Chapter 12: Terlupakan

3.4K 177 8
                                    

Crist termenung cukup lama di kamar mandi menunggu aba-aba untuk dirinya diijinkan keluar. Sayangnya kareana terlalu lama menunggu hingga dia ketiduran di dalam. Badannya menyandar di pintu sambil mendekap kakinya guna menghangatkan tubuhnya yang mulai kedinginan beralaskan ubin kamar mandi yang cukup dingin.

Bahkan hingga ia tersadar kembali dari tidurnya, ia langsung panik sendiri karena menyadari ternyata dirinya masih berada di dalam kamar mandi. Helaan nafas terhembus pelan merutuki nasibnya yang sungguh menyedihkan. Lihatlah, bukankah ia seperti bersembunyi dan jelas dirinya bagai simpanan sekarang. Padahal niatnya bekerja disini untuk memulai karirnya, namun mengapa jadi seperti ini sih. Dia bingung sendiri.

Jarum jam terus berputar kala Crist menatapnya ternyata sudah jam menunjukkan pukul delapan malam. Dia bergegas bangkit, namun sebelum ia membuka pintunya. Crist menempelkan daun telinganya ke pintu untuk menguping apakah di luar ada orang atau tidak. Sayangnya diluar terdengar begitu sunyi seperti tak ada kehidupan yang mana kemungkinan besar tak ada orang di dalamnya.

Dengan perlahan Crist membuka pintunya dan melongokkan kepalanya terlebih dahulu untuk melihat kondisi sekitar dan kini ia bisa bernafas dengan lega karena ternyata memang benar tak ada orang disini.

“Goblok banget sih Crist, kenapa jadi orang nurut banget ya sama bos semaunya kek dia,” runtuk Crist sambil berkali-kali memukuli kepalanya dan merutuki dirinya sendiri.

Crist berjalan keluar dari ruangan bosnya untuk menuju ke meja kerjanya, untungnya Jaco sudah pulang. Jadi, dirinya tak harus menjawab pertanyaan aneh-aneh dari rekan kerjanya yang mungkin bisa saja bertanya mengapa ia baru keluar dari ruangan bosnya saat sudah larut seperti ini. Padahal bosnya entah sudah pergi dari kapan karena memang Crist tadi ketiduran di dalam sana.

Sembari menunggu lift membawa dirinya turun kebawah, Crist memijat keningnya sendiri berharap pusing yang tiba-tiba menderanya dari siang itu bisa sirna meskipun itu sebuah hal yang mustahil baginya.

Ting ...

Crist membuka matanya karena ia pikir dirinya sudah sampai di lantai dasar atau lobby kantor ini. Sayangnya dugaannya salah karena ternyata ada orang lain yang ingin masuk ke lift dan siapa sangka orang tersebut adalah orang yang mengajaknya berkenalan beberapa hari yang lalu.

“Loh kamu libur Crist? Apa pekerjaan yang diberikan Mr. Sergio sangat sulit?” tanya orang tersebut karena baru pulang jam segini pasalnya jam pulang kantor ini sekitat jam 5.

“Eh enggak kok Cedric, aku tadi ketiduran di meja kerjaku makanya baru pulang sekarang dan kerjaan yang diberikan Mr. Sergio masih bisa kok aku tangani,” jawab Crist yang tak sepenuhnya benar namun juga tak sepenuhnya salah.

‘Hal yang tersulit memberikan vitamin pada Mr. Sergio,’ rengek Crist dalam hati. Dia belum sepenuhnya ikhlas dengan perilaku bosnya yang semena-mena itu pada dirinya.

“Oh begitu, aku kira sangat sulit hingga kamu lembur seperti ini,” ucap Cedric diselingi tawa lega.

“Kebetulan Jaco mengarahkan jika aku ada yang tidak paham, jadi itu cukup membantu. Kamu sendiri kenapa baru mau pulang jam segini?”

“Ah, aku harus menyelesaikan laporan design karena besok harus presentasi di depan Mr. Sergio secara langsung. Ini biasanya 2 minggu atau sebulan sekali, apakah Jaco belum memberitahumu agenda untuk besok?”

Crist menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan yang dilayangkan Cedric pada dirinya. “Kami tadi terlalu sibuk mengerjakan pekerjaan masing-masing, makanya belum sempet ngobrol soal agenda besok yang itu. Yang kutahu besok Mr. Sergio hanya ada agenda meeting dengan Lorenzee Group.”

“Wah, sepertinya akan ada project besar ya bersama mereka.” Cedric terlihat begitu bersemangat mendengar nama perusahaan itu disebutkan oleh Crist barusan tentang jadwal Sergio.

The Seductive Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang