Chapter 27: Membabi Buta

3.1K 174 6
                                    

Apakah Crist baik-baik saja saat tertangkap oleh Sergio? Tentu saja tidak, Crist dibawa paksa kembali ke hotel tempat mereka menginap. Meskipun sempat adu mulut dan bertengkar di jalanan hingga membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian orang sekitar. Namun, dengan sedikit paksaan Sergio menarik Crist dan membawanya ke mobil mereka.

Tak ada yang menolong Crist karena bagi orang sana, jarang ada yang mau ikut campur masalah orang lain. Lebih baik cari aman dengan tak ikut campur. Alhasil disinilah Crist berada sekarang. Tangannya terikat di belakang ia dipaksa berlutut dengan Sergio yang duduk di sofa.

Tatapan mereka saling beradu, namun mempunyai makna yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan mereka saling beradu, namun mempunyai makna yang lain. Crist dengan emosinya yang meluap-luap karena tertangkap oleh Sergio. Sedangkan Sergio yang memandang remeh kearah Crist, dengan wajah emosinya namun terlihat lucu di matanya.

“Kan aku sudah bilang, Kamu nggak akan bisa lari kemanapun. Apapun yang sudah menjadi milikku tak akan ku lepaskan begitu saja, Honey. Aku sudah bersikap baik padamu, namun kau malah membangkang seperti ini. Hukuman apa yang pantas untukmu hmm?” tanya Sergio dengan kakinya yang sedari tadi tak diam saja. Dia memainkannya di milik Crist, menggeseknya dengan perlahan menggunakan ujung sepatunya yang runcing.

Crist mendesis pelan merasakan itu, terlihat pelan memang namun Sergio menekannya dengan cukup kuat. “Ini sakit, singkirkan kakimu,” pinta Crist.

“Sakit ya? Apa yang ingin kau rasakan untuk melepaskan rasa sakitnya, Honey?” tanya Sergio sambil mencengkram kuat rahang Crist.

Crist menunduk menggelengkan kepalanya, dia memilih diam karena ketika ia berbicara sepertinya Sergio semakin murka dengannya.

“Kenapa diam saja? Jawab lah, udah berani kabur kok.” Crist tetap bungkam dan tak mau lagi menjawab, sembari menahan sakit yang kian mendera karena Sergio semakin menekannya hingga Crist membungkukkan badannya.

Melihat Crist berlutut di depannya membuat ia tersenyum puas. Namun, bukan Sergio namanya kalau puas hanya dengan ini. Kejantanannya yang lebih ingin dipuaskan tentunya. Dia melepas dasinya dan menyumpal mulut Crist dengan itu.

Sergio juga menyuruh Crist untuk berdiri, ia membantu melepaskan celananya. Hingga Crist hanya memakai kemeja putih yang kebesaran di badannya. Dia bisa melihat kejantanan Crist yang memerah mungkin karena ia tekan terus-menerus tadi. Namun, ia tak menghiraukannya.

Sergio membuka celananya juga dan memberi air liurnya untuk membasahinya. Si kecil sudang mengacung tinggi dan bersiap masuk ke sarangnya. Dia berdiri di belakang Crist dan langsung memasukkanya dengan paksa dan sekali hentakan kuat.

Crist menjerit sekeras mungkin saat Sergio melakukannya, pasalnya lubangnya masih kering dan belum dilonggarkan juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Crist menjerit sekeras mungkin saat Sergio melakukannya, pasalnya lubangnya masih kering dan belum dilonggarkan juga. Apalagi Sergio langsung bergerak brutal dan tak beraturan. Itu membuat badan Crist ikut terhentak maju, namun tak sampai terlepas karena Sergio mencengkram leher Crist dengan tangannya. Nafas Crist rasanya tercekat, suaranya tak bisa muncul ke permukaan. Dia tak merasakan nikmat seperti hubungan mereka sebelumnya. Yang ia rasakan kini hanyalah kesakitan yang begitu luar biasa bahkan kakinya bergetar hebat.

Hingga kala Sergio mencapai putihnya dan melepaskannya di dalam. Crist langsung tersungkur saat Sergio tak lagi menahan tubuhnya. Keadaan Crist begitu kacau, kini ia benar-benar seperti pelacur yang habis digunakan langsung dibuang begitu saja.

Sergio meninggalkan Crist begitu saja, ia memakai celananya kembali dan pergi dari sana meninggalkan Crist seorang diri yang menangis tanpa suara. Air matanya meleleh tanpa bisa ia cegah, kalau ia tahu begini. Mungkin dia tadi tak memilih kabur. Namun, nasi sudah menjadi bubur, kini ia seperti sampah tak berguna. Ditinggalkan begitu saja.

Dengan tertatih-tatih menuju sofa ia baringkan tubuhnya di sana dan meringkuk seperti bayi memeluk kakinya sendiri. Dia terlalu lelah menangis hingga tertidur dengan keadaan yang begitu mengenaskan.

Sedangkan Singto pergi ke salah satu bar dekat hotel untuk menikmati paginya. Dia ingin meredakan emosinya karena kalau ia masih ada di dalam hotel yang sama dengan Crist mungkin ia tak akan berhenti menggempurnya, dia harus menjauh sebentar untuk menenangkan diri.

Sepertinya Sergio memang sudah tergila-gila akan sex bersama Crist, dia tak bisa berhenti kalau sudah berada dalam lingkup yang sama.

“Hai bro, ngapain pagi buta seperti ini disini sendirian? Mau cari mangsa ya? Aku ada nih barang bagus,” ucap seseorang yang tiba-tiba duduk di samping Sergio.

Sergio hanya melirik sekilas dan kembali menenggak minumannya lagi. “Sebagus apa sampai kau berani menawarkannya padaku.”

“Ini masih segel, tapi syaratnya barter dengan sekretarismu. Bagaimana?”

Sergio langsung membanting gelasnya dan menatap nyalang kearah orang tadi. “Dengar ya, sekretarisku bukan barang yang bisa kapan saja kau minta. Jadi teruslah bermimpi, Jhon. Kau nggak akan pernah mendapatkanya.”

Baru saja Sergio bangkit dan ingin pergi dari sana, namun langkahnya dihentikan oleh Jhon yang mana dia juga pemilik bar yang ia kunjungi ini.

Jhon memegang pundak Sergio dan berkata, “Oh ayolah, aku ingin mencicipinya sekali.”

Mendengar itu Sergio langsung berbalik badan dan memukulinya dengan membabi buta. Dia mendapatkan sasaran empuk untuk melampiaskan emosinya. Jhon juga ikut membalasnya sebagai perlawanan diri dari serangan Sergio yang begitu tiba-tiba, sayangnya seolah sedang kerasukan setan. Sergio hanya terkena beberapa pukulan saja yang mengakibatkan ujung bibirnya terluka hingga lebam.

Mereka dipisahkan oleh segelintir orang yang masih ada di bar. Sergio sampai di pegangin 4 orang agar tak menerjang Jhon yang sudah tak mempunyai daya. Akhirnya Sergio dilepaskan saat Jhon sudah dibawa pergi dari sana.

“Calm bro! sana pulang,” ucap salah satu pengunjung bar pada Sergio.

Sergio tak menjawabnya dia langsung melenggang pergi dari sana begitu saja. Entahlah ia sudah tak memikirkan kerja samanya lagi dengan Group Lorenzee, mungkin sampe milan ia akan menyuruh Jaco untuk membatalkan rencana kerja sama diantara mereka.

.
.
.
.
.
UDAH YA UP NYA BESOK LAGI AJA, KALIAN GAK PUSING APA BACANYA 😭😭😭👊

Waduh waduh waduh waduh waduh haduh pusing banget nulis chapter ini

Kira-kira crist baik-baik aja nggak ya setelah ditinggalkan dalam keadaan kayak gitu.

Jangan lupa selalu tinggalkan jeja baik vote ataupun komen ya

See you next chapter

The Seductive Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang