Crist merasa tak mempunyai gairah sama sekali, dengan begitu banyak rangsangan yang dilakukan oleh Sergio pada tubuhnya. Tak membuatnya terangsang seperti biasanya, mungkinkah karena suasana hatinya yang buruk. Namun, tentu saja Sergio tak mengetahui kalau ia tak begitu bergairah. Ia menutupinya dengan masih mendesah agar dia tak curiga.
Disaat Sergio dengan semangat mengejar kepuasannya yang bergerak dengan begitu menggebu-gebu hingga badan Crist ikut terlonjak-lonjak karena kuatnya setiap hentakan yang Sergio kerahkan.
Hanya rasa ngilu dibawah sana, namun suasan hati Crist tak dapat menikmatinya. Ada yang mengganjal dalam hatinya.
Sergio bahkan tak membiarkan Crist barang sebentar saja, ia terus menggempurnya tanpa ampun. Agar Crist kelelahan dan tak jadi pulang meninggalkan dirinya, dan Crist sebenarnya paham akan hal itu.
“Gio, lubangku sudah sangat keram dan perih, sudah ya,” pinta Crist melabuhkan kecupan di rahangnya yang begitu tegas.
“Tapi, aku masih ingin. Lihatlah dia masih bangun dan pengen masuk sarangnya.” Sergio menunjuk kejantanannya yang masih berdiri tegak paripurna seakan tak akan tumbang dalam waktu dekat.
Crist menelan ludahnya ngeri sendiri, ia heran mengapa Sergio masih begitu kuat. Padahal pria itu sudah mencapai pelepasan lebih dari empat kali. Bahkan Crist merasa lubangnya dibawah sana sudah sangat penuh, hingga menetes-netes ke lantai karena tak sanggup menampung semuanya.
Apalagi Sergio juga menyuruhnya tak mengelurkannya, ia disuruh mengerutkan lubangnya agar spermanya tak keluar.
“Lubangku sudah begitu penuh, Sayang. Kamu mau ngisi seberapa banyak lagi hm?” tanya Crist sambil melabuhkan kecupan diseluruh wajah Sergio.
Berharap Sergio mau menyudahi permainan mereka. Padahal sebenarnya Crist malas banget harus merayunya, tapi kalau ia tidak manja dan menggoda Sergio, ia akan terus memintanya.
Padahal ia sudah sangat ingin ke tempat Gian. Crist juga sudah mengabari Gian kalau hari ini akan pulang, dia sungkan kalau tidak jadi.
“Aku ingin mengisimu semakin banyak, tapi kalau kamu lelah ya sudah ayo istirahat.” Bukan tanpa alasan Sergio akhirnya menyetujui permintaan Crist yang mengingkan sudah main hari ini. Tapi, usapan lembut jarinya yang lentik di dadanya membentuk pola abstrak sembari memanggilnya sayang membuat Sergio tak bisa menolaknya.
Ia merasa sudah benar-benar jatuh akan pesona Crist, baru dirayu sedikit gini aja ia langsung luluh. Hingga ia melupakan idenya yang ingin menggempur pria manis dalam dekapannya sampai kelelahan hingga melupakan keinginan untuk pulang.
Sergio mendekap tubuh ramping Crist dengan begitu erat, agar Crist tak meninggalkanya. Melihat Crist yang sudah memejamkan matanya lama membuatnya yakin kalau Crist sudah tidur dengan lelap. Hingga akhirnya Sergio juga ikut istirahat.“Good night Honey, My sun,” ucap Sergio melabuhkan kecupan lembut di kening Crist dan terlelap begitu saja.
Crist tak tidur, ia menunggu Sergio tertidur. Agar dirinya bisa pulang malam ini juga, meskipun sudah cukup larut. Tapi, sungguh ia tak bisa disini. Ia melambaikan tangannya di depan muka Sergio memastikan kalau Sergio sudah terlelap sepenuhnya, dan ketika tak ada pergerakan sama sekali karena dia sepertinya sudah sangat lelap.Akhirnya Crist dengan perlahan menyingkirkan tangan kekar Sergio yang melingkar di perutnya, ia sempat berhenti karena sepertinya Sergio bangun, hingga Crist langsung pura-pura tidur lagi. Namun, siapa sangka ternyata gerakannya yang ia kira bangun justru melepaskan pelukannya dari tubuh Crist.
Perlahan namun pasti Crist bangun dari satu lengan Sergio yang ia gunakan sebagai bantalan tadi. Hingga akhirnya ia kini sudah bebas dari dekapan Sergio. Ia mengendap-endap keluar dari kamarnya. Dan menuju kamar lain untuk membersihkan dirinya yang bau sperma dan keringat yang bercampur menjadi satu. Tak mungkin juga dirinya pulang dalam keadaan kacau kayak gini. Yang ada nanti Gian shock melihatnya.
“Mau pulang ya, Crist?” tanya security yang berjaga di depan kantor.
“Eh, iya nih. Udah ditunggu kakak,” jawab Crist canggung.
Karena sejauh ini yang tahu hubungan terlarang antara dirinya dan Sergio hanya security dan sopir yang selalu bersama dengan mereka. Tapi, Sergio menyuruh mereka untuk menjaga rahasia ini. Kalau ada yang tahu tentang mereka itu berarti ada yang bocor dari salah satu mereka. Jadi, mereka harus siap-siap mendapatkan punishment dari Sergio.
“Mr. Sergio sudah tahu kalau Anda pulang?” tanya security.
“Udah, tadi udah pamitan juga. Ya udah, saya duluan ya.” Crist langsung pergi dari sana agar security tadi tak bertanya macam-macam lagi dengannya. Yang ada nanti dirinya gak jadi pulang.
Crist sampai di tempat Gian pukul setengah 12 malam, dan ketika ia membuka pintu dengan kunci yang ia bawa. Siapa sangka ternyata Gian masih terjaga dan sedang menonton film di ruang tengah. Akhirnya ia menghampirinya dan langsung duduk disebelahnya.“Aku kira kamu nggak jadi pulang, Crist.”
“Jadi dong, Kak. Kita kayaknya udah lama banget ya main bareng.”
Gian menganggukkan kepalanya. “Ya mau gimana lagi, kerjaan lagi banyak-banyaknya. Apalagi orderan setelah IFW itu membeludak banget, sampai bagian keuangan harus merecap-nya tiap hari agar tidak terjadi keinginan yang tak diinginkan. Kamu juga aku lihat sering nemenin Mr. Sergio pergi. Pasti padat banget ya jadwalnya.”
Crist hanya terkekeh dan mengendikkan bahunya. Ia sedang tak ingin membahas Sergio sekarang.
“Crist …”
“Hm, kenapa Kak?”
“Aku ingin tanya sama kamu sesuatu. Tapi, tolong jawab jujur ya karena aku sudah menganggapmu adikku sendiri.”
Sepertinya obrolan mereka akan serius nih, Crist menghadap kearah Gian. Penasaran kira-kira apa yang akan ditanyakan Gian padanya?
.
.
.
.
.
.bangun nanti pak gio bingung nyari crist 🤪
waduh emang salah aku nantangin kalian 😭 belum 24 jam udah 200 aja nih ya 🙏
Dahlah gamau lagi dehsee you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seductive Boss
FantasyAda hal yang seharusnya tak mereka lakukan, jarak yang memang harus ada diantara keduanya. akibat sebuah malam yang penuh gairah membuat semuanya menjadi begitu kacau. Kehidupan yang awalnya penuh dengan kebahagiaan serta keceriaan dan seharusnya b...