hal liar.

The Seductive Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang