Pada akhirnya Crist mengikuti perintah yang sudah dilayangkan oleh bos barunya. Tak mungkin dirinya menolak, apalagi tadi dia baru selesai menandatangani surat kontrak. Yang dia bingungkan adalah apakah dirinya mulai bekerja hari ini?
Mereka makan siang di cafe samping kantor yang kebetulan disana banyak dessert kesukaan Minny. Sergio langsung memesan makanan apa yang akan dia santap untuknya dan Minny juga sudah memilih apa yang dia mau.
"Uncle manis mau makan apa?" tanya Minny dengan imutnya pada Crist yang sedari tadi hanya diam saja.
Crist tersenyum canggung harus menjawab apa? Apakah dirinya harus memesan juga? Bukankah itu tak sopan, itulah yang ada di dalam benaknya sekarang.
"Pesan saja." Jawaban yang sangat singkap, padat, dan jelas. Namun, mampu membuat Crist mengerti.
Setelah selesai memesan makanan meja itu hanya dipenuhi ocehan Minny yang terlihat begitu asik bercengkrama dengan Sergio. Crist memilih bungkam memperhatikan interaksi anak dan ayah itu. Sebenarnya dia sangat sungkan berada di tengah-tengah anak dan ayah ini. Dia pikir pengasuh Minny akan ikut dengan mereka, ternyata dugaannya salah. Pengasuh itu memisahkan diri entah waktu dimana. Hingga Crist baru sadar ketika sampai di cafe ini hanya bertiga saja mereka.
Crist memperhatikan sekeliling, beberapa ada yang melihat kearah meja mereka. Itu membuat Crist ingin kabur saja sekarang.
"Uncle! What's your name?" tanya Minny.
Crist yang awalnya melihat sekitar langsung menatap Minny ketika mendengar suara kecil masuk gendang telinga. Dia sontak tersenyum selebar mungkin dan berkata, "Kamu bisa memanggilku Uncle Crist."
"Wow, lain kali kita ke gereja bareng ya, Uncle." Ajak Minny dengan begitu semangatnya.
Crist yang melihat itu tentu saja terkejut. Anak sekecil ini sudah sering ke gereja, sedangkan dirinya saja kesana terakhir mungkin 10 tahun yang lalu. "Boleh kok."
"Sweety, sini makan dulu," ucap Sergio memotong obrolan Minny.
"Ayah, boleh nggak aku disuapin sama Uncle manis aja?" tanya Minny dengan penuh harap agar keinginannya dikabulkan oleh Sergio.
Sayangnya Sergio menggelengkan kepala menolak permintaan Minny. "Sama Ayah aja ya, Uncle Crist mau makan soalnya."
"Yah, tapi maunya sama Uncle!" Minny memalingkan wajahnya kearah lain menolak suapan yang diberikan oleh Sergio.
Crist yang melihat itu sontak berkata, "Nggak apa-apa kalau mau sama saya kok, Mr. Saya bisa menyuapi Nona Minny sambil makan."
Melihat Minny yang sudah seperti ini apalagi sampai memalingkan wajahnya membuat Sergio memberikan piring Minny pada Crist.
"Harus sampai habis, kalau nggak habis es krim-nya nggak jadi." Ancam Sergio pada gadis kecil yang sekarang sudah tersenyum begitu lebar hingga memperlihatkan deretan gigi yang begitu rapi.
Minny tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya dengan begitu antusias. Terlihat Minny begitu lahap memakan makanannya ketika disuapi oleh Crist. Sergio tersenyum tipis tanpa diketahui oleh dua orang di depannya. Crist terlihat begitu telaten menyuapi Minny, bahkan membersihkan pinggiran mulutnya ketika Minny makan dengan berantakan karena terlalu banyak gerak.
Sergio menelan ludahnya dengan susah payah, entah mengapa semakin lama melihat Crist membuatnya merasa ada yang tak beres. Dia menundukkan kepalanya menahan sesuatu yang tiba-tiba bergejolak.
"Crist, apakah aku bisa percaya denganmu?" tanya Sergio tiba-tiba membuat Crist yang awalnya fokus pada Minny kini mengubah atensinya pada bos yang sedang menatapnya dengan wajah yang menurut Crist sangatlah serius.
"Tentu saja bisa, Mr. Maaf ada apa ya?" tanya Crist dengan hati-hati.
"Tolong bawa Minny bersama denganmu sampai sore karena aku ada meeting habis ini. Nanti aku akan menjemputnya di tempatmu, dan ini card jika Minny ingin jajan atau main." Seergio menjelaskannya dengan panjang lebar. Sedangkan Crist sampai menganga karena terkejut dengan ucapan bos barunya. Ini dirinya langsung bekerja sebagai baby sister, bukannya dia melamar menjadi sekretaris ya tadi pagi? Lalu kemana baby sister Minny yang datang tadi, mengapa dia yang harus mengurus anak ini.
Tapi, meskipun banyak pertanyaan yang bersarang dalam benaknya. Nyatanya Crist tak menyatakan itu, dia hanya bisa tersenyum canggung dan berkata, "Baik, Mr. Saya akan menjaga Nona Minny selagi Anda bekerja."
Sergio menganggukkan kepalanya dan melihat kearah Minny. "Sayang, kamu nurut ya sama Uncle Crist. Nanti Ayah akan menjemputmu kalau pekerjaan Ayah semuanya telah selesai. Minny bisa menjadi anak yang baik ketika bersama dengan Uncle Crist-kan?" tanya Sergio.
"Bisa Ayah," jawab Minny dengan penuh semangat.
"Baiklah aku tinggal dulu ya Crist, itu passwordnya ulang tahun Minny 280817." Belum sempat Crist mengatakan iya pada sang bos. Sergio sudah langsung pergi dari sana meninggalkan mereka berdua dalam keadaan bingung sendiri.
Minny melambaikan tangannya pada Sergio, sampai sosok tersebut menghilang dan tak terlihat kembali.
Crist menatap Minny dengan pandangan iba, dalam benaknya berpikir apakah anak ini selalu ditinggalkan begitu saja oleh Sergio dan lebih mementingkan pekerjaannya. Dia secara reflek mengelus rambut panjang Minny yang sangat lembut itu.
"Ada apa, Uncle?" tanya Minny dengan senyuman lebarnya. Padahal dia baru ditinggalkan ayahnya malah terlihat begitu senang dan tak ada sedih-sedihnya.
Crist tersenyum membalas senyuman tulus Minny. "Nggak apa-apa kok, ayo diteruskan makannya. Terus habis ini kita main ya," ucap Crist menghibur Minny.
Dengan begitu semangat Minny menganggukkan kepalanya dan langsung mengambil sendoknya sendiri melanjutkan makannya. Padahal tadi minta disuapin sama Crist, namun lihatlah sekarang anak manis ini dengan lahap memakan makanannya sendiri.
Crist memesan es krim pada waiters karena tadi Sergio memang belum memesankannya. Lagipula tadi Sergio sudah menjanjikan hal tersebut pada Minny, makanya Crist sekarang yang mewujudkannya karena Sergio harus pergi terlebih dahulu.
Sedangkan Sergio langsung kembali ke kantornya dengan langkah yang begitu tergesa-gesa, sampai mengabaikan sapaan dari beberapa karyawan yang menyapanya tadi ketika mereka berpapasan. Sampai di ruangannya Sergio langsung saja mneguncinya, dia masuk ke dalam kamar yang ada di ruangannya.
Dia merebehkan badannya di ranjang, jantungnya berdetak dengan begitu cepat hingga nafasnya sedikit memburu. Dia melihat ke bawah sana, bagian selatannya menggembung tanpa ada perintah. Sungguh sial bukan, padahal niatnya ingin menikmati makan siang bersama Minny. Sayangnya harus gagal karena hal ini.
Rasa sakit itu semakin menjadi, hingga membuat Sergio langsung saja melepaskan celananya dan menuntaskan hasratnya. Di sela-sela kegiatannya menidurkan bagian selatannya, dia bingung sendiri apa yang membuat junior itu terbangun tiba-tiba. Padahal sepenglihatannya tak ada yang menggoda mata hingga bisa membangkitkan libidonya.
.
.
.
.Minny baru kenal langsung seneng ya ditinggal sama Crist wkwkwk
See you next chapter
31 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seductive Boss
ФэнтезиAda hal yang seharusnya tak mereka lakukan, jarak yang memang harus ada diantara keduanya. akibat sebuah malam yang penuh gairah membuat semuanya menjadi begitu kacau. Kehidupan yang awalnya penuh dengan kebahagiaan serta keceriaan dan seharusnya b...